Setujukah Anda bila “berjilbab”
disebut sebagai salah satu diskriminasi terhadap wanita Muslim? Berikut
pandangan kami tentang hal tersebut.
Jilbab dan Pria Berdosa
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Seorang pria memberi komentar
di salah satu artikel kami yang membahas tentang jilbab. Dia berkata “Jilbab
bukan untuk menutupi dosa, tapi melindungi diri dari dosa. Menurut Anda, apakah
yang dipikirkan pria jika melihat wanita setengah telanjang? Tentu zina!”
Sebagian pria Muslim berkata,
jilbab bertujuan melindungi pria dari dosa. Dengan kata lain, wanita tidak
berjilbab secara tidak langsung mengundang pria untuk berdosa. Benarkah?
Bagaimana mungkin wanita disalahkan atas dosa yang dilakukan pria?
Jawaban Saya: Di dalam Al-Qur’an pada surat An Nur ayat 31 dan Al
Ahzab ayat 59, terdapat qarinah yang jelas dalam kedua surat tersebut bahwa
menutup aurat bagi wanita hukumnya adalah
wajib. Karena hukum berhijab adalah wajib, maka wanita Muslim yang tidak
menutup auratnya dengan berhijab adalah berdosa. Seorang laki-laki yang dengan
sengaja melihat aurat wanita, dia juga berdosa. Jadi tidak menutup aurat memang
membawa dosa, bagi orang yang tidak menutup auratnya dan orang yang sengaja
melihat aurat orang lain. Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa mata dapat menjadi
sebab dosa karena melihat. Sebagaimana dalam Hadits Shahih, Rasulullah SAW
bersabda;
"Sesungguhnya manusia itu telah ditentukan nasib perzinaannya yang
tidak mustahil dan pasti akan dijalaninya. Zina kedua mata adalah melihat,
zina kedua telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berbicara, zina kedua
tangan adalah menyentuh, zina kedua kaki adalah melangkah, dan zina hati adalah
berkeinginan dan berangan-angan, sedangkan semua itu akan ditindak lanjuti atau
ditolak oleh kemaluan." (Shahih Muslim 4802)
Islam tidak pernah menyalahkan
wanita atas dosa yang dilakukan laki-laki. Wanita berdosa dengan tidak menutup
auratnya dengan berhijab, sementara itu laki-laki berdosa jika dia sengaja
melihat aurat wanita bukan mahromnya. Jika anda benar-benar ingin melihat
wanita disalahkan karena dosa yang dilakukan oleh laki-laki, anda dapat membaca
ayat berikut ini;
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya
kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang
kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah. (Matius 5:32)
Menurut ayat di atas, setiap
laki-laki yang menceraikan istrinya kecuali karena berzinah, maka laki-laki itu
telah menjadikan istrinya berzinah. Coba anda renungkan, wanita yang
diceraikan, wanita juga yang di anggap berzinah. Apa coba salah si Wanita?
Malang benar nasib si wanita. Sudah jatuh tertimpa tangga, sudah di cerai
suaminya, di anggap berzinah pula.
Wanita Berjilbab Lebih Solehah
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Pendapat lain mengatakan
“Wanita berjilbab lebih soleh dibanding wanita tidak berjilbab.”
Saya pernah mempunyai ibu kost
seorang hajjah. Walau hajjah, tapi beliau tidak berjilbab. Beliau sangat taat
beribadah juga berakhlak baik. Menurut saya, beliau adalah gambaran wanita
Muslim solehah.
Di sisi lain, tidak sedikit
wanita-wanita berjilbab yang hanya memperhatikan penampilan jasmani, dan
mengindahkan hal-hal rohani. Akibatnya, terdapat wanita berjilbab yang hamil di
luar nikah bahkan berkata-kata kasar. Dan masih banyak hal-hal negatif yang
ditampilkan wanita berjilbab.
Dari dua kasus di atas, dapatkah
kita mengatakan “berjilbab” bukan tolok-ukur tingkat kerohanian seseorang?
