Al-Quran mengingatkan kaum Muslim
agar jangan putus asa dari rahmat Allah SWT. Merenungkan tulisan ini kita akan
memahami rahasia Rahmat Allah Sejati.
Makna Jangan Putus Asa dari Rahmat Allah SWT
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Al-Quran menuliskan
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku . . . janganlah kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Qs 39:53). Menurut Ibnu Katsir ayat
itu adalah “. . . seruan kepada setiap orang yang berbuat maksiat, baik
kekafiran dan lainnya untuk segera bertaubat kepada Allah . . . bahwa Allah
akan mengampuni seluruh dosa bagi siapa yang ingin bertaubat dari dosa-dosa
tersebut, walaupun dosa tersebut amat banyak, bagaikan buih di lautan.”
Kita terhibur dengan ayat ini.
Namun ajaran Al-Quran lainnya nampak berbeda makna dengan ayat ini.
Jawaban Saya: Katakanlah:
"Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Az Zumar: 53)
Ayat ini merupakan seruan kepada
segenap para pendurhaka dari kalangan orang-orang kafir dan lain-lainnya agar
bertobat dan kembali kepada-Nya. Juga sebagai pemberitahuan bahwa Allah SWT
mengampuni semua dosa bagi orang yang mau bertobat kepada-Nya dan meninggalkan
perbuatan-perbuatan dosanya, betapapun banyaknya dosa yang telah dilakukannya
dan sekalipun banyaknya seperti buih laut. Ayat tersebut juga menjelaskan
bagaimana dosa dapat di ampuni. Yaitu dengan memohon ampunan kepada Allah SWT
dengan cara bertaubat kepada-Nya dengan sungguh-sungguh. Orang yang berdosa hanya
cukup bertaubat untuk menghapus dosanya, tidak perlu mengorbankan korban
tebusan, apalagi sampai harus menjadikan Tuhan sebagai tumbal penebus dosa.
Dari sini sesungguhnya kami umat Islam benar-benar tidak membutuhkan sosok
Tuhan juru selamat yang dijadikan tumbal penebus dosa. Islam memiliki cara
untuk di ampuni dosanya. Umat
Islam tak butuh Yesus.
Qs 19:71 dan Rahmat Allah
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Di bagian lain, Al-Quran
menuliskan janji berbeda. “Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan
mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah
ditetapkan” (Qs 19:71). Semua Muslim melewati
shirâth (jembatan di atas neraka) sesuai dengan kadar amal shalehnya. Kemudian
Allah menyelamatkan mereka sesuai amalnya (ayat 72). Jika amal seseorang
mencukupi untuk masuk sorga, maka Allahnya tidak perlu repot menyelamatkan dia.
Sebab dia pasti selamat oleh amalnya itu. Dan itu bukanlah rahmat Allahnya,
melainkan hasil usahanya. Jika keselamatan kaum Muslim berdasarkan amal mereka
yang tidak sempurna, bukankah itu membuat mereka lebih berputus-asa akan rahmat
Allah SWT?
Jawaban Saya: Dan tidak ada
seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu
adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. (Maryam: 71).
Ayat ini sering kali di kutip dan
dipahami secara serampangan oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Makna dari
“mendatangi” pada ayat tersebut adalah melintasi atau melewati, bukan memasuki
seperti apa yang mereka katakan. Dalam hadits Shahih Muslim: 267 disebutkan bahwa
kelak di akhirat nanti Allah SWT akan membentangkan shirath di atas neraka.
Untuk masuk surga, semua manusia yang beriman akan melintasi atau melewati
shirath tersebut. Kemudian Allah SWT akan menyelamatkan orang-orang yang
bertakwa sesuai amal perbuatan mereka masing-masing, sementara itu orang-orang
kafir dan pelaku maksiat dibiarkan oleh Allah SWT jatuh masuk ke dalam neraka.
Di ayat selanjutnya, Allah SWT berfirman: Kemudian
Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang
yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut. (Maryam: 72)
Kafir Kristen pemuja Yesus
berkata bahwa jika amal seseorang mencukupi untuk masuk sorga, maka Allahnya
tidak perlu repot menyelamatkan dia.
Justru dengan bekal iman dan amal
saleh tersebut, Allah SWT menyelamatkan manusia dari neraka. Perhatikan ayatnya;
“Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang
yang bertakwa” (Maryam: 72). Yang dimaksud orang-orang yang bertakwa
pada ayat tersebut adalah orang-orang beriman yang beramal saleh dengan
menjalankan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi yang dilarang-Nya.
Kafir Kristen pemuja Yesus memang
sering kali mengatakan bahwa perbuatan amal yang dilakukan oleh umat Islam
belum menjamin masuk surga. Karena keyakinan seorang Muslim terhadap amalnya
yang akan menyampaikannya ke surga telah menjadi salah satu faktor penyebab
seorang Muslim tidak akan pernah berpikir mencari jalan lain untuk keselamatan
dirinya. Keselamatan dalam agama Kristen diperoleh dengan cara menjadikan Yesus
sebagai korban penebus dosa. Kalau umat Islam sudah cukup dengan amal saleh
yang dilakukannya, untuk apa lagi umat Islam butuh seorang penebus dosa? Inilah
yang menyebabkan kafir Kristen pemuja Yesus frustrasi dan selalu mencari jalan
agar muncul keraguan dalam hati seorang Muslim terhadap amalnya. Padahal banyak
sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan keterkaitan iman dan amal saleh
terhadap surga sebagai balasannya.
