Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Hampir semua pakar Islam
mengajarkan bahwa “jalan yang lurus” adalah jalan amal dan perbuatan yang
dikemukakan Al-Quran dan Hadith. Kita perlu mempertimbangkan tafsiran mereka. Pertama,
melakukan “amal dan perbuatan” sesuai dengan ajaran agama Islam tidak menjamin
Mukmin masuk sorga. Sebaliknya Al-Quran mengajarkan bahwa setiap Mukmin akan
masuk neraka. “Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi
neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan”
(Qs 19:71). Mungkinkah Allah memimpin kita ke salah satu “jalan lurus” yang
menuju neraka?
Kedua, bila “jalan lurus”
terdapat dalam Al-Quran, lebih baik ayat enam berbunyi, “Tolonglah kami
menjalankan perintah-perintah dalam Al-Quran dan Hadith.” Tetapi permohonan
dalam ayat enam memberi kesan bahwa pendoa tidak tahu dimana harus mencari
“jalan lurus.”
Jawaban Saya: Tunjukilah kami
jalan yang lurus. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat
kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka
yang sesat. (Al Fatihah: 6-7)
Kafir Kristen pemuja Yesus hanya berani
mengutip Al-Qur’an surah Al-Fatihah sampai ayat 6; “Tunjukilah kami jalan yang lurus” dan tidak memiliki keberanian
untuk mengutip juga ayat setelahnya. Itu karena pada ayat tersebut (Al-Fatihah:
7) terdapat penjelasan “jalan yang lurus”
yang telah disebutkan pada ayat sebelumnya. Allah SWT berfirman;
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
(Al-Fatihah: 7)
Firman Allah swt yang mengatakan:
Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau
anugerahkan nikmat kepada mereka. (Al-Fatihah: 7) berkedudukan menafsirkan
makna siratal mustakim (jalan yang lurus). Menurut kalangan ahli nahwu
menjadi badal. dan boleh dianggap sebagai 'ataf bayan. Orang-orang yang
memperoleh anugerah nikmat dari Allah Swt. adalah mereka yang disebutkan di
dalam surat An-Nisa melalui firman-Nya:
Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu
para nabi, para siddiqin, para syuhada, dan orang-orang saleh. Dan mereka
itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah,
dan Allah cukup mengetahui. (An-Nisa:
69-70)
Dahhak meriwayatkan dari Ibnu
Abbas, bahwa makna firman Allah SWT; "(yaitu)
jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka"
(Al-Fatihah: 7) ialah orang-orang yang telah Engkau berikan nikmat kepada
mereka berupa ketaatan kepada-Mu dan beribadah kepada-Mu; mereka adalah para
malaikat-Mu, para nabi-Mu, para siddiqin, para syuhada, dan orang-orang saleh. istiqamah,
dan taat kepada Allah serta Rasul-Nya, dengan cara mengerjakan semua yang
diperintahkan-Nya dan menjauhi semua yang dilarang-Nya.
Sedangkan firman Allah SWT; bukan (jalan) mereka yang dimurkai
dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Al-Fatihah: 7)
Bukan jalan orang-orang yang
dimurkai. Mereka adalah orang-orang yang telah rusak kehendaknya; mereka
mengetahui perkara yang hak, tetapi menyimpang darinya. Bukan pula jalan
orang yang sesat. Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki ilmu agama.
Akhirnya mereka bergelimang dalam kesesatan. tanpa mendapatkan hidayah kepada
jalan yang hak (benar). Pembicaraan dalam ayat ini dikuatkan dengan huruf la
untuk menunjukkan bahwa ada dua jalan yang kedua-duanya rusak, yaitu jalan
yang ditempuh oleh orang-orang Yahudi dan oleh orang-orang Nasrani.
Jadi ketika umat Islam membaca
surah Al-Fatihah sampai dengan selesai. Kami berdoa kepada Allah SWT supaya
diberikan taufik untuk dapat mengikuti jalan orang-orang yang telah diberi nikmat,
yaitu jalan para malaikat, para nabi, para siddiqin, para syuhada, dan
orang-orang saleh. Dan dalam surah Al-Fatihah ini kami juga berdoa kepada Allah
SWT supaya diberikan taufik untuk dapat menjauhi jalan orang-orang Yahudi yang
dimurkai dan jalan orang-orang Nasrani yang sesat.
