Soal perceraian, agama Islam dan
Kristen setuju, bahwa Allah tidak menyukainya. Satu Hadits menjelaskan, “Talak
(perceraian) adalah suatu yang halal yang paling dibenci Allah (HR. Abu Dawud
dan Ahmad). Agar dapat bersikap benar, maka kita wajib mengerti sikap Islam dan
Kristen soal perceraian.
Perceraian Dalam Islam Dan Kristen
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Qs 2:229 membolehkan perceraian
“Talak (yang dapat dirujuk) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi ... atau
menceraikannya dengan cara yang baik . . .” Nampaknya, dalam Islam, talak jauh
lebih mudah bagi pria daripada wanita. Mungkinkah itu karena pria dianggap
lebih superior dari wanita?
Sebaliknya, Kitab Allah tegas
mengharamkan perceraian. Dengarkanlah kata Yahweh (Tuhan), "Aku benci
perceraian . . . Aku benci kalau salah seorang dari kamu berbuat sekejam itu
terhadap istrinya. Maka jagalah dirimu dan jangan sekali-kali mengkhianati
istrimu" (Kitab Nabi Maleakhi 2:16).
Jawaban Saya: Dalam hal perceraian, kita sepakat bahwa pria lebih
mampu menguasai diri dan menahan emosinya dari pada wanita. Ia lebih mampu
menimbang setiap perkara dengan akal sehat dan memikirkan resiko-resiko besar
akibat bobroknya kehidupan rumah tangga. Di samping itu, pria adalah orang yang
menanggung berbagai kesulitan dan beban nafkah dalam keluarga. Sementara itu,
wanita tidak menanggung beban dalam rumah tangga, sehingga orang pertama yang
merasakan mudarat dari perceraian adalah suami. Oleh karena itu, sangat tepat
kalau keputusan di mulai dari tangannya. Meskipun demikian, istri memiliki hak
untuk khuluk atau bercerai karena terancam dan dirugikan jika tetap bersama
suaminya.
Bukan hanya Al-Qur’an saja yang
memberikan hak bagi laki-laki untuk menceraikan istrinya, Bible Perjanjian Lama
juga memberikan hak bagi laki-laki untuk menceraikan istrinya dengan cara
menulis surat cerai. Cuma bedanya, kalau dalam hukum Islam wanita dapat
menuntut cerai suaminya, sementara hukum Taurat tidak membolehkan wanita
mencerai atau menuntut cerai suaminya. Sebagaimana sebuah ayat dalam Bible
Perjanjian Lama berikut ini;
"Apabila seseorang mengambil seorang perempuan dan menjadi suaminya,
dan jika kemudian ia tidak menyukai lagi perempuan itu, sebab didapatinya yang
tidak senonoh padanya, lalu ia menulis surat cerai dan menyerahkannya ke tangan
perempuan itu, sesudah itu menyuruh dia pergi dari rumahnya, (Ulangan 24:1)
Kafir Kristen pemuja Yesus
mengatakan bahwa Tuhan dalam Bible Perjanjian Lama membenci perceraian (Maleakhi
2:16), tetapi ayat tersebut tidak dapat begitu saja mengharamkan perceraian. Karena
dalam ayat Bible Perjanjian Lama lainnya (Ulangan 24:1, Yeremia 3:1), Tuhan justru
membolehkan laki-laki untuk menceraikan istrinya dengan menulis surat cerai. Itu
berarti hukum Islam dan hukum Taurat memiliki kesamaan dalam melihat perceraian.
Tuhan dalam Bible Perjanjian Lama membenci perceraian, tetapi juga membolehkan
laki-laki menceraikan istrinya. Demikian juga dalam agama Islam. Walaupun perceraian
dalam Islam adalah alam, tetapi Allah SWT membencinya. Keterangan tersebut
dapat ditemukan dalam hadits, walaupun hadits tersebut didhaifkan oleh Syeikh Al-Albani.
Telah menceritakan kepada kami
Katsir bin 'Ubaid, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Khalid dari
Mu'arrif bin Washil dari Muharib bin Ditsar dari Ibnu Abbas dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Perkara halal yang paling Allah benci adalah perceraian."
(Sunan
Abu Daud 1863)
Benarkah Perceraian Itu Solusi?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Menurut seorang pengunjung
situs ini, perceraian dalam Islam adalah solusi. Alasannya “..., perempuan
lebih banyak dari pria, . . . , maka[Islam] memperbolehkan poligami, .. .”
Zulia Ilmawati, psikologMuslim, menuliskan “. . . perceraian adalah solusi bagi
masalah dalam rumah tangga . . .”
Jika perceraian adalah solusi,
mengapa agama-agama berusaha mengatasinya? Mengapa tokoh agama malu jika banyak
umatnya bercerai?
Jika perceraian itu solusi,
mengapa kita merendahkan agama lain yang banyak umatnya bercerai? Bukankah
seharusnya kita bangga karena perceraian merupakan solusi konflik rumah tangga
mereka?
