“Mengapa terdapat perubahan dalam
terjemahan Alkitab?” Inilah pertanyaan yang sering disampaikan umat Muslim.
Begitu pun dengan guru-guru agama Islam. Sering kali mereka mengajarkan kepada para
muridnya, bahwa orang-orang Kristen telah mengubah Alkitab. Tidak ada bukti
yang mendukung pernyataan ini. Jika kita membandingkan manuskrip satu dengan
yang lainnya, dan juga membandingkannya dengan hasil terjemahan modern, kita
tidak akan menemukan perbedaan-perbedaan yang besar.
Mengapa Terjemahan Alkitab Berbeda-beda?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Semua terjemahan Alkitab
berasal dari manuskrip bahasa Ibrani dan Yunani yang sama. Perbedaan-perbedaan
yang terdapat dalam Alkitab terletak pada terjemahan bahasa modern. Terjemahan
ini tentunya tidak terdapat pada manuskrip yang asli. Perubahan susunan kata
perlu ada, oleh karena itu perlu melakukan penerjemahan. Bukan “mengoreksi.”
Kitab Allah tidak memerlukan pengoreksian. Kitab Allah sudah sempurna! Tidak
ada kesalahan-kesalahan. Orang-orang yang menulis Alkitab menerimanya langsung
dari Allah.
Jawaban Saya: Orang Kristen tidak memiliki kitab dengan bahasa
asli. Yang mereka punyai sampai sekarang adalah kitab-kitab terjemahan, bukan
kitab aslinya. Bahkan manuskrip tertua berbahasa Ibrani dan Yunani yang menjadi
sumber terjemahan Bible bahasa modern ternyata hanyalah terjemahan dari
manuskrip yang lebih tua. Artinya orang Kristen tidak memiliki kitab asli, yang
ada pada mereka hanya kitab terjemahan yang diterjemahkan dari kitab
terjemahan. Oleh karena kitab Kristen adalah terjemahan dan bukan kitab asli.
Maka tidak heran jika pada saat muncul versi kitab yang baru, penerjemah
mengubah, menambah atau mengurangi beberapa kalimat.
Kafir Kristen pemuja Yesus beranggapan
bahwa kitab Allah tidak harus berisi wahyu Tuhan yang diturunkan langsung ke
dunia, tidak harus murni seratus persen dari surga, tidak harus tanpa campur
tangan manusia; tanpa cacat, tanpa kekurangan dan tanpa kelemahan sekecil apapun.
Isi, pesan, makna, bahasa dan ungkapan redaksional kitab Allah juga tidak harus
sempurna sampai ke titik dan komanya. Kitab Allah yang mereka maksud adalah
kitab mereka sendiri, yaitu Bible. Jika keadaan Bible memang seperti yang
mereka gambarkan, maka itu tidak dapat di sebut sempurna.
Kafir Kristen pemuja Yesus
mengatakan bahwa orang-orang yang menulis Bible menerimanya langsung dari
Tuhan. Ya, hanya jika yang menulis kitab tersebut seorang Nabi. Tetapi jika
yang menulis kitab bukanlah seorang Nabi, maka bagaimana dapat dikatakan
penulis menerima langsung dari Allah?
Contohnya Injil-Injil Kristen.
Injil-Injil Kristen di tulis dari cerita-cerita banyak orang, kemudian
dituliskan dalam sebuah kitab. Penulis-penulis Injil juga bukan Nabi-Nabi
Allah, mereka hanya orang-orang biasa. Lalu bagaimana Injil dapat di anggap
kitab Allah, sementara yang menulis Injil bukan seorang Nabi Allah? Oleh karena
Injil bukan berasal dari firman Allah, maka jangan heran anda akan banyak
menemukan kekeliruan atau kesalahan-kesalahan pada ayat-ayatnya. Salah satu
contohnya; Pengarang Injil Yohanes mengatakan dalam Injil yang dia karang bahwa
hanya Yesus yang telah naik ke sorga (Yohanes 3:13). Rupanya dia tidak pernah
membaca Bible hingga tidak tahu kalau ada orang lain selain Yesus yang telah
naik ke sorga. Karena dalam Bible Perjanjian Lama, Elia juga naik ke Sorga
dengan kereta berapi (2Raja-Raja 2:11). Itulah kesalahan fatal yang ada dalam
Injil Kristen. Tetapi oleh karena kafir Kristen pemuja Yesus menganggap kitab
Allah itu tidak harus tanpa cacat, tanpa kekurangan dan tanpa kelemahan sekecil
apapun, maka kesalahan seperti itu tetap mereka terima.
Terjemahan Bahasa Inggris Al-Quran Tidak Identik!
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Terdapat juga perbedaan bahasa
dalam terjemahan-terjemahan Al-Quran. Hal ini karena para penerjemah
berpendapat, pemilihan kata oleh mereka lebih baik dibandingkan dengan
penerjemah-penerjemah lainnya. Contoh perbedaan pada ayat pertama Al-Fatihah
Al-Quran:
Sahih International: In the name
of Allah, the Entirely Merciful, the Especially Merciful.