Jawaban Saya: Ada seorang wanita yang sudah berhaji, taat beribadah
dan berakhlak baik, tetapi tidak berhijab dan ada wanita berhijab tetapi tidak
memiliki akhlak yang baik, bahkan hamil di luar nikah. Dari kedua jenis wanita
tersebut, manakah yang pantas disebut sebagai wanita shalehah? Saya jawab bukan
keduanya. Kedua jenis wanita tersebut bukanlah wanita shalehah. Bagaimana
mungkin disebut wanita shalehah jika keduanya bukan orang yang bertakwa kepada
Allah SWT. Apa itu takwa? Takwa itu adalah melaksanakan semua perintah Allah
SWT dan sekaligus menjauhi larangan-Nya. Wanita pertama tidak bertakwa kepada
Allah SWT, karena ada perintah-Nya yang tidak dilakukannya, yaitu perintah
menutup aurat dengan berhijab. Wanita kedua juga tidak bertakwa kepada Allah
SWT, karena ada larangan Allah SWT yang dilakukannya, yaitu berkata kotor dan
berzina. Karena keduanya tidak bertakwa kepada Allah SWT, maka tidak ada yang
dapat disebut wanita shalehah.
Berhijab memang bukan tolok ukur
tingkat kerohanian seseorang. Memangnya siapa yang bilang kalau orang berhijab
itu sudah pasti baik akhlaknya? Orang sering menghubungkan Jilbab dengan
kebaikan akhlak pemakainya. Padahal jilbab dan akhlak itu dua hal yang berbeda.
Jilbab adalah pakaian yang menutup aurat wanita Muslim, sedangkan akhlak adalah
tingkah laku seseorang. Akhlak tidak otomatis menjadi baik hanya dengan memakai
jilbab. Muslimah berjilbab belum tentu memiliki akhlak yang baik, tetapi
Muslimah yang berakhlak pasti dia berjilbab.
Jilbab “Memenjarakan” Wanita
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Al-Quran menuliskan, awalnya
tujuan berjilbab “agar isteri-isteri dan anak-anak perempuan Muhammad, serta
isteri-isteri orang mukmin lebih mudah untuk dikenal” (Qs 33:59). Namun seiring
berjalannya waktu, fungsi jilbab pun berubah. Bahkan seorang wanita Muslim
Afganistan mengatakan, pakaian wanita Muslim ini bukanlah sebuah pakaian.
Tetapi penjara kanvas! Mengapa wanita diharuskan memakai pakaian yang secara
tidak langsung “memenjarakan” ruang gerak mereka? Sementara di sisi lain, pria
dapat berpakaian sesuai keinginan mereka sendiri. Bukankah ini termasuk salah
satu diskriminasi terhadap wanita?
Jawaban Saya: Hai Nabi,
katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena
itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Al Ahzab: 59)
Allah SWT memerintahkan kepada
Rasul-Nya agar memerintahkan kepada kaum wanita yang beriman, khususnya
istri-istri beliau dan anak-anak perempuannya hendaknyalah mereka menjulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka agar mereka berbeda dengan kaum wanita
Jahiliah dan dapat dikenal sebagai wanita-wanita yang merdeka, bukan budak,
bukan pula wanita tuna susila.
Sehubungan dengan firman Allah
SWT tersebut, As-Saddi mengatakan Bahwa dahulu kaum lelaki yang fasik dari
kalangan penduduk Madinah gemar keluar di malam hari bilamana hari telah gelap.
Mereka gentayangan di jalan-jalan Madinah dan suka mengganggu wanita yang
keluar malam. Saat itu rumah penduduk Madinah kecil-kecil. Bila hari telah
malam, kaum wanita yang hendak menunaikan hajatnya keluar, dan hal ini
dijadikan kesempatan oleh orang-orang fasik untuk mengganggunya. Tetapi apabila
mereka melihat wanita yang keluar itu memakai jilbab, maka mereka berkata
kepada teman-temannya, "Ini adalah wanita merdeka, jangan kalian
ganggu." Dan apabila mereka melihat wanita yang tidak memakai jilbab, maka
mereka berkata, "Ini adalah budak," lalu mereka mengganggunya.