Menurut Ustad Tri Asmoro
Kurniawan perceraian berakibat negatif. Antara lain “... kekerabatan yang
putus, trauma psikologis yang dalam, anak-anak yang menjadi korban, tudingan
miring masyarakat sekitar, hingga hilangnya rasa percaya diri . . .”
Novelis Pat Conroy menulis,
“Setiap perceraian adalah satu kematian kecil peradaban dan kebudayaan.” Ahli
sosiolog Armand Nicholi III dari Universitas Harvard berkesimpulan: “Perceraian
tidak merupakan solusi untuk masalah pernikahan. Perceraian hanya merupakan
pergantian masalah-masalah.”
Jawaban Saya: Tidak ada hubungan antara perceraian dan poligami. Karena
tidak dapat laki-laki disebut berpoligami kalau dia menceraikan istrinya yang
pertama. Saya setuju kalau ada yang mengatakan perceraian adalah salah satu solusi
untuk mengatasi masalah rumah tangga. Memang tidak semua masalah rumah tangga
dapat terselesaikan dengan perceraian. Tetapi adakalanya, permasalahan dalam
rumah tangga hanya dapat diselesaikan dengan jalan perceraian. Itulah sebabnya
Tuhan tidak pernah mengharamkan perceraian, baik di dalam Islam atau dalam
hukum Taurat. Karena Tuhan tahu dengan pasti kalau perceraian dapat menjadi
solusi bagi permasalahan dalam rumah tangga.
Mengapa Sebagian Orang Islam Dan Kristen Bercerai?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Bukankah banyak orang Kristen
di negara-negara Barat bercerai? Benar! Namun, kita wajib mengetahui ajaran
yang mendasari perceraian di antara orang Kristen dan Islam. Kristen melarang
perceraian (juga poligami dan perselingkuhan). Maka pasangan Kristen yang
bercerai sedang melanggar firman Allah. Sebagaimana sabda Isa Al-Masih, “Sebab
sikapmu yang keras kepala itulah maka Musa meluluskan permintaanmu untuk
menceraikan istrimu, tetapi sejak mulanya tidaklah demikian”(Injil, Rasul Besar
Matius 19:8). Sebaliknya, Islam percaya bahwa perceraian adalah solusi. Maka
ajaran itulah yang mendorong dan mengesahkan perceraian di antara umatnya.
Jawaban Saya: Yesus dalam Injil Kristen memang melarang perceraian,
tetapi itu bukan berarti orang-orang Kristen tidak dapat bercerai. Gereja telah
mengganti istilah perceraian perkawinan yang dilarang oleh Yesus, dengan
istilah pembatalan perkawinan agar orang-orang Kristen masih dapat “bercerai”
tanpa merasa berdosa karena melanggar perintah Yesus. Pembatalan perkawinan
tidak pernah dikenal dalam Bible Perjanjian Baru, itu hanyalah akal-akalan gereja
saja. Sangat mungkin gereja juga menganggap perceraian dapat menjadi solusi
tepat untuk keluar dari permasalahan rumah tangga. Jika tidak demikian, mengapa
gereja sampai harus mengada-adakan pembatalan pernikahan yang sama sekali tidak
dikenal dalam Injil Kristen?
Islam dan Kristen Menolak Perceraian
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Jadi agama Islam dan Kristen
benar dalam menentang dengan keras perceraian! Karena perceraian melanggar
firman Allah, bukan solusi terbaik, dan banyak dampak negatifnya. Umat beragama
dapat menghindari perceraian dengan belajar merendahkan diri dan melayani satu
sama yang lain. Jika suami belajar mengalah dan mengasihi isteri seperti Isa
Al-Masih mengasihi kita, dan isteri belajar menghargai suami. Maka perceraian
tidak akan terjadi. Pengorbanan Isa Al-Masih pada kayu salib buat kita menjadi
teladan bagaimana suami dan isteri perlu melayanai satu sama yang lain. Dalam
pengorbanan-Nya kita melihat juga tersedia keselamatan untuk kita sekalian!
Jawaban Saya: Tidak benar agama Islam dan Kristen menentang dengan
keras perceraian. Tuhan baik dalam Al-Qur’an dan Taurat tidak pernah mengharamkan
perceraian. Tuhan lebih tahu tentang apa yang baik dan apa yang buruk bagi
manusia. Jika perceraian memang tidak dapat menjadi solusi dalam menyelesaikan
permasalahan rumah tangga dan hanya membawa dampak negatif, maka Tuhan akan
mengharamkannya secara mutlak. Kafir Kristen pemuja Yesus tidak seharusnya
bersikap mendua (munafik). Di satu sisi mereka menganggap perceraian tidak
dapat menjadi solusi dalam menyelesaikan permasalahan rumah tangga, sementara
di sisi lain mereka membenarkan gereja dengan ajaran pembatalan perkawinannya.
0 Response to "Talak – Halal Tetapi Dibenci Allah"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.