Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Salah satu penyebab orang
Kristen menjadi Islam (mualaf) ialah bingung soal ajaran Kristen, seperti Allah
Tritunggal dan sebagainya. Namun penyebab orang Islam masuk Kristen ialah
alasan-alasan yang bersifat rohani dan keselamatan. Dengan memahami
alasan-alasan mereka, kita akan beroleh manfaat besar bagi iman kita dalam
beragama.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus membuat berbagai alasan
yang menurut mereka menjadi penyebab orang Islam masuk Kristen. Mereka menyebut
nama beberapa orang yang mereka sebut mantan Islam, yang saya yakin adalah
nama-nama fiktif hasil imajinasi kafir Kristen. Itu dapat dilihat dari berbagai
alasan yang mereka buat ternyata sama sekali tidak ada yang baru. Semuanya
hanyalah pengulangan dari fitnah lama mereka terhadap Islam. Saya pun lebih
banyak menjawab dengan copy-paste dari postingan saya sendiri.
Alasan yang Bersumber dari Al-Quran
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Seorang mantan Muslim dari
Afrika Timur berkata, “Di dalam Al-Quran dikatakan, jika Anda bingung tanyalah
pada orang-orang yang punya kitab terdahulu.”
“Maka jika kamu (Muhammad) berada
dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah
kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu . . .” (Qs 10:94). Menurut
ayat itu, bukankah umat Muslim wajib bertanya kepada orang Kristen atau membaca
Alkitab agar beroleh kebenaran tentang Isa Al-Masih?
Jawaban Saya: Maka jika kamu
(Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu,
maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu.
Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah
sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. (Yunus: 94)
Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan
ayat di atas mewajibkan umat Islam untuk bertanya kepada orang Kristen agar
memperoleh kebenaran tentang Yesus. Pendapat tersebut salah BESAR. Ayat di atas
memang menyarankan Nabi Muhammad SAW (BILA RAGU) agar bertanya kepada Ahli
Kitab perihal kisah-kisah Bani Israel di ayat-ayat sebelumnya. Namun, apakah
Nabi Muhammad SAW ragu-ragu terhadap wahyu yang turun kepada Beliau? Tidak,
tidak sama sekali! Nabi Muhammad SAW tidak pernah bertanya kepada Ahli Kitab
tentang kisah-kisah Bani Israel, karena Beliau tidak pernah ragu-ragu terhadap
wahyu yang Ia terima. Umat Islam akan meneladani Nabi Muhammad SAW dalam
menerima wahyu Allah SWT, tidak ragu dan tidak perlu bertanya pada Ahli Kitab
atau Alkitab (Bibel).
Umat Islam juga telah memperoleh
kebenaran tentang Nabi Isa AS atau Yesus dengan membaca Al-Qur’an. Menurut
Al-Qur’an Nabi Isa AS atau Yesus hanyalah Nabi dan hamba Allah SWT (Maryam:
30), bukan Tuhan (Al Maa'idah: 116), dan bukan pula anak Tuhan (Maryam: 88).
Tidak mati di bunuh dan tidak pernah di salib (An Nisaa': 157).
Alasan yang Berkaitan dengan Muhammad
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Amid Hasan dari Banglades
berkata, “Muhammad bukanlah Juruselamat, sedangkan nama 'Isa' itu sendiri
berarti Juruselamat.”
Kesimpulan Hasan tepat! Sebab
Muhammad jujur mengakuinya. “. . . sesungguhnya aku [Muhammad] adalah seorang
pemberi peringatan . . ." (Qs 22:49). ". . . aku tidak mengetahui apa
yang akan diperbuat terhadapku dan tidak pula terhadapmu . . .” (Qs 46:9).
Karena berdosa, maka Muhammad minta ampun. "Ya Allah! Ampunilah saya!
Kasihanilah saya . . ." (Sahih Bukhari Vol. 5 Buku 59 No. 715).
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Nabi
Muhammad SAW bukanlah juru selamat, sedangkan Yesus mereka anggap juru selamat.