Kafir Kristen pemuja Yesus memang
sering kali mengatakan bahwa perbuatan amal yang dilakukan oleh umat Islam
belum menjamin masuk surga. Karena keyakinan seorang Muslim terhadap amalnya
yang akan menyampaikannya ke surga telah menjadi salah satu faktor penyebab
seorang Muslim tidak akan pernah berpikir mencari jalan lain untuk keselamatan
dirinya. Keselamatan dalam agama Kristen diperoleh dengan cara menjadikan Yesus
sebagai korban penebus dosa. Kalau umat Islam sudah cukup dengan amal saleh
yang dilakukannya, untuk apa lagi umat Islam butuh seorang penebus dosa? Inilah
yang menyebabkan kafir Kristen pemuja Yesus frustrasi dan selalu mencari jalan
agar muncul keraguan dalam hati seorang Muslim terhadap amalnya. Padahal banyak
sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan keterkaitan iman dan amal saleh
terhadap surga sebagai balasannya.
Dan tidak ada seorang pun dari
padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu
adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. (Maryam: 71).
Ayat ini sering kali di kutip dan
dipahami secara serampangan oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Makna dari
“mendatangi” pada ayat tersebut adalah melintasi atau melewati, bukan memasuki
seperti apa yang mereka katakan. Dalam hadits Shahih Muslim: 267 disebutkan bahwa
kelak di akhirat nanti Allah SWT akan membentangkan shirath di atas neraka.
Untuk masuk surga, semua manusia –baik dia beriman atau kafir- akan melintasi
atau melewati shirath tersebut. Kemudian Allah SWT akan menyelamatkan orang-orang
yang bertakwa sesuai amal perbuatan mereka masing-masing, sementara itu
orang-orang kafir dan pelaku maksiat dibiarkan oleh Allah SWT jatuh masuk ke
dalam neraka. Di ayat selanjutnya, Allah SWT berfirman: Kemudian Kami
akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang
zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut. (Maryam: 72)
Telah saya jelaskan bahwa “siratal mustakim” yang
selalu di minta umat Islam adalah jalannya orang-orang yang diberi nikmat,
yaitu jalannya para malaikat, para nabi, para siddiqin, para syuhada, dan
orang-orang saleh. Tujuan umat Islam berdoa “ihdinasha
siratal mustakim” adalah supaya Allah SWT berkenan memberikan taufik agar dapat istiqamah pada jalannya orang-orang
yang diberi nikmat.
Semestinya “Jalan yang Lurus” Memimpin ke Sorga
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Ada satu setengah milyar Mukmin
di dunia. Sebagian mengucapkan dalam bentuk permohonan Al-Fatihah sampai 17
kali sehari. Kebanyakan mereka serius, penuh iman dan tulus. Mereka sungguh
ingin tahu “jalan yang lurus.”
Berulang kali saya bertanya pada
teman Muslim, yakinkah mereka masuk sorga setelah meninggal. Saya belum pernah
mendengar Mukmin menjawab, “Saya pasti ke sorga sesudah mati.” Apa yang saya
dengar? Biasanya, “Mudah-mudahan ke sorga.”
Jadi kelihatan Allah tidak
membalas doa, “Tunjukilah kami jalan yang lurus.”
Jawaban Saya: Setiap Muslim pasti yakin agamanya akan membawa
kepada keselamatan, itu karena agama Islam adalah agama satu-satunya yang di
terima Allah SWT (Ali ‘Imran: 19, 85, 102, Al Maa’idah: 3). Di tambah banyaknya
hadits shahih dari Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang kepastian umat
Beliau pasti masuk surga, menambah keyakinan seorang Muslim bahwa dirinya kelak
akan masuk surga. Tetapi kenapa jika seorang Muslim di tanya tentang apakah dia
masuk surga selalu berkata belum tahu? Karena walaupun seorang Muslim tahu
agamanya menjamin dirinya masuk surga, itu tidaklah membuat dirinya lekas
sombong dan puas diri. Karena bagaimana pun, untuk masuk surga juga tergantung
sepenuhnya bagaimana cara Muslim menjalani hidup, bukan hanya berbekal iman.