Mujahid mengatakan bahwa makna
ayat ialah hendaklah mereka memakai jilbab agar dikenal bahwa mereka adalah
wanita-wanita merdeka, sehingga tidak ada seorang fasik pun yang mengganggunya
atau melakukan perbuatan yang tidak senonoh terhadapnya.
Selain dalam Al Ahzab: 59, pada
ayat lainnya Allah SWT juga memerintahkan wanita-wanita muslim untuk berhijab;
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya,
dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka,
atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah
kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
(An Nuur: 31)
Kewajiban berhijab bagi Muslimah
adalah syariat Allah SWT. Menghina salah satu dari syariat Allah SWT, di
antaranya kewajiban berhijab adalah salah satu di antara penyebab kekufuran
(murtad) bagi seorang Muslim.
Kafir Kristen pemuja Yesus
mengatakan bahwa wanita diharuskan memakai pakaian yang secara tidak langsung
“memenjarakan” ruang gerak mereka. Sementara di sisi lain, pria dapat
berpakaian sesuai keinginan mereka sendiri. Bukankah ini termasuk salah satu
diskriminasi terhadap wanita?
Tidak benar jika kafir Kristen
pemuja Yesus mengatakan laki-laki Muslim dapat berpakaian sesuai keinginan.
Laki-laki juga memiliki aurat yang tidak boleh ditampakkan, hanya batasan
auratnya yang berbeda dengan wanita. Di antara dalil adanya aurat bagi
laki-laki, di antaranya;
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, "Tidaklah
(boleh) seorang laki-laki melihat aurat laki-laki, dan perempuan melihat aurat
perempuan, dan tidaklah (boleh) seorang laki-laki bersatu dengan laki-laki
lain dalam satu baju. Dan tidaklah (boleh) seorang wanita bersatu dengan wanita
lain dalam satu baju." (Shahih Muslim: 512)
Dari Zur'ah bin Muslim bin Jarhad
Al Aslami dari kakeknya yaitu Jarhad ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melintasi Jarhad di masjid, sedangkan
pahanya tersingkap, maka beliau bersabda: "Sesungguhnya paha itu aurat".
(Sunan Tirmidzi: 2719)
Dari Muhammad bin Jahsy ipar Nabi
Shallallahu'alaihiwasallam bahwa Nabi
Shallallahu'alaihiWasallam melintasi Ma'mar di halaman masjid seraya duduk
memeluk lutut dan membuka ujung lutut, lalu Nabi Shallallahu'alaihiWasallam
bersabda kepadanya; "Tutupilah lututmu hai Ma'mar karena lutut itu
aurat." (Musnad Ahmad: 21456)
Kafir Kristen pemuja Yesus
menganggap jilbab yang dikenakan wanita Muslim memenjarakan ruang gerak dan
diskriminasi terhadap wanita. Seharusnya mereka mempelajari baik-baik “kitab
suci” yang ada pada mereka belum mengatakan demikian. Karena dalam Bible
Perjanjian Baru, Paulus melarang wanita mengajar, melarang memerintah laki-laki
dan harus diam saja di rumah. Bukankah itu artinya memenjara ruang gerak dan
diskriminasi terhadap wanita?
Aku tidak mengizinkan
perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah
laki-laki; hendaklah ia berdiam diri. (1Timotius
2:12).
Tuhan Menolong Pria dari Dosa, Bukan Jilbab!
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Mengapa wanita harus menutup
tubuhnya agar pria tidak berdosa? Yang dapat menolong pria terhindar dari dosa
bukan jilbab. Tetapi Tuhan! Hanya Dia yang dapat menolong setiap orang agar
terhindar dari dosa. Seorang pria yang jatuh dalam dosa perzinahan harus bertanggung-jawab sendiri atas dosanya.
Firman Allah mengatakan, “Setiap orang harus dihukum mati karena dosanya
sendiri” (Taurat, Kitab Ulangan 24:16). Demikianlah wanita tidak dapat
disalahkan atas dosa perzinahan yang dilakukan oleh pria. Dia harus menanggung
sendiri dosanya!
