Umat Muslim di seluruh dunia
selalu berusaha untuk melakukan perbuatan baik. Sebab Al-Quran mengajarkan agar
lebih banyak melakukan perbuatan baik dibanding perbuatan jahat. Karena syarat
masuk sorga ditentukan banyaknya perbuatan baik seseorang. “Barangsiapa yang
berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat
keberuntungan” (Qs 23:102). Pada Hari Penghakiman, Allah akan menimbang
perbuatan mereka. Jika perbuatan baik lebih banyak, mereka akan masuk ke sorga.
Sebaliknya, jika perbuatan jahat lebih banyak, maka akan masuk ke neraka.
Satu Dosa Membuat Anda Penuh dengan Dosa
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Namun yang menjadi masalah
adalah, kita tidak pernah tahu, apakah perbuatan baik kita akan melebihi
perbuatan jahat, sampai kita ada di hadapan Allah. Seumur hidup, kita tidak
akan pernah tahu, apakah perbuatan baik kita sudah cukup untuk membuat kita
dapat masuk sorga. Masalah lain yang perlu kita pikirkan, bahwa satu perbuatan
jahat akan membuat semuanya “jahat” atau “penuh dosa”
Misalnya seseorang memberi Anda
sepiring nasi goreng dengan sepotong kecil daging babi di dalamnya. Apakah Anda
akan memakannya? Tentu tidak! Sebab sepotong daging babi membuat satu piring
nasi goreng itu haram. Dengan cara yang sama, satu dosa membuat Anda penuh
dengan dosa. Allah itu suci, tidak berdosa. Jadi mengapa Dia akan mengijinkan orang-orang
yang telah melakukan dosa, walaupun hanya satu dosa, untuk masuk ke dalam
sorga-Nya? Sorga harus bebas dari dosa.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa kita
tidak pernah tahu apakah perbuatan baik kita akan melebihi perbuatan jahat. Tidak
perlu sampai sejauh itu yang harus kita ketahui. Umat Islam hanya cukup
menjalankan perintah-perintah agama dan menjauhi yang dilarang dalam agama. Kafir
Kristen pemuja Yesus mengatakan satu perbuatan jahat akan membuat semuanya
jahat atau penuh dosa. Saya katakan, tidak ada seperti itu di dalam Islam. Kalau
dalam agama Kristen mungkin ada seperti itu. Karena dalam Yakobus 2:10
dikatakan; Sebab barang siapa menuruti
seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah
terhadap seluruhnya. Terserah kafir Kristen pemuja Yesus kalau mereka mau terus
dibohongi pakai Yakobus 2:10.
Kafir Kristen pemuja Yesus
membuat sebuah analogi nasi goreng dengan sepotong kecil daging babi di dalam. Analogi
itu hanya cocok untuk agama mereka sendiri. Yang menganggap satu perbuatan
jahat akan membuat semuanya jahat dan penuh dosa. Sedangkan dalam Islam tidak
seperti. Itu sebabnya ada mizan yang berfungsi sebagai timbangan amal. Jika amal
shalehnya lebih berat maka dia akan masuk surga, kalau amal shalehnya lebih
ringan, maka dia akan masuk neraka untuk membersihkan dosanya. Itu dapat di
analogikan seperti seorang murid yang diberikan sepuluh soal oleh gurunya. Salah
dalam menjawab satu soal, tidak membuat sembilan jawaban dari soal lainnya ikut
menjadi salah.
Akankah perbuatan baik seseorang
dapat melebihi perbuatan jahatnya? Sangat bisa! Karena dalam Islam amal shaleh seseorang
dilipat gandakan oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT di bawah ini;
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah,
dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat
gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar. (An Nisaa': 40)
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada
harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka
(yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).
(Ar Ruum: 39)
Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah
akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan
memperoleh pahala yang banyak. (Al
Hadiid: 11)
Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu, dan barangsiapa
yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya
dan akan melipat gandakan pahala baginya. (Ath Thalaaq: 5)
Sementara itu Allah SWT tidak
melipat gandakan perbuatan dosa seseorang dan membuka pintu ampunan
sebesar-besarnya bagi hamba-hambanya. Sebagaimana firman Allah SWT di bawah
ini;
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar. (An Nisaa':
48)
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu)
dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah,
maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (An Nisaa': 116)
Bagaimana Cara untuk Masuk ke dalam Sorga?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Di dalam Taurat, Allah
menetapkan sistem kurban bagi orang-orang Yahudi. Mereka harus memberikan
kurban darah untuk membayar perbuatan dosa mereka. Akan tetapi, ada masalah
dengan sistem ini. Kurban harus diberikan secara berkala, karena kita melakukan
dosa setiap hari! Untuk mengatasi masalah tersebut, maka Allah mengutus Isa
Al-Masih. Isa datang ke dunia dan menjalani hidup yang sempurna. Dia tidak
pernah berdosa. Oleh sebab itu, Isa akan menjadi Kurban terakhir, guna membayar
dosa semua orang. “. . . kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya
oleh persembahan tubuh Yesus Kristus [Isa Al-Masih]” (Injil, Surat Ibrani
10:10).
Jawaban Saya: Islam tidak mengenal penebusan dosa dengan cara menjadikan
hewan sebagai korban penebus dosa. Pengampunan dosa dalam Islam dilakukan
dengan cara bertaubat kepada Allah, bukan dengan menjadikan hewan sebagai
korban penebus dosa seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi atau
menjadikan Tuhan sebagai korban penebus dosa seperti yang dilakukan oleh orang-orang
Kristen. Kafir Kristen pemuja Yesus menganggap Yesus tidak pernah berdosa
sehingga pantas dikorbankan sebagai penebus dosa. Padahal Injil Kristen
menceritakan perbuatan dosa yang dilakukan oleh Yesus. Misalnya ketika satu
hari Yesus di ajak oleh saudara-saudaranya untuk menghadiri sebuah pesta, Yesus
menolak dengan alasan waktunya belum genap. Tetapi setelah saudara-saudaranya
pergi ke pesta, Yesus pun pergi ke pesta tersebut dengan diam-diam (Yohanes 7:10).
Perbuatan Yesus tersebut tergolong perbuatan dosa karena melanggar hukum Taurat
