Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Suatu hari teman saya berkata,
“Ayo kita melakukan dosa kecil.” Dalam hati saya bertanya, “Apa yang dimaksud
dosa kecil?”
Menurut saya perkataan itu
sungguh aneh! Allah tidak pernah membedakan dosa besar dan kecil. Karena Allah
Mahasuci, semua dosa sama di hadapan-Nya.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan Allah tidak
pernah membedakan dosa besar dan dosa kecil. Mereka juga menganggap aneh orang
yang membedakan dosa besar dan dosa kecil. Saya tidak tahu bagaimana mereka
dapat berkata demikian. Seperti orang yang tidak pernah membaca Bible, kafir
Kristen pemuja Yesus tidak tahu kalau Bible juga membedakan dosa besar dan dosa
kecil. Silakan anda baca ayat-ayat di bawah ini;
Kemudian Abimelekh memanggil Abraham dan berkata kepadanya:
"Perbuatan apakah yang kaulakukan ini terhadap kami, dan kesalahan apakah
yang kulakukan terhadap engkau, sehingga engkau mendatangkan dosa besar
atas diriku dan kerajaanku? Engkau telah berbuat hal-hal yang tidak patut
kepadaku." (Kejadian 20:9)
Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Kamu ini
telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN,
mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu." (Keluaran 32:30)
Ketika Ia mengoyakkan Israel dari pada keluarga Daud, maka mereka
mengangkat Yerobeam bin Nebat menjadi raja, tetapi Yerobeam membuat orang
Israel menyimpang dari pada mengikuti TUHAN dan mengakibatkan mereka melakukan dosa
yang besar. (2Raja-Raja 17:21)
Pengampunan Dosa Kecil
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Menurut ajaran Islam, dosa-dosa
kecil lebih mudah mendapatkan pengampunan, “Shalat lima waktu dan shalat Jum’at
ke Jum’at berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya, selama tidak
melakukan dosa besar” (Hadis Shahih Muslim no. 342). Dikatakan, orang bertakwa
yang akan dimasukkan ke surga adalah mereka yang tidak pernah melakukan dosa
besar. “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang
kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang
kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)” (Qs 4: 31).
Namun ketika ditanya mengenai
keselamatan kekal, setiap mukmin akan berkata, “kami belum yakin masuk sorga!”
Mengapa demikian? Perhatikanlah ayat-ayat ini: "Tidakkah engkau ketahui .
. . . Allah . . . menyiksa terhadap siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia
mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya. . . .
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah . . . . Mudah-mudahan Tuhan kamu akan . . .
memasukkan kamu ke dalam sorga ” (Qs 5:40, 66:8).
Jawaban Saya: Setiap Muslim pasti yakin agamanya akan membawa
kepada keselamatan, itu karena agama Islam adalah agama satu-satunya yang di
terima Allah SWT (Ali ‘Imran: 19, 85, 102, Al Maa’idah: 3). Di
tambah banyaknya hadits shahih dari Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang
kepastian umat Beliau pasti masuk surga, menambah keyakinan seorang Muslim
bahwa dirinya kelak akan masuk surga. Tetapi kenapa jika seorang Muslim di
tanya tentang apakah dia masuk surga selalu berkata belum tahu? Itulah sikap
Tawadhu’nya seorang Muslim, hal inilah yang tidak pernah di mengerti oleh kafir
Kristen pemuja Yesus. Walaupun seorang Muslim tahu agamanya menjamin dirinya
masuk surga, itu tidaklah membuat dirinya lekas sombong dan puas diri. Karena
bagaimana pun, untuk masuk surga atau neraka juga tergantung sepenuhnya
bagaimana cara Muslim menjalani hidup, bukan hanya berbekal iman.
Hal tersebut sangat baik, karena
dengan berkeyakinan demikian, seorang Muslim akan sangat berhati-hati dalam
menjalani hidup. Jangan sampai dia berbuat sesuatu yang akan menggugurkan iman
dan amal shalehnya, hingga kelak akan merugi di akhirat. Dan pada akhirnya,
keyakinan seorang Muslim bahwa dirinya belum pasti masuk surga, benar-benar
akan membawanya masuk surga. Bagaimana pun kami lebih suka menjadi seorang
Muslim walaupun tidak pasti masuk surga, dari pada menjadi seorang pemuja Yesus
yang Allah SWT sudah memastikan mereka pasti masuk neraka (Al Maa'idah:
17,73,74).
“Tidakkah kamu tahu, sesungguhnya Allah-lah yang mempunyai kerajaan
langit dan bumi, disiksa-Nya siapa yang dikehendaki-Nya dan diampuni-Nya bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al Maa'idah: 40)
Siapakah orang yang dikehendaki
Allah SWT memperoleh ampunan-Nya dan siapa pula yang dikehendaki akan di
siksa-Nya? Orang yang dikehendaki Allah SWT memperoleh ampunan-Nya adalah
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, sebagaimana firman Allah SWT; Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang
besar. (Al Fath: 29). Sedangkan
orang yang dikehendaki Allah SWT dengan siksa-Nya adalah orang-orang kafir, sebagaimana
firman Allah SWT; Sesungguhnya Kami telah
menurunkan bukti-bukti nyata. Dan bagi orang-orang kafir ada siksa yang
menghinakan. (Al Mujaadilah: 5).