Jawaban Saya: Islam tidak pernah menyalahkan wanita atas dosa yang
dilakukan laki-laki. Wanita berdosa dengan tidak menutup auratnya dengan
berhijab, sementara itu laki-laki berdosa jika dia sengaja melihat aurat wanita
bukan mahromnya. Memangnya siapa yang menyalahkan wanita atas dosa perzinaan
yang dilakukan oleh laki-laki? Tidak ada!
Kafir Kristen pemuja Yesus
mengatakan seorang pria yang jatuh dalam dosa perzinahan harus bertanggung-jawab sendiri atas dosanya.
Firman Allah mengatakan, “Setiap orang harus dihukum mati karena dosanya
sendiri” (Kitab Ulangan 24:16). Ya, itu kalau menurut Bible Perjanjian Lama.
Sedangkan menurut Bible Perjanjian Baru dan doktrin sesat gereja, dosa yang
dilakukan oleh semua manusia ditebus oleh Yesus. Manusia yang berbuat dosa,
Yesus yang di hukum mati karenanya.
Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
(Matius 20:28)
Yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia:
itu kesaksian pada waktu yang ditentukan. (1Timotius 2:6)
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan
menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang
digantung pada kayu salib!" (Galatia
3:13)
Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat,
supaya kita diterima menjadi anak. (Galatia
4:5)
Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya
mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab
Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan
selama perjanjian yang pertama. (Ibrani
9:15)
Isa Al-Masih Menyelamatkan Pria Berdosa
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Dalam Kitab Suci Allah
diceritakan bagaimana Isa Al-Masih menyembuhkan seorang pria, yang menderita
lumpuh selama tiga puluh delapan tahun. Isa berkata kepadanya "Engkau
telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih
buruk" (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:14).
Juga dicatat bagaimana Isa
Al-Masih mengampuni dosa seorang wanita pezinah. “Lalu Ia berkata kepada
perempuan itu: "Dosamu telah diampuni" (Injil, Rasul Markus 7:48).
Bagi Anda, wanita ataupun pria,
bila Anda ingin diselamatkan dari dosa, yang perlu Anda lakukan bukan berjilbab
atau memerintahkan wanita berjilbab. Datanglah kepada Isa Al-Masih, Dia yang
dapat menyelamatkan Anda dari dosa. Sebab Dia adalah “Jalan, Kebenaran, dan
Hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 4:16).
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan jika ingin
diselamatkan dari dosa maka harus datang kepada Yesus, bukan berjilbab atau
memerintahkan wanita berjilbab. Mereka mengatakan demikian, agar umat Islam
tertipu kemudian menemani mereka kekal di neraka. Jelas berjilbab adalah
kewajiban dari Allah SWT. Wanita Muslim yang tidak menjalankan perintah ini
akan berdosa. Bahkan dalam hadits yang sahih, Nabi Muhammad SAW menyatakan
wanita yang tidak menutup auratnya dengan berjilbab atau berhijab, maka dia tidak
masuk surga dan tidak mencium baunya;
Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam
bersabda: "Dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat; kaum
membawa cambuk seperti ekor sapi, dengannya ia memukuli orang dan wanita-wanita
yang berpakaian (tapi) telanjang, mereka berlenggak-lenggok dan condong (dari
ketaatan), rambut mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak masuk
surga dan tidak akan mencium baunya, padahal sesungguhnya bau surga itu tercium
dari perjalanan sejauh ini dan ini." (Shahih Muslim: 5098)
Kafir Kristen pemuja Yesus
menganggap menutup aurat dengan berjilbab atau berhijab sebagai sesuatu yang
tidak ada gunanya. Padahal Paulus dalam Bible Perjanjian Baru memerintahkan
wanita untuk menudungi rambutnya. Saya tidak tahu, ajaran siapa yang sebenarnya
diikuti oleh orang-orang Kristen. Perintah Yesus tidak mereka lakukan, perintah
Paulus juga mereka abaikan😛;
Sebab
jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting
rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya
digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya. (Korintus
11:6)
0 Response to "Jilbab Islam Dan Diskriminasi Wanita"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.