Para Muslim sering mengucapkan
salam, Assalaamu’alaikum, di antara mereka. Apakah arti kata Assalaamu’alaikum
lebih menghibur daripada salam dari Isa Al-Masih?
Arti Kata Assalaamu’alaikum
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh berarti semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya
terlimpah kepada kalian. Sahabat-sahabat Muslim saya tidak mengucapkan
Assalaamu’alaikum kepada saya. Saya bingung, dan bertanya dalam hati. Setelah
belajar Islam, saya tahu bahwa haram hukumnya memberi salam kepada non-Muslim.
“Jangan kalian mengawali mengucapkan salam kepada Yahudi dan Nashrani . . .”
(HR. Muslim no. 2167).
Jawaban Saya: Mengucap salam adalah salah satu dari ajaran dalam
Islam. Salam yang dimaksud di sini adalah ucapan Assalamu’alaikum wa rahmatullahi
wa barakatuhu, yang artinya semoga selamat, sejahtera, rahmat dan berkah Allah
terlimpah atasmu. Mengucap salam kepada sesama Muslim hukumnya sunnah dan
menjawabnya adalah wajib. Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih;
Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar telah menceritakan kepada
kami Syu'bah dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Asy'ats bin Sulaim dia
berkata; saya mendengar Mu'awiyah bin Suwaid bin Muqarrin dari Al Barra` bin
'Azib radliallahu 'anhuma dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
memerintahkan kami tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara, beliau
melarang kami dari memakai cincin emas, mengenakan sutera, dibaj, istabraq
(kain sejenis sutera), qasiy dan misarah (yaitu kain yang terbuat dari campuran
sutera), dan memerintahkan kami untuk mengiringi jenazah, menjenguk orang sakit
dan menebarkan salam." (Shahih Bukhari: 5218)
Oleh karena salam merupakan do’a keselamatan,
rahmat dan keberkahan, maka tidak boleh bagi umat Islam untuk memulai
mengucapkan salam kepada orang-orang kafir, karena mereka telah Allah SWT
pastikan menjadi penghuni neraka. Larangan mengucap salam kepada orang-orang
kafir terdapat dalam hadits shahih berikut;
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id; Telah menceritakan
kepada kami 'Abdul'Aziz yaitu Ad Daraawardi dari Suhail dari Bapaknya dari Abu
Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Janganlah kalian mendahului orang-orang Yahudi dan Nasrani memberi salam.
Apabila kalian berpapasan dengan salah seorang di antara mereka di jalan, maka
desaklah dia ke jalan yang paling sempit." (Shahih Muslim: 4030)
Jika orang-orang Yahudi dan
Nasrani (Kristen) terlebih dahulu mengucap salam, jawaban salam untuk mereka
hanya wa alaikum. Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih berikut;
Telah menceritakan kepada kami Amru bin Marzuq berkata, telah
mengabarkan kepada kami Syu'bah dari Qatadah dari Anas berkata, "Para
sahabat sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada beliau,
"Orang-orang ahli kitab memberi salam kepada kami, lalu bagaimana kami
memberi jawaban?" beliau menjawab: "Ucapkanlah 'Wa Alaikum (dan
atas kalian)." Abu Dawud berkata, "Seperti itu pula riwayat
'Aisyah, Abu 'Abdurrahman Al Juhanni dan Abu Bashrah -maksudnya Abu Bashrah Al
Ghifari-." (Sunan Abu Daud: 4531)
Ajaran Al-Quran Tentang “Assalaamu’alaikum”
Qs 59:23 menuliskan "Dialah
Allah, tidak ada ilaah (sesembahan) yang layak kecuali Dia . . . Maha Sejahtera
. . .”
Dalam ayat ini, As-Salaam (Maha
Sejahtera) adalah satu dari nama-nama agung Allah SWT. Menurut Al-Majd Fairuz
Abadi makna As-Salam ialah “Engkau tidak akan luput dari semua kebaikan dan
berkah dan engkau selamat dari semua yang dibenci dan yang merupakan
kejelekan.”
Kesimpulannya, Salam berarti:
1. Mengingat (dzikr) Allah SWT,
2. Pengingat diri,
3. Ungkapan kasih sayang antar sesama Muslim,
4. Doa yang istimewa, dan
5. Pernyataan atau pemberitahuan bahwa ‘Anda
aman dari bahaya tangan dan lidahmu.’
Isa Al-Masih dan Gelar Alssalam
Kafir Kristen Kristen pemuja Yesus menulis: Isa juga memiliki gelar
“Raja Damai” (rayiys alssalam) (Kitab Nabi Yesaya 9:5). Mengapa Isa memiliki
gelar yang hanya untuk Allah? Karena hakekat Isa Al-Masih adalah Firman Allah
(Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1).