Kekhawatiran seorang Muslim
mengenai nasib dirinya di akhirat sangatlah wajar. Karena kami bukanlah orang
yang telah di jamin akan masuk surga dan tidak ada seorang pun dari kami yang
dapat memastikan dirinya akan selamat. Yang dapat kami lakukan hanyalah beramal,
serta berharap agar Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya dan berkenan menutupi
kekurangan-kekurangan kami dengan lantaran amal tersebut. Bagaimana pun juga
kami lebih suka menjadi seorang Muslim. Walaupun kami tidak pasti masuk surga, tetapi
paling tidak kami masih mempunyai kesempatan untuk masuk surga. Dari pada
menjadi seorang pemuja Yesus (Kristen) yang Allah SWT sendiri telah memastikan
mereka pasti masuk neraka;
Orang-orang Yahudi dan Nasrani
mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan
kekasih-kekasih-Nya." Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa
kamu karena dosa-dosamu?" tetapi kamu adalah manusia(biasa) di antara
orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya
dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan
antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu). (Al Maa'idah: 18).
Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab (Yahudi dan
Kristen) dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka
kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (Al Bayyinah: 6)
Mungkinkah Artikel Ini, yang Anda Baca, Balasan Doa Anda?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Nabi yang dihargai para Mukmin
berkata, “Akulah Jalan . . .” Ia tidak mengatakan Ia tahu jalan ke sorga. Ia
tidak mengatakan Ia akan menunjukkan jalan ke sorga. Tapi dengan berani Ia
berkata “Aku inilah Jalan.”
Juga Ia menekankan bahwa orang
yang menerima Dia sebagai “Jalan” ke sorga pasti tidak akan binasa. Mereka akan
hidup selama-lamanya. Jadi orang yang menerima Dia sebagai “Jalan” bukan
“mudah-mudahan selamat” tetapi “pasti selamat.”
Jawaban Saya: Yesus yang menyebut dirinya jalan, ternyata juga
memerintahkan untuk menyembah hanya kepada Allah SWT (Al Maa'idah: 117), kami
mengikuti perintahnya dengan hanya menyembah Allah SWT semata. Yesus yang menyatakan
dirinya jalan, juga menyebut diri hanya seorang hamba yang dijadikan Nabi
(Maryam: 30), kami mengakui Nabi Isa AS hanyalah seorang hamba dan Nabi Allah. Yesus
yang menyatakan dirinya jalan, juga mengabarkan akan datangnya seorang Nabi
bernama Ahmad (Muhammad) setelah dirinya (Ash Shaff: 6), kami telah beriman
kepada Nabi Muhammad SAW dan mengikuti agama yang dibawanya. Yesus yang
menyatakan dirinya jalan, kelak di akhir zaman akan turun kembali ke dunia untuk
memerangi manusia sampai mereka menerima Islam, menghancurkan salib, membunuh Dajjal,
hidup empat puluh tahun di dunia dan meninggal sebagai seorang Muslim. Perhatikan
hadits shahih berikut ini;
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada Nabi antara aku
dan dia -maksudnya Isa-. Sungguh, kelak ia akan turun, jika kalian melihatnya
maka kenalilah. Ia adalah seorang laki-laki yang sedang (tidak tinggi ataupun
pendek), berkulit merah keputih-putihan, mengenakan kain berwarna kekuningan.
Seakan rambut kepala menetes meski tidak basah. Ia akan memerangi manusia
hingga mereka masuk ke dalam Islam, ia memecahkan salib, membunuh babi dan
membebaskan jizyah (pajak). Pada masanya Allah akan membinasakan semua agama
selain Islam, Isa akan membunuh Dajjal, dan akan tinggal di dunia selama empat
puluh tahun. Setelah itu ia meninggal dan kaum muslimin menshalatinya." (Sunan Abu Daud: 3766)
0 Response to "Permohonan Al-Fatihah Yang Mulia - Ihdina S-Sirat Al-Mustaqim"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.