Yusuf Ali: In the name of Allah,
Most Gracious, Most Merciful.
Shakir: In the name of Allah, the
Beneficent, the Merciful.
Arberry: In the Name of God, the
Merciful, the Compassionate.
Mengapa penerjemah yang satu
menggunakan “Most Gracious” (Maha Pangasih) dan yang lain “Beneficent” (Maha
Pemurah)? Ada dua perbedaan kata dalam Bahasa Inggris dengan arti yang sama.
Penerjemah yang lain menambahkan kata-kata “entirely” (sepenuhnya) dan
“especially” (terutama) pada terjemahannya. Tetapi penerjemah yang satu
menggunakan kata “most” (maha). Apakah mereka sedang mengubah arti dari
Al-Quran? Tentu saja tidak! Hanya penerjemah Arberry yang menggunakan kata
“compassionate” (berbelas kasihan), sementara yang lain menggunakan “merciful” (penyayang).
Yang mana yang benar? Apakah Allah penyayang atau berbelas kasihan?
Semua penerjemah ini berusaha
menerjemahkan Al-Quran dengan sejelas mungkin. Mereka menerjemahkan dari Bahasa
Arab. Tetapi, mereka mempunyai pendapat yang berbeda mengenai pemilihan kata
yang terbaik. Namun, semua terjemahan dengan jelas menyampaikan arti ayat
pertama dari Al-Fatihah.
Jawaban Saya: Yang dimaksud dengan Al-Qur’an itu adalah kitab yang
menggunakan berbahasa asli (Arab). Kalau ada kitab dengan bahasa lain walaupun
itu hasil terjemahan Al-Qur’an, kitab itu tidak dapat di sebut Al-Qur’an. Itu
hanya kitab terjemahan yang hukum berkenaan dengannya berbeda dengan Al-Qur’an.
Perlu diketahui bahwa terjemahan tidak dapat mewakili semua apa yang
diterjemahkan. Hal itu berlaku untuk umum semua karya manusia, lebih-lebih
Al-Qur’an yang firman Allah SWT. Tidak semua kata dalam Al-Qur’an, memiliki
padan kata yang tepat pada bahasa tertentu. Jadi sangat wajar apabila terjadi
perbedaan penerjemahan Al-Qur’an berbahasa asli. Apalagi penerjemahan Al-Qur’an
ke dalam bahasa Inggris, dilakukan oleh pribadi-pribadi, bukan sebuah lembaga
seperti di Indonesia. Yang mana yang benar? Apakah Allah penyayang atau berbelas kasihan? Penerjemahan yang paling
benar adalah yang paling mendekati arti kata dalam bahasa aslinya.
Sebuah Alkitab Untuk Setiap Orang!
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Allah ingin setiap orang
mengerti Alkitab! Pesan dari Kitab Allah tidak hanya untuk mereka yang membaca
bahasa Ibrani dan Yunani. Allah ingin semua orang mengetahui bahwa Ia mengasihi
mereka dan mengutus Isa Al-Masih untuk mati tersalib bagi dosa mereka. Allah
ingin memiliki hubungan dengan setiap orang. Apakah Anda sudah memiliki hubungan
pribadi dengan Allah? Satu-satunya cara agar kita dapat mengetahui Allah adalah
dengan membaca Kitab Allah. Dan satu-satunya cara agar kita dapat memahami
sepenuhnya Alkitab adalah membacanya
dengan bahasa kita.
Contohnya, Alkitab berkata,
“Lihat, Aku [Isa Al-Masih] berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada
orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk
mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama
dengan Aku” (Wahyu 3:20).
Kita dapat mengerti ayat suci ini
karena penulisan yang sederhana dalam Bahasa Indonesia. Isa Al-Masih berkata,
jika kamu membuka pintu hatimu dan mengundang Ia masuk, Ia akan memulai sebuah
hubungan denganmu!
Jawaban Saya: Mungkin dengan penerjemahan Bible ke dalam bahasa-bahasa
dunia, setiap orang menjadi mengerti isi pesan yang terdapat dalam Bible. Itu mungkin
saja benar. Tetapi apa jaminannya jika hasil penerjemahan Bible ke dalam bahasa
lain tersebut tepat atau tidak ada manipulasi di dalamnya, jika
Bible yang aslinya saja sudah tidak ada? Berbeda dengan terjemahan Al-Qur’an. Walaupun
ada kekeliruan dalam terjemahan Al-Qur’an atau terjemahan Al-Qur’an sudah tidak
relevan dengan perkembangan bahasa pada suatu zaman, maka terjemahan Al-Qur’an
dapat diperbaiki dengan mengacu pada Al-Qur’an yang asli. Itulah pentingnya
menjaga kitab suci dengan bahasa aslinya.
0 Response to "Al-Quran dan Alkitab - Terdapat Perubahan Dalam Terjemahannya!"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.