Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Ada hal yang merisaukan Muslim
modern saat ini berkenaan dengan beberapa ayat-ayat Quran yang sedemikian
eksplisit membela kaum Nasrani sehingga terkesan seolah kaum Muslim di
“diskriminasikan” oleh Allah secara sengaja. Para Ulama Islam merasakan
kegamangan menghadapi kenyataan ini, dan ini tampak dalam cara mereka
menafsirkan ayat-ayat tersebut yang tidak memadai. Tantangan ada di depan mata,
dan Muslim akan bertanya dua perkara tentang iman:
Apakah benar bahwa baik Muslim
maupun Nasrani sama-sama bisa selamat, naik ke Surga, mengingat rujukan:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang
Nasrani dan orang-orang Shabiin , siapa saja di antara mereka yang benar-benar
beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima
pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak
(pula) mereka bersedih hati”. (QS.2:62)
Jawaban Saya: Muslim dan para Ulama tidak pernah risau atau gamang
dalam beragama. Itu karena kami memahami ayat-ayat Al-Qur’an melalui
kaidah-kaidah yang benar. Tidak seperti kafir Kristen pemuja Yesus yang
berusaha memahami maksud ayat-ayat Al-Qur’an hanya melalui terjemahannya saja. Kafir
Kristen pemuja Yesus juga hanya membaca beberapa ayat-ayat Al-Qur’an yang
mereka anggap menguntungkan keyakinan mereka. Padahal jika mereka jujur dalam
membaca terjemahan Al-Qur’an, mereka akan menemukan banyaknya celaan terhadap
orang-orang Nasrani atau Kristen. Contoh ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi celaan
terhadap Yahudi dan Nasrani atau Kristen adalah sebagai berikut;
Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak
akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani."
Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah:
"Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar."
(Al Baqarah: 111)
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan
orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah." Demikianlah
itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang
kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai
berpaling? (At Taubah: 30)
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah
anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya." Katakanlah: "Maka mengapa
Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Al Maa'idah: 18)
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam."
Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi
kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta
ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?." Kepunyaan
Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Al Maa'idah: 17)
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al
Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan)
Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah
neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun. (Al Maa'idah: 72)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab (Yahudi dan
Nasrani) dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka
kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (Al Bayyinah: 6)
Kafir Kristen pemuja Yesus
bertanya tentang sebuah ayat Al-Qur’an yang mereka katakan Muslim dan Nasrani
atau Kristen sama-sama bisa selamat masuk surga.
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang
Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar
beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima
pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak
(pula) mereka bersedih hati. (Al
Baqarah: 62)
Ayat tersebut diturunkan
berkenaan dengan teman-teman Salman Al-Farisi. Ketika ia sedang
berbincang-bincang dengan Nabi SAW, lalu ia menyebutkan perihal teman-teman
yang seagamanya di masa lalu, ia menceritakan kepada Nabi berita tentang
mereka. Untuk itu ia mengatakan, "Mereka salat, puasa, dan beriman
kepadamu serta bersaksi bahwa kelak engkau akan diutus sebagai seorang
nabi." Setelah Salman selesai bicaranya yang mengandung pujian kepada
mereka, maka Nabi Saw. bersabda kepadanya, "Hai Salman, mereka termasuk
ahli neraka." Maka hal ini terasa amat berat bagi Salman.
Iman orang-orang Yahudi itu ialah
barang siapa yang berpegang kepada kitab Taurat dan sunnah Nabi Musa AS, maka
imannya diterima hingga Nabi Isa AS datang. Apabila Nabi Isa telah datang,
sedangkan orang yang tadinya berpegang kepada kitab Taurat dan sunnah Nabi Musa
AS tidak meninggalkannya dan tidak mau mengikut kepada syariat Nabi Isa, maka
ia termasuk orang yang binasa.
Iman orang-orang Nasrani ialah
barang siapa yang berpegang kepada kitab Injil dari kalangan mereka dan
syariat-syariat Nabi Isa AS, maka dia termasuk orang yang mukmin lagi diterima
imannya hingga Nabi Muhammad SAW datang. Barang siapa dari kalangan mereka yang
tidak mau mengikut kepada Nabi Muhammad Saw dan tidak mau meninggalkan sunnah
Nabi Isa AS serta ajaran Injilnya sesudah Nabi Muhammad SAW datang, maka dia
termasuk orang yang binasa.
Singkat kata, siapa saja yang
hidup sesudah di utusnya Nabi Muhammad SAW dan telah sampai dakwah Islam
kepadanya, baik dia Yahudi atau Nasrani, maka wajib baginya mengikuti syariat
agama yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW, karena Allah SWT sudah tidak lagi menerima
agama selain Islam, sebagaimana firman-Nya; Barang
siapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Ali Imran: 85).
