Pada tanggal 6 dan 7 Desember
2016 dua peristiwa beruntun. Yaitu penghentian paksa ibadah Natal di Bandung
dan gempa Aceh 6,5 Skala Richter. Mungkinkah keduanya berkaitan?
Pembubaran Natal di Bandung
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Ormas Pembela Ahlu Sunnah (PAS)
dan Dewan Dakwah Islam (DDI) memprotes ibadah Natal di Sabuga, Bandung.
Alasannya gedung itu bukanlah tempat ibadah. Padahal, Al-Quran mengajarkan “Dan
jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu,
maka lindungilah ia . . .” (Qs 9:6).
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengutip ayat Al-Qur’an
untuk mempermasalahkan tindakan ormas Islam yang membubaran Kebaktian
Kebangunan Rohani (KKR). Dengan mengutip ayat tersebut, secara tidak langsung
kafir Kristen pemuja Yesus mengakui bahwa mereka adalah orang-orang Musyrik.
Tidak salah memang. Selain kafir mereka juga Musyrik karena mereka telah
mengikut-sertakan makhluk sebagai sesembahan selain Allah.
Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta
perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman
Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu
disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui. (At Taubah: 6)
Ayat tersebut di atas diturunkan
ketika kaum Muslimin dan orang-orang Musyrik Mekkah dalam keadaan saling
berperang. Melalui ayat tersebut Allah SWT mensyariatkan untuk memberikan
keamanan kepada orang-orang Musyrik Mekkah apabila mereka meminta perlindungan.
Tujuannya agar orang-orang Musyrik dapat mendengar firman-firman Allah SWT, kemudian
diharapkan akan dapat menerima Islam di kemudian hari. Kondisi sekarang berbeda
dengan zaman di mana ayat itu diturunkan. Karena konteks ayat dengan kondisi
sekarang berbeda, kafir Kristen pemuja Yesus tidak dapat menggunakan ayat
tersebut untuk mempersalahkan tindakan ormas Islam yang membubarkan Kebaktian
Kebangunan Rohani (KKR) di Bandung. Apalagi dalam kegiatan Kebaktian Kebangunan
Rohani (KKR) di Bandung tersebut terdapat pelanggaran Surat Keputusan Bersama
(SKB), Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama Republik Indonesia.
Cuitan Netizen di Twitter
Akun Twitter dengan tanda
pagar/tagar #BandungIntoleran menjadi trending topik. Hingga Rabu (7/12/2016),
pukul 03.30 WIB, ada 8.100 cuitan di tagar itu. "Pak@ridwankamil kasihani
kami minoritas ini . . . apa belum cukup kami di sebut2 KAFIR?" tulis akun
Hendrix Tarihoran. Akun Arya menuliskan ". . . sebagai warga bandung &
muslim gw merasa malu atas tindakan ormas yang masuk ke dalam sabuga mengganggu
kebaktian."
“Hentikan mencoreng Islam yang
damai dengan melakukan perbuatan melanggar hak asasi orang lain, proses hukum
pelakunya,” kata akun Rhoma Irama.
Gempa di Aceh – Apakah Balasan Pembubaran Natal Di Bandung?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Gempa hebat di Pidie, Aceh,
mengakibatkan banyak korban dan kepedihan yang mendalam. Benarkah gempa di Aceh
sebagai balasan Allah terhadap pembubaran Natal di Bandung?
Tidak! Tidak semua bencana alam
adalah hukuman Tuhan kepada manusia. Namun sewaktu-waktu Tuhan dapat menggunakan
bencana alam untuk mengingatkan umat-Nya. Yang pasti, dalam gempa bumi pun
Allah sangat mengasihi manusia. Natal adalah salah satu bukti kebesaran kasih
Allah.
Jawaban Saya: Gempa bumi terjadi peristiwa yang terjadi akibat dari
pergeseran lempeng bumi. Aceh yang berada di pulau Sumatera paling sering
dilanda gempa. Posisi Sumatera berada dalam satu sudut Cincin Api Asia Pasifik.
Cincin Api Asia Pasifik merupakan istilah untuk daerah dalam lingkar gempa
paling aktif di dunia. Jadi gempa bumi di Aceh sama sekali tidak ada sangkut
pautnya dengan pembubaran kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di
Bandung. Gempa bumi di Aceh terjadi karena pergeseran lempeng bumi, bukan
disebabkan oleh hukuman Tuhan karena ada pembubaran kegiatan Kebaktian
Kebangunan Rohani (KKR) di Bandung. Jika ada gempa bumi akibat dari pembubaran Kebaktian
Kebangunan Rohani (KKR) di Bandung, maka Bandung yang harusnya dilanda gempa
bumi, bukan Aceh. Menghubung-hubungkan satu kejadian dengan kejadian lainnya memang
sering dilakukan oleh kafir Kristen pemuja Yesus sebagai pembenaran atas kesesatan
ajaran agama mereka.
Pembubaran Natal Dan Gempa Aceh
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Natal bukanlah momen kebencian,
melainkan momen kasih. Kasih Isa Al-Masih menyatukan kedua peristiwa itu.
Kepada korban gempa Aceh dan semua manusia, Isa mengajarkan kasih yang terbaik.
Sabda-Nya “. . . kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri"
(Injil, Rasul Besar Matius 19:19). Kita berdoa agar Tuhan menolong mereka. Umat
Nasrani juga sudah mengirimkan bantuan untuk meringankan beban hidup mereka.
Kepada orang-orang yang memusuhi kita, Isa Al-Masih mengajarkan sikap termulia.