Padahal penyebutan juru selamat untuk Yesus di dalam Injil Kristen hanya
terdapat pada dua ayat, Lukas 2:11 dan Yohanes 4:42. Itu pun bukan Yesus
sendiri yang menyebutkan dirinya juru selamat. Yesus yang di percaya oleh kafir
Kristen sebagai juru selamat, ternyata tidak pernah sekali pun menyebut dirinya
juru selamat.
Firman Allah SWT,
Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul
dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula)
terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan
aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan." (Al
Ahqaaf: 9).
Abu Bakar Al-Huzali telah
meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri sehubungan dengan makna firman-Nya: dan aku
tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula)
terhadapmu. (Al-Ahqaf: 9) Adapun di akhirat, maka mendapat pemaafan dari Allah,
dan telah diketahui bahwa hal itu berarti dimasukkan ke dalam surga. Tetapi
Nabi SAW mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apakah yang akan dilakukan
terhadap dirinya dan tidak (pula) terhadap diri mereka di dunia ini. Apakah
beliau SAW akan diusir sebagaimana para nabi sebelumnya diusir dari negerinya?
Ataukah beliau akan di bunuh sebagaimana para nabi terdahulu banyak yang
dibunuh? Nabi SAW bersabda, "Aku tidak mengetahui apakah kalian akan
dibenamkan ke dalam bumi ataukah dilempari batu-batuan dari langit?"
Pendapat inilah yang dijadikan
pegangan oleh Ibnu Jarir, dan bahwa tiada takwiI lain selain ini.
Dan memang tidak diragukan lagi
pendapat inilah yang sesuai dengan takwil ayat, karena sesungguhnya mengenai
nasib di akhirat sudah dapat dipastikan tempat kembali Rasulullah SAW adalah
surga, begitu pula orang-orang yang mengikutinya. Ada pun apa yang dilakukan
terhadap dirinya (Nabi SAW) di dunia ini, maka beliau tidak mengetahui apakah
akibat dari urusannya dan urusan orang-orang musyrik Quraisy, bagaimanakah
kesudahannya nanti, apakah mereka akan beriman ataukah mereka tetap pada kekafirannya
yang akibatnya mereka akan diazab dan dimusnahkan. (Tafsir Ibnu Katsir).
Jadi ketidaktahuan Nabi yang di
maksud dalam Al Ahqaaf: 9 adalah ketidaktahuan atas nasib beliau di dunia,
apakah beliau akan di usir atau akan di bunuh oleh orang-orang kafir. Mengenai
nasib Nabi Muhammad SAW di akhirat sudah dapat dipastikan tempat kembali
Rasulullah SAW adalah surga, karena Allah SWT telah melimpahkan rahmat-Nya
kepadanya (Shahih Bukhari 5982).
Umatnya pun di jamin pasti masuk surga, selagi mereka beriman kepada Allah SWT
dengan keimanan yang benar dan taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Sinan telah menceritakan kepada kami
Fulaih telah menceritakan kepada kami Hilal bin Ali dari 'Atha bin Yasar dari
Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap
umatku masuk surga selain yang enggan, " Para sahabat bertanya,
"Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?" Nabi menjawab: "Siapa
yang taat kepadaku masuk surga dan siapa yang membangkang aku berarti ia
enggan." (Shahih
Bukhari: 6737).
Kafir Kristen pemuja Yesus
mengutip sebuah hadits yang disebutnya dari Shahih Bukhari 1573. Namun hadits
dengan isi persis seperti kutipan kafir Kristen di atas tidak dapat saya
temukan, tetapi ada hadits yang memiliki makna sama, Telah menceritakan
kepada kami Mu'alla bin Asad Telah menceritakan kepada kami Abdul 'Azid bin
Mukhtar Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Urwah dari Abbad bin Abdullah
bin Zubair bahwa Aisyah mengabarkan kepadanya; dia mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam berkata sebelum beliau wafat di pangkuan Aisyah
dan ia pun mendengar ucapan beliau; "Ya Allah, Ampunilah aku,
berikanlah rahmat kepadaku dan pertemukanlah aku dengan kekasihku!" (Shahih Bukhari: 4086).