Dalam sebuah hadis shahih Nabi
Muhammad SAW bersabda; "Demi Dzat
yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini
baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak
beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk
penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Jikalau Nasrani juga bisa sama
naik ke Surga, maka tidakkah MUSLIM PINTAR akan memilih jadi Nasrani, ketimbang
Islam, mengingat TIGA rujukan Quran di bawah ini?
Mari kita petikkan 3 ayat “paling
rawan” (yang bisa-bisa menggoyahkan/memurtadkan iman Muslim) yang telah banyak
dipertanyakan oleh orang-orang Muslim sendiri tapi tanpa solusi. Alhasil Muslim
sepertinya dibiarkan untuk memilih sendiri mana tafsiran yang paling FAVORIT,
menguntungkan, bagi setiap mereka terhadap janji-janji Allah yang berbau “diskriminatif”.
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al Kitab,
kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezki-rezki yang baik dan
Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya)”. (Qs.45:16)
Jawaban Saya: Seorang Muslim yang pintar justru tidak akan memilih
menjadi Nasrani atau Kristen. Karena agama yang diterima oleh Allah SWT
hanyalah agama Islam dan orang-orang yang memilih agama selain Islam akan
merugi di akhirat (Ali Imran: 85). Agama Nasrani atau Kristen tidak akan dapat
mengantarkan pemeluknya selamat masuk surga, kecuali jika mereka yang beragama
Nasrani atau Kristen hidup sebelum Nabi Muhammad SAW di utus menjadi Nabi.
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al Kitab
(Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezki-rezki
yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya). (Al Jaatsiyah: 16)
Kafir Kristen pemuja Yesus terlalu
memaksa kalau menganggap ayat di atas sebagai jaminan kebenaran agama Yahudi
atau Nasrani. Ayat tersebut sama sekali tidak menyinggung agama. Ayat tersebut
menegaskan bahwasanya Allah SWT melebihkan bangsa Israel di atas bangsa-bangsa
lainnya di dunia. Walaupun bangsa Israel diberikan kelebihan di atas
bangsa-bangsa lain di dunia, jika orang-orang Israel tidak mau beragama dengan
agama Islam, maka mereka akan merugi di akhirat.
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Hanya garis keturunan Ya’qub.
Sepertinya benar bahwa tak ada keturunan Ismail yang menyandang kenabian dan
Kitab. Sekalipun Quran ada mengatakan bahwa Ismail itu nabi, namun secara
historis tidak dikenal satu pun nabi yang muncul dari garis keturunan Ismail
selama 2500 tahun (!) hingga kepada Nabi Muhammad seorang. Dan ini akan sulit
masuk ke akal mengingat Nabi Muhammad juga mengatakan bahwa jumlah seluruh nabi
di bumi adalah 124.000 orang yang terbagi-bagi ke semua negeri. Artinya tiap
negara tentulah kebagian jatah SEJUMLAH NABI, dan ini tidak ada kejadiannya
(tidak tercari dalam sejarah) bagi negara-negara dengan penduduk terbesar
seperti Tiongkok, India, Jepang, Mesir, dan Indonesia misalnya.
Lebih dari pada itu, sejujurnya
Ismail sendiri pun tidak pernah mendapat wahyu apapun dari Allah. Allah tak
pernah berbicara kepadanya sebagaimana halnya dengan Ibrahim, ayahnya dan
saudaranya Ishaq dll. Jadi bagaimana sejatinya ia bisa disebut NABI ALLAH? Apa
definisi Nabi menurut Allah sendiri?
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus sejak dari dulu memang
menganggap hanya keturunan Ya’kub yang memperoleh kenabian. Mereka alergi
dengan Nabi Ismail AS yang menurunkan bangsa Arab. Itu karena Bible Perjanjian
Lama yang kitab orang Yahudi menggambarkan Nabi Ismail AS dengan gambaran
buruk. Mereka tahu kalau Nuh itu Nabi, padahal beliau bukan keturunan Ya’kub.