“. . . Kasihilah musuhmu dan berdoalah [berkat] bagi mereka yang menganiaya
kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5: 44). Isa mengajar umat-Nya agar jangan
membalas kejahatan dengan kejahatan. Melainkan membalas kejahatan dengan
kebaikan.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Natal
bukan momen kebencian, melainkan momen kasih. Mereka juga mengatakan Yesus
mengajarkan untuk mengasihi sesama manusia, bahkan mengasihi musuh. Jika kafir
Kristen pemuja Yesus dapat menjalankan ajaran tersebut, tentu itu sangat baik. Tetapi
semuanya itu masih jauh dari kenyataan yang ada. Natal yang katanya momen
kasih, ternyata tidak mampu membuat hati orang-orang Kristen yang telah
merayakan Natal menjadi penuh damai pula. Terbukti ditemukannya panti
rehabilitasi yang ada di kota Binjai yang di kelola oleh orang-orang Kristen.
Melakukan upaya pemurtadan dengan memaksa pasien untuk menghafal ayat-ayat
Bible. Bila pasien tidak menghafal maka akan diolesi balsem matanya.
Selain itu, mereka akan dipukuli
dengan gagang sapu dengan keras. Bahkan, yang sadisnya lagi, pasien yang
dirantai kakinya dengan gembok, disuruh memeluk botol yang berisi air panas
mendidik dengan tubuh bertelanjang dada. Beberapa di antara pasien ada yang
mengalami luka melepuh akibat perbuatan gila itu. Mirisnya lagi, menurut
sejumlah penghuni yayasan yang jumlahnya di bawah seratus lima puluh ini, ada
sekitar lima orang yang menghembuskan napas terakhirnya karena aksi penyiksaan
tersebut. “ Kami seperti hidup di neraka di panti tersebut, kami disiksa,
diperlakukan bak binatang.
Islam, Kristen - Inilah Bukti Terbesar Kasih Allah
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Bukti terbesar kasih Allah
ialah turunnya Isa Al-Masih, Kalimatullah. Isa rela mati disalib untuk
menggantikan hukuman dosa manusia. “. .
. Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup
yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16). Isa Al-Masih begitu mengasihi
semua manusia, termasuk umat Muslim. Ia ingin mereka percaya kepada-Nya agar
beroleh pengampunan dosa dan jaminan hidup kekal di sorga.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Yesus
rela mati di salib. Mereka juga mengatakan Yesus telah menyerahkan nyawanya.
Tetapi mengapa kesan tersebut sama sekali tidak terlihat. Jika benar Yesus
memang rela di salib dan rela menyerahkan nyawanya, mengapa ketika akan pergi
ke Yerusalem Yesus memerintahkan murid-muridnya untuk membeli pedang (Lukas
22:36)? Mengapa Yesus memerintahkan murid-muridnya untuk menjaga dirinya dan
terlihat Yesus sangat ketakutan (Matius 26:38)? Mengapa Yesus sampai sujud dan
berdoa demi keselamatannya (Matius 26:42)? Dan mengapa ketika hampir mati di
atas salib, Yesus berteriak dengan keras: “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?,” yang
berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Markus 15:34). Itu
semua adalah bukti kalau Yesus tidak pernah rela mati di salib dan tidak pernah
rela mati. Yesus lebih tepat di sebut dikorbankan di kayu salib daripada
mengkorbankan diri di kayu salib.
Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16). Setiap
orang yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah orang-orang dari bangsa
Israel, karena Yesus hanya berdakwah khusus untuk bangsa Israel (Matius 15:24).
Sedangkan percaya kepada Yesus pada ayat tersebut adalah
percaya kepada Yesus sebagai Nabi utusan Allah (Yohanes 5:37).
Dalam Injil Kristen terdapat ayat
di mana Yesus menjamin hidup yang kekal; dan Aku memberikan hidup yang
kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya
dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang
memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun
tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. (Yohanes 10:28-29)
Dalam ayat tersebut, Yesus
berjanji akan memberikan hidup yang kekal dan mereka tidak akan binasa
selama-lamanya. Untuk mengetahui siapa yang telah dijanjikan hidup yang kekal
oleh Yesus, maka anda harus membaca ayat sebelumnya, perhatian ayat ini;
Domba-domba-Ku mendengarkan
suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, (Yohanes
10:27)
Pada ayat tersebut, Yesus
menyebut domba-domba. Domba dalam Injil Perjanjian Baru digunakan
untuk menyebut umat dari bangsa Israel. Sedangkan untuk bangsa di luar dari
bangsa Israel, Yesus biasa menyebutnya Anjing. Jadi, syarat pertama untuk
memperoleh janji keselamatan dari Yesus, orang tersebut haruslah berasal bangsa
Israel. Tidak cukup itu saja, Yesus juga mensyaratkan domba-domba tersebut
harus mendengar dan mengikuti ajaran Yesus. Kedua syarat tersebut ternyata
tidak dimiliki oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Pertama; kebanyakan dari
orang-orang Kristen bukanlah dari bangsa Israel, kedua; orang-orang Kristen
tidak mendengar dan mengikuti ajaran Yesus, tetapi lebih mendengar dan
mengikuti ajaran Paulus. Oleh karena kedua syarat tersebut tidak dapat dipenuhi
oleh kafir Kristen pemuja Yesus, maka mereka tidak akan memperoleh janji
keselamatan yang akan diberikan oleh Yesus.
0 Response to "Pembubaran Natal Di Bandung Dan Gempa Aceh - Adakah Hubungannya?"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.