Kafir Kristen pemuja Yesus memang
sering memahami sesuatu dengan pola sebab akibat. Misalnya kalau Nabi Muhammad
SAW berdoa untuk di ampuni dosanya, berarti Nabi Muhammad SAW pernah melakukan
maksiat, padahal tidak harus demikian. Jika pola mereka itu di pakai, maka
Yesus pun dapat di asumsikan pernah bermaksiat. Yesus dalam Injil memang tidak
pernah doa agar dosanya di ampuni, tetapi dalam Injil Yesus diceritakan pernah
dibaptis (Matius 3:13). Baptis itu tanda bahwa orang itu telah bertaubat. Orang
yang melakukan taubat biasanya karena telah melakukan perbuatan dosa dan ingin
agar dosanya di ampuni oleh Tuhan melalui pembaptisan. Kalau Yesus dibaptis itu
berarti Yesus pernah melakukan perbuatan dosa dan ingin agar dosanya di ampuni
Tuhan melalui pembaptisan.
Alasan Soal Isa Al-Masih
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis:
Menurut Al-Quran “. . . Al Masih, Isa . . . adalah utusan Allah, kalimat-Nya
yang Ia kirimkan kepada Maryam, dan juga roh dari-Nya” (Qs 4:171). Setelah
mempelajari Injil, Jalal, dari Asia Selatan mengatakan “Yesus [Isa Al-Masih] .
. . adalah Allah . . . Saya yakin bahwa Dia datang untuk dosa-dosa kami karena saya
adalah orang yang berdosa besar . . . Muhammad adalah nabi, tetapi Sayidina
Al-Masih adalah Allah dan kehidupan-Nya adalah teladan bagi saya . . .”
Amal, seorang wanita mantan
Muslim dari wilayah Arab mengakui “. . . Dia (Isa Al-Masih) adalah Allah dan
Tuhanku.”
Injil Allah meneguhkan kesimpulan
Jalal dan Amal, bahwa Isa “. . . adalah Kalam. . . Kalam itu adalah Allah”
(Kitab Suci Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1). Seorang Islam dari wilayah Afrika
Barat. “Saya tahu bahwa saat Nabi Muhammad meninggal, mereka mengubur dia.
Namun ketika Yesus [Isa Al-Masih] mati, Dia bangkit kembali dan Allah
membawa-Nya ke sorga.Yesus [Isa Al-Masih] adalah . . . Allah.”
Nama Yesus/Yeshua [Isa Al-Masih]
berarti “ . . . karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa
mereka” (Injil, Rasul Besar Matius 1:21). Karena berkuasa mengampuni dosa dan
menjamin manusia masuk sorga, maka Isa Al-Masih pastilah Allah.
Jawaban Saya: Al-Qur’an surah An-Nisa: 171 berisi peringatan Allah
subhanahu wa ta’ala terhadap ahli kitab termasuk kafir Kristen untuk tidak
berlebihan-lebihan dalam beragama. Itulah sebabnya kafir Kristen pemuja Yesus
mengutip ayatnya sepotong-sepotong untuk menyembunyikan kebenaran dengan maksud
agar dapat menyesatkan banyak orang. Yang dapat mereka sesatkan tentu saja
orang-orang Kristen awam yang tidak pernah membaca terjemahan Al-Qur’an.
Sedangkan umat Islam, mereka tidak akan disesatkan dengan cara licik dan penuh
tipu daya seperti itu.
Wahai Ahli Kitab, janganlah
kalian melampaui batas dalam agama kalian, dan janganlah kalian mengatakan
terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putra Maryam itu,
adalah utusan Allah dan (yang terjadi dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya
kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kalian kepada
Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kalian mengatakan, "(Tuhan itu)
tiga," berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagi kalian.
Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Mahasuci Allah dari mempunyai anak,
segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah untuk
menjadi Pemelihara. (An-Nisa: 171).
Allah subhanahu wa ta’ala
melarang Ahli Kitab bersikap melampaui batas dan menyanjung secara berlebihan.