Jawaban Saya: Sebab seorang anak telah lahir untuk
kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di
atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang
Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. (Yesaya 9:5).
Menurut kafir Kristen pemuja
Yesus ayat tersebut merupakan nubuat untuk Yesus, tapi coba lihat kalimat
“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita”, itu berarti seorang anak yang
dimaksud dalam Yesaya 9:6 tersebut bukanlah Yesus, karena anak tersebut telah
lahir di zaman Yesaya. Oleh sebab itu menyebut “Raja Damai” sebagai
gelar untuk Yesus sangat tidak tepat.
Mengenai Yohanes 1:1 sampai
dengan ayat yang ke 14, ayat-ayat tersebut berasal dari hymne Platonis yang
diperkenalkan oleh Philo dari Alexandria. Bunyi kalimat pertama adalah:
“Pada mulanya adalah Logos
(firman), Logos (firman) itu bersama dengan Tuhan, dan Logos (firman) itu
berasal dari Tuhan.”
Penyalin Kitab Yohanes kemudian
mengadopsi hymne ini dan menempatkannya sebagai pembukaan Injil Yohanes, lalu
merubah kalimat: “Logos itu berasal dari Tuhan” menjadi “Firman
itu adalah Tuhan.”
Pencaplokan ajaran Platonis oleh
penyalin Injil Yohanes ini, dijelaskan oleh bapa gereja Santo Agustinus dalam
bukunya The Confession of St. Augustine di bawah sub judul ‘Kitab Suci dan
Filsafat Penyembah Berhala’ sebagai berikut:
“…Book of the Platonis that
had been translated ou of Greek into Latin. In then I read, not indeed in these
words but much the same thought, enforced by many varied arguments that: In the
beginning was the word, and the word was with God and the word was God. All
things were made by him, and without gim nothing was made.”
“… Buku filsafat Platonis yang
telah diterjemahkan dari bahasa Yunani ke bahasa Latin. Di dalamnya saya baca,
walaupun tidak sama persis tetapi jalan pikirannya sama, didukung dengan
berbagai argumen bahwa: Pada mulanya adalah firman, dan firman itu bersama
Tuhan, dan firman itu adalah (dari) dari Tuhan. Segala sesuatu dijadikan oleh
dia (firman) dan tanpa dia (firman) tidak ada yang dijadikan.”
Catatan kaki Alkitab The New
Testament of the New American Bible, 1970 hal. 203, memperkuat pendapat bahwa
Yohanes 1:1-18 bukanlah bagian Injil Yohanes, melainkan karya lepas yang
kemudian dimasukkan menjadi pembuka kitab Yohanes tersebut:
“John 1:1-18; “The prologue is
a hymn, formally poetic in style – perhap originally an independent composition
and only later adapted and edited to serve as an overture to the Gospel.”
“Yohanes 1:1-18; pembukaan ini
merupakan hymne berbentuk syair – mungkin berasal dari karya bebas, yang
kemudian baru dikutip dan diedit untuk berperan sebagai pembuka Injil.
Kaitan Status Manusia dan Pendamaian Isa Al-Masih
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Meskipun taat beragama, orang
Islam dan Kristen masih sering berdosa. Kita membenci sesama, sombong, tidak
taat, marah, egois dan sebagainya. Dosa-dosa itu menjadikan kita bermusuhan
dengan Allah yang Maha Suci. Di mata Allah, kita adalah musuh-musuh-Nya yang
harus dihukum. Isa datang ke dunia untuk mendamaikan manusia berdosa dengan
Allah. Sehingga oleh Allah, manusia tidak lagi dianggap musuh yang harus
dihukum. Melainkan sebagai anak-anak Allah yang dijamin masuk sorga. Injil
Allah menegaskan kebenaran itu. ". . . kita, ketika masih seteru,
diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya [Isa Al-Masih], lebih-lebih
kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh
hidup-Nya!" (Injil, Surat Roma 5:10). Melalui kematian-Nya, Isa menanggung
hukuman dosa manusia. Ia mengampuni dosa dan menjamin hidup kekal orang yang
percaya kepada-Nya. Dengan demikian umat Isa telah berdamai dengan Allah.
Jawaban Saya: Memang benar. Meskipun seorang Muslim taat dalam
beragama, terkadang masih dapat melakukan dosa. Menurut Islam jika seseorang
ingin diampuni Allah dari dosanya, orang tersebut harus bertaubat dengan
sungguh-sungguh, meminta ampun kepada Allah dan tidak mengulanginya lagi
(Ali-Imran: 135). Allah telah berjanji akan mengampuni dosa bagaimana pun
banyak dan besarnya dosa yang kita lakukan kecuali dosa syirik, yaitu dosa yang
timbul akibat menyekutukan Allah dengan makhluknya (An-Nisa 48).