Dalam Al-Qur’an ada nama Adam, Idris, Hud, Shaleh dan Luth. Mereka semua
nabi-nabi Allah SWT dan mereka bukan keturunan Ya’kub. Al-Qur’an dengan sangat
jelas menyatakan setiap umat memiliki seorang Rasul, sebagaimana firman Allah
SWT; Tiap-tiap umat mempunyai rasul;
maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka
dengan adil dan mereka (sedikit pun) tidak dianiaya. (Yunus: 47)
Kafir Kristen pemuja Yesus juga
mengatakan bahwa Nabi Ismail AS tidak pernah mendapat wahyu apapun dari Allah. Tentu
saja karena yang mereka baca adalah kitabnya orang Yahudi yang dengki dengan
bangsa Arab keturunan Nabi Ismail AS. Sedangkan Al-Qur’an dengan sangat jelas
menyatakan Nabi Ismail AS memperoleh wahyu sebagaimana Nabi-nabi lainnya. Allah
SWT berfirman; Sesungguhnya Kami telah
memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh
dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula)
kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus,
Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (An Nisaa': 163)
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: “Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan
Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya
mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka [428]. Di antara
mereka ada golongan yang pertengahan [429]. Dan alangkah buruknya apa yang
dikerjakan oleh kebanyakan mereka”. (Qs.5:66)
[428]. Maksudnya: Allah akan
melimpahkan rahmat-Nya dari langit dengan menurunkan hujan dan menimbulkan
rahmat-Nya dari bumi dengan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang buahnya melimpah
ruah.
[429]. Maksudnya: orang yang
berlaku jujur dan lurus dan tidak menyimpang dari kebenaran.
Di atas adalah terjemahan dan
tafsir dari Depag RI (dengan tanda kurung dan footnote). Segera tampak bahwa
penambahan kata dalam kurung “(Al Quran)” adalah hal yang tidak benar karena
tidak jujur. Tuhan Ahli Kitab tidak menurunkan kepada mereka Al Quran,
melainkan Taurat, Injil dan Kitab-Nabi-Nabi Israel lainnya, total dalam 66
Kitab!
Jawaban Saya: Dan sekiranya
mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang
diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat
makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan
yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan
mereka. (Al Maa'idah: 66)
Ayat tersebut adalah janji Allah
SWT kepada orang-orang Yahudi. Seandainya mereka mengamalkan kandungan
kitab-kitab yang ada di tangan mereka dari nabi-nabi mereka dengan apa adanya
tanpa penyimpangan, pergantian, dan perubahan, niscaya mereka akan terbimbing
untuk mengikuti kebenaran dan mengamalkan apa yang sesuai dengan risalah yang
diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Karena sesungguhnya di dalam
kitab-kitab mereka tertulis pernyataan yang membenarkan risalah Nabi Muhammad
dan perintah untuk mengikutinya secara tegas tanpa ada pilihan lain. Mereka akan
diberi banyak rezeki yang turun kepada mereka dari langit dan yang tumbuh dari
tanah.
Ali ibnu Abu Talhah mengatakan
dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka. (Al-Maidah:
66) Yakni niscaya Kami akan turunkan hujan dari langit kepada mereka. Dan dari bawah kaki mereka. (Al-Maidah:
66) Yaitu akan dikeluarkan dari bumi keberkahan yang ada di dalamnya. (Tafsir
Ibnu Katsir)
Itulah tafsir yang benar mengenai
ayat tersebut. Tidak seperti kafir Kristen pemuja Yesus yang menafsirkan ayat
tersebut agar sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Kafir Kristen pemuja
Yesus menafsirkan “makanan dari atas” sebagai kepuasan surgawi atau spiritual,
itu tafsiran yang ngawur. Seandainya tafsiran mereka benar sekalipun, orang-orang
Yahudi harus terlebih dahulu benar-benar menjalankan Taurat, Injil dan Al-Qur’an.
Bukankah pada ayat tersebut hanya menyebut hanya Taurat dan Injil, tidak
terdapat kata “Al-Qur’an”? Ya, kalau dibaca berdasarkan teks Arabnya memang
tidak disebut kata “Al-Qur’an”. Tetapi dalam Al-Qur’an ada frase kalimat yang sengaja
dilupakan oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Frase kalimat itu adalah “yang
diturunkan kepada mereka dari Tuhannya”. Yang dimaksud dari frase kalimat
tersebut adalah kitab Al-Qur’an, karena Al-Qur’an juga di dakwahkan Nabi
Muhammad SAW kepada orang-orang Yahudi berdasarkan firman Allah SWT; Dan apabila dikatakan kepada mereka:
"Berimanlah kepada Al Quran yang diturunkan Allah," mereka berkata:
"Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan
mereka kafir kepada Al Quran yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Quran itu
adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah:
"Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang
yang beriman?" (Al Baqarah: 91).
Jadi seorang Muslim yang pintar
tidak akan murtad karena janji Allah SWT bagi Nasrani atau Kristen. Karena orang-orang
Nasrani atau Kristen jika mereka tidak beriman dengan kenabian Muhammad SAW dan
beragama dengan agama Islam, maka Allah SWT menjanjikan mereka masuk neraka jahanam
dan kekal di dalamnya.
Ulasan yang bagus.
BalasHapus