Siapakah Rahmat Allah Itu?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Bandingkan dengan janji Kitab
Allah ini. Allah “. . . telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik
yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya . . . yang sudah
dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita,
sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup
yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita” (Injil, Surat Titus 3:4-7). Isa
Al-Masih, Sang Kalimatullah adalah rahmat Allah. Melalui kematian-Nya di kayu
salib Dia yang menanggung hukuman dosa manusia, yaitu kematian kekal di neraka.
Karena hakekat Isa adalah Allah, maka Dia berkuasa mengampuni segala dosa dan
menjamin hidup kekal di sorga setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Jawaban Saya: Pada waktu itu
Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita
lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh
pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada
kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang
dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai
dengan pengharapan kita. (Titus
3:5-7)
Itu ayat keluar dari mulut
Paulus, sedangkan Yesus sendiri ketika ditanya oleh seseorang; dengan perbuatan
baik apakah yang diperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal, Yesus
tidak mengatakan hidup yang kekal tidak dapat dicapai dengan perbuatan baik.
Sebaliknya Yesus justru menjawab pertanyaan tersebut dengan menyebutkan
beberapa hukum Taurat (Matius 19:16-18). Di ayat lainnya Yesus juga mendorong
murid-muridnya untuk mengumpulkan pahala dengan melakukan perbuatan-perbuatan
baik untuk memperoleh hidup yang kekal (Matius 6:19-20). Itu semua adalah bukti
bahwa perbuatan baik ternyata dapat menolong dari hukuman Allah. Kalau hanya
dengan perbuatan baik manusia dapat menolong dirinya dari hukuman Allah SWT, lalu
kenapa kafir Kristen pemuja Yesus masih saja menjadikan Yesus sebagai korban
penebus dosa? Lagi pula darah Yesus tidak dapat menolong dari hukuman Allah
karena Yesus
Bukan Tebusan Yang Sempurna.
Kafir Kristen pemuja Yesus
mengatakan bahwa Isa Al-Masih, Sang Kalimatullah adalah rahmat Allah. Melalui
kematian-Nya di kayu salib Dia yang menanggung hukuman dosa manusia. Sudah saya
katakan di awal. Dalam Islam orang yang berdosa hanya cukup bertaubat untuk
menghapus dosanya, tidak perlu mengorbankan korban tebusan, apalagi sampai
harus menjadikan Tuhan sebagai tumbal penebus dosa. Dari sini sesungguhnya kami
umat Islam benar-benar tidak membutuhkan sosok Tuhan juru selamat yang
dijadikan tumbal penebus dosa. Islam memiliki cara untuk di ampuni dosanya.
Umat Islam tak butuh Yesus. Lagi pula Nabi Isa AS tidak mati di kayu salib,
yang mati di salib adalah orang yang diserupakan dengan Nabi Isa AS (An Nisaa':
157). Oleh karena itu Nabi Isa AS tidak mampu mengampuni dosa manusia dan tidak
dapat menjamin pemujanya masuk sorga. Buktinya Yesus mengusir orang-orang yang
menganggap dirinya Tuhan;
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan,
bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan
mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata:
Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!" (Matius
7:22-23)
Pilihlah Rahmat, Bukan Laknat
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Jelas mencapai sorga bergantung
amal dan harus melewati sirath, tidak berita yang baik bukan? Masuk sorga
dengan melewati sirath dan bergantung pada amal, bukanlah rahmat, melainkan
laknat. Ajaran itu membuat kita tetap berputus-asa akan rahmat Allah. Dengan
menerima Isa sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, Anda pasti menikmati rahmat
Allah sejati. Sebab Isa berkuasa memberikan pengampunan dosa-dosa dan jaminan
hidup kekal.
Jawaban Saya: Memang benar dalam Islam ada yang sirat, yaitu
semacam jembatan yang membentang di atas neraka. Setiap orang beriman akan di
timbang amalnya dan kemudian akan melewati sirath. Seseorang yang di timbang
amalnya di mizan dan melewati sirath adalah orang-orang yang berpeluang masuk
surga. Tidak seperti mereka yang kafir seperti para pemuja Yesus. Mereka sama
sekali tidak memiliki peluang untuk masuk surga. Sedangkan orang-orang kafir,
termasuk Kafir Kristen pemuja Yesus tidak akan di timbang amalnya dan tidak
akan melewati sirath, mereka akan langsung dilemparkan ke dalam neraka dan
abadi di dalamnya. Di dalam hadits sahih Nabi Muhammad SAW bersabda;
...Kemudian
beliau berkata: "Lantas ada seorang penyeru memanggil-manggil,
"Hendaklah setiap kaum pergi menemui yang disembahnya!" Maka pemuja
salib pergi bersama salib mereka, dan pemuja patung menemui
patung-patung mereka, dan setiap pemuja Tuhan bersama tuhan-tuhan mereka
hingga tinggal orang-orang yang menyembah Allah, entah baik atau durhaka dan
ahli kitab terdahulu. Kemudian jahannam didatangkan dan dipasang, ia
seolah-olah fatamorgana,...Lantas orang-orang Nashara (Kristen) di seru, "Apa yang
kalian dahulu sembah?" Mereka menjawab, "Kami dahulu menyembah Isa al
Masih, anak Anak Allah." Mereka dijawab, "Kamu semua bohong! Allah
sama sekali tidak mempunyai isteri atau bahkan anak, dan apa yang kalian
inginkan?" Mereka menjawab, "Kami ingin agar Engkau memberi kami
minuman!" Lalu dijawab, "Minumlah kalian!" Dan langsung mereka
berjatuhan di neraka jahannam hingga tersisa manusia yang menyembah Allah,
entah yang baik atau berbuat durhaka. (Shahih
Bukhari: 6886)
0 Response to "Para Mukmin, Jangan Berputus-Asa Akan Rahmat Allah!"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.