Selain dengan taubat dan
permohonan ampun, Allah SWT juga dapat mengampuni dosa seseorang dengan
lantaran melakukan amal-amal shaleh. Amal-amal shaleh yang dapat menghapus dosa
tersebut di antaranya; puasa Arafah dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu
dan yang akan datang (Shahih Muslim:
1977), Shalat lima waktu dapat menghapus semua kesalahan (Shahih Bukhari: 497), sabar terhadap
musibah juga dapat menghapus dosa (Shahih
Bukhari: 5209), dan banyak amal shaleh lainnya yang Allah akan mengganjar
pengamalnya dengan penghapusan dosa. Itu artinya perbuatan baik dapat menolong
dari hukuman Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW telah menggambarkan
betapa maha pengampunnya Allah SWT di dalam hadits shahih berikut;
Telah menceritakan kepadaku 'Abdul A'la bin Hammad telah menceritakan
kepada kami Hammad bin Salamah dari Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah dari
'Abdurrahman bin Abu 'Amrah dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam dari apa yang telah dikhabarkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, beliau
bersabda: "Dahulu, ada seorang yang telah berbuat dosa. Setelah itu, ia
berdoa dan bermunajat; 'Ya Allah, ampunilah dosaku! ' Kemudian Allah Subhanahu
Wa Ta'ala berfirman: 'Sesungguhnya hamba-Ku mengaku telah berbuat dosa, dan ia
mengetahui bahwasanya ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa atau
memberi siksa karena dosa.' Kemudian orang tersebut berbuat dosa lagi dan ia
berdoa; 'Ya Allah, ampunilah dosaku! ' Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala
berfirman: 'Hamba-Ku telah berbuat dosa, dan ia mengetahui bahwasanya ia
mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa atau menyiksa hamba-Nya karena dosa. Oleh
karena, berbuatlah sekehendakmu, karena Aku pasti akan mengampunimu (jika kamu
bertaubat).' (Shahih Muslim 4953)
Jadi orang yang berdosa hanya
cukup bertaubat untuk menghapus dosanya, tidak perlu mengorbankan korban
tebusan, apalagi sampai harus menjadikan Tuhan sebagai tumbal penebus dosa.
Dari sini sesungguhnya kami umat Islam benar-benar tidak membutuhkan sosok
Tuhan juru selamat yang dijadikan tumbal penebus dosa. Islam memiliki cara
untuk di ampuni dosanya. Umat
Islam tak butuh Yesus.
Manakah Yang Lebih Menghibur?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Assalaamu’alaikum dan amal
tidaklah menghibur. Sebab keduanya tidak dapat membebaskan manusia berdosa dari
hukuman kekal. Sebaliknya, pendamaian Isa Al-Masih sungguh menghibur. Sebab Isa
berkuasa mendamaikan manusia berdosa dengan Allah. Melalui kematian-Nya, Isa
mengampuni dosa dan menjamin hidup kekal di sorga.
Jawaban Saya: Amal shaleh dalam Islam dapat menjadi sebab seorang
Muslim masuk surga, sebagaimana telah banyak disinggung dalam Al-Qur’an dan
hadits-hadits shahih. Amal shaleh juga dapat menghapus dosa seorang Muslim,
sebagaimana telah saya jelaskan di atas. Kafir Kristen pemuja Yesus dalam
setiap tulisannya memang selalu menafikan amal sebagai sarana seseorang untuk
dapat masuk surga. Tujuannya tidak lain agar setiap orang (terutama Muslim)
tidak bergantung pada amal saleh sebagai salah satu upaya dalam mencapai
keselamatan, sehingga dengan mudah kafir Kristen pemuja Yesus dapat
menjerumuskan seorang Muslim ke neraka dengan mengikuti jejak mereka sebagai
pemuja Yesus. Menjadikan Yesus sebagi Tuhan dan juru selamat, tidak akan
menyelamatkan seseorang dari hukuman kekal, tetapi justru akan memperoleh
hukuman kekal karenanya. Sebagaimana firman Allah SWT;
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih
(sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun. (Al Maa'idah: 72)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang
yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya.
Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (Al Bayyinah: 6)
Kafir Kristen pemuja Yesus
berkata bahwa Yesus berkuasa mendamaikan manusia berdosa dengan Allah, bahwa
Yesus mengampuni dosa. Padahal dalam Injil Kristen, Yesus mengajarkan kepada umatnya
bangsa Israel untuk memohon ampunan kepada Tuhan;
dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni
setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam
pencobaan." (Lukas 11:4)
0 Response to "Salam Islam 'Assalamualaikum' dan Salam Isa, Mana Lebih Menghibur?"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.