Hal ini dilakukan oleh orang-orang kafir Kristen pemuja Yesus karena mereka
melampaui batas sehubungan dengan Isa Al-Masih. Mereka mengangkatnya di atas
kedudukan yang telah diberikan oleh Allah kepadanya, lalu memindahkannya dari
tingkat kenabian sampai menjadikannya sebagai tuhan selain Allah yang mereka
sembah sebagaimana mereka menyembah Dia.
Sesungguhnya Al-Masih, Isa
putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang terjadi dengan) kalimat-Nya
yang disampaikanNya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya.
(An-Nisa: 171)
Sesungguhnya Isa Al-Masih itu
hanyalah seorang hamba Allah subhanahu wa ta’ala dan makhluk yang
diciptakan-Nya. Allah berfirman kepadanya, "Jadilah kamu," maka
jadilah dia. Isa Al-Masih hanyalah utusan-Nya dan kalimat-Nya yang Allah
sampaikan kepada Maryam. Isa Al-Masih dipanggil “Kalimatullah” disebabkan
oleh proses kejadian ‘Isa AS sendiri yang diciptakan dengan kalimat “kun”
(jadilah) tanpa proses hubungan biologis pria dan wanita sebagaimana manusia
lainnya. Proses kejadian ‘Isa adalah sama seperti kejadian Adam yang tiada
berbapa atau beribu, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Sesungguhnya misal
(penciptaan) ‘Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam
dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia),
maka jadilah dia. (Ali Imran: 59).
Maka di sini jelaslah kepada kita
bahwa Al-Qur’an tidak pernah menganggap ‘Isa Al-Masih itu adalah Allah, malah
memandangnya sebagai seorang manusia biasa, sama seperti Adam AS. Jika kafir
Kristen pemuja Yesus masih ngeyel mengatakan bahwa Al-Qur’an membenarkan
doktrin sesat Kristen bahwa Isa adalah tuhan Allah, maka dengan menggunakan
metodologi mereka sendiri, kita perlu menambah seorang lagi ke dalam doktrin
Trinitas mengikut ayat di atas, yaitu Nabi Adam AS, karena beliau juga terjadi
dengan “kalimat Allah”, yaitu “kun” (jadilah)!
Kafir Kristen pemuja Yesus masih
saja mengutip Yohanes 1:1 untuk mendukung keyakinan sesat mereka. Padahal ayat
tersebut bukanlah firman Tuhan dan bukan pula ucapan Yesus. Ayat tersebut
adalah hymne Platonis yang diperkenalkan oleh Philo dari Alexandria. Bunyi
kalimat pertama adalah “Pada mulanya adalah Logos (firman), Logos (firman) itu
bersama dengan Tuhan, dan Logos (firman) itu berasal dari Tuhan.”
Penyalin Kitab Yohanes kemudian
mengadopsi hymne ini dan menempatkannya sebagai pembukaan Injil Yohanes, lalu
merubah kalimat: “Logos itu berasal dari Tuhan” menjadi “Firman itu adalah
Tuhan.”
Pencaplokan ajaran Platonis oleh
penyalin Injil Yohanes ini, dijelaskan oleh bapa gereja Santo Agustinus dalam
bukunya The Confession of St. Augustine di bawah sub judul ‘Kitab Suci dan
Filsafat Penyembah Berhala’ sebagai berikut: “… Buku filsafat Platonis yang
telah diterjemahkan dari bahasa Yunani ke bahasa Latin. Di dalamnya saya baca,
walaupun tidak sama persis tetapi jalan pikirannya sama, didukung dengan
berbagai argumen bahwa: Pada mulanya adalah firman, dan firman itu bersama
Tuhan, dan firman itu adalah (dari) dari Tuhan. Segala sesuatu dijadikan oleh
dia (firman) dan tanpa dia (firman) tidak ada yang dijadikan.”