Ayat lainnya: Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada
Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu
akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan
Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di
hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb
kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya
Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (At Tahrim: 8).
Dalam tafsir Ibnu Katsir
dijelaskan bahwa kata semoga atau mudah-mudahan bagi Allah SWT adalah kepastian.
Tidak Ada Pengampunan Dosa Besar
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Bagi orang bertakwa yang pernah
melakukan dosa besar akan tetap berada di neraka sampai selama-lamanya.
Walaupun dia setia menjalankan shalat lima waktu, sholat Jumat, berpuasa penuh
setiap bulan Ramadhan bahkan naik haji ke Mekah. “Dan sesiapa yang membunuh
seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka jahanam, kekal ia
di dalamnya, dan Allah murka kepadanya, dan melaknatkannya serta menyediakan
baginya azab seksa yang besar” (Qs 4:93).
Jawaban Saya: Takwa berasal dari bahasa Arab yang berarti
memelihara diri dari siksaan Allah SWT, yaitu dengan mengikuti segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Seorang Muslim belum dapat
dikatakan bertakwa, apabila masih berbuat dosa, baik itu dengan meninggalkan
kewajiban yang harus dijalankannya atau melakukan larangan yang harus
dijauhinya. Wajib bagi seorang Muslim apabila telah terlanjur berbuat dosa
untuk segera bertaubat kepada Allah SWT, baik apakah itu dosa besar atau pun dosa
kecil. Dosa besar mungkin tidak dapat di ampuni hanya dengan mengerjakan amal
shaleh seperti Shalat Fardhu, Puasa Ramadhan atau haji. Tetapi dosa besar dapat
di ampuni dengan bertaubat, karena Allah SWT menerima taubat hamba-hamba; Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah
menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah
Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang? (At Taubah: 104)
Kafir Kristen pemuja Yesus
mengutip sebuah ayat Al-Qur’an; Dan
barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah
Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya
serta menyediakan azab yang besar baginya. (An Nisaa': 93). Pada ayat tersebut Allah SWT mengancam siapa saja
yang membunuh seorang Mukmin dengan sengaja, maka Allah SWT akan murka,
mengutukinya, serta mengazabnya dengan azab yang besar di neraka Jahanam. Itu
kalau si pembunuh tidak bertaubat sampai datang ajalnya. Karena Allah SWT telah
berjanji akan mengampuni segala dosa selain daripada dosa syirik; Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu,
bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (An-Nisa:
48 dan 116)
Isa Al-Masih Datang Untuk Membebaskan Semua Dosa
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Sorga adalah tempat bagi
orang-orang kudus. Satu dosa pun (kecil maupun besar) tidak Allah ijinkan masuk
ke sorga-Nya. “Tidak akan masuk ke dalamnya [sorga] sesuatu yang najis, atau
orang yang melakukan kekejian atau dusta . . .” (Injil, Wahyu 21:27). Sebab
itu, manusia membutuhkan pertolongan agar dia benar-benar bersih dari dosa
besar dan kecil kalau ingin masuk sorga Allah. Bagaimana dapat bersih dari
dosa? Manusia perlu diselamatkan oleh Pribadi yang kudus dan mampu
menghancurkan kuasa Iblis. Pribadi itu adalah Kalimat Allah. Dia yang pernah
mati disalib guna menanggung hukuman dosa kita. “Dia yang tidak mengenal dosa
telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan
oleh Allah” (Injil, Surat 2 Korintus 5:21).
Jawaban
Saya: Manusia memang tidak dapat melepaskan diri dari
dosa, tidak ada manusia yang dapat melepaskan dirinya dari dosa. Sebagai
makhluk yang tidak dapat lepas dari perbuatan dosa, manusia di tuntut untuk
bertaubat dari dosa-dosanya kepada Tuhan. Dosa dalam Islam dapat di ampuni
dengan cara bertaubat dengan sungguh-sungguh. Oleh sebab itu, seorang Muslim
tidak butuh seorang penebus dosa. Kafir Kristen pemuja meyakini Yesus sebagai pribadi
yang kudus. Padahal Yesus sendiri harus
menebus dosanya dengan mendatangi Yohanes Pembaptis untuk bertaubat dan di
baptis (Matius 3:13). Bagaimana mungkin Yesus
dapat dijadikan korban penebus dosa yang dapat menolong manusia, sementara dia sendiri kalau berdosa harus
mendatangi imam untuk dapat bertaubat dan di baptis. Sungguh tidak masuk akal.
0 Response to "Allah Islam Membedakan Dosa Kecil Dan Besar"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.