Catatan kaki Alkitab The New
Testament of the New American Bible, 1970 hal. 203, memperkuat pendapat bahwa
Yohanes 1:1-18 bukanlah bagian Injil Yohanes, melainkan karya lepas yang kemudian
dimasukkan menjadi pembuka kitab Yohanes tersebut: “Yohanes 1:1-18; pembukaan
ini merupakan hymne berbentuk syair, mungkin berasal dari karya bebas, yang
kemudian baru dikutip dan diedit untuk berperan sebagai pembuka Injil.”
Dalam Injil Kristen Yesus
berkata, Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia
berkuasa mengampuni dosa" — lalu berkatalah Ia kepada orang
lumpuh itu — : "Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan
pulanglah ke rumahmu!" (Matius 9:6). Yesus menyatakan bahwa
dirinya berkuasa mengampuni dosa, bukan berarti Yesus dapat mengampuni
perbuatan dosa sebagaimana Tuhan mengampuni dosa manusia. Kuasa mengampuni dosa
yang dimaksud oleh Yesus adalah kuasa Yesus yang dapat menyembuhkan penyakit.
Karena pada masa itu bangsa Israel meyakini bahwa penyakit timbul akibat dosa
yang dilakukan manusia. Oleh sebab itu setelah Yesus mengatakan dirinya
berkuasa mengampuni dosa, dia membuktikannya dengan menyembuhkan orang lumpuh.
Kuasa Yesus yang dapat menyembuhkan orang sakit bukan berasal dari kuasanya
sendiri, tetapi kuasa dari Tuhan. Kuasa yang dimiliki oleh Yesus tidak dapat
dijadikan alasan untuk memujanya sebagai Tuhan. Ayatnya masih terbaca dengan
jelas sampai dengan sekarang.
Pada suatu hari ketika Yesus
mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya.
Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa
Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. (Lukas
5:17)
Kafir Kristen pemuja Yesus
mengatakan bahwa Yesus menjamin pemujanya hidup kekal di sorga, tetapi di mana
ayatnya? Yesus sama sekali tidak dapat menjamin keselamatan. Yang dilakukan
oleh Yesus hanya dapat menyiapkan surga (Yohanes 14:2), bukan untuk menjamin
pemujanya masuk surga (Matius 20:23). Yesus menyiapkan rumah di surga hanya
untuk 144 ribu bangsa Israel (Wahyu 7:4), itu artinya hanya 144 ribu dari
bangsa Israel yang mendengar dan melakukan perkataan Yesus (Lukas 6:47) yang
akan masuk surga. Jadi bagi kafir Kristen pemuja Yesus yang hanya mendengar perkataan
Yesus tetapi tidak melakukannya, apalagi kalau anda bukan dari bangsa Israel
seperti kafir Kristen, bersiaplah kalian untuk gigit jari.
Dari Al-Quran ke Wahyu Allah
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Baik Al-Quran maupun Wahyu
Allah/Alkitab (Taurat, Zabur dan Injil) menyaksikan Isa Al-Masih. Tidak bijak
bukan, jika mengenal Isa Al-Masih dari Al-Quran saja? Anda dapat mengenal Isa
secara lengkap melalui Wahyu Allah.
Jawaban Saya: Injil Kristen bukanlah kitab wahyu. Injil Kristen
sebenarnya hanyalah tulisan-tulisan hasil karya banyak orang yang tidak dikenal.
Orang Kristen yang hidup di awal kekristenan tidak pernah menganggap
Injil-Injil tersebut sebagai Kitab Suci atau Wahyu Allah. Mereka hanya
menganggapnya tidak lebih dari kisah rakyat. Seiring dengan keinginan gereja
untuk menjadikan Injil Kristen sebagai Kitab Suci, maka Injil-injil tersebut
diberi nama dengan nama-nama murid Yesus. Padahal tidak ada satu ayat pun dalam
Perjanjian Baru yang menceritakan murid-murid Yesus menulis sebuah kitab. Tidak
mungkin bagi seorang Muslim mempercayai Injil Kristen, sementara orang Kristen
yang hidup di awal kekristenan saja tidak pernah menganggap Injil Kristen
sebagai kitab suci atau Wahyu Allah.
0 Response to "Alasan Para Muslim Mengikut Isa Al-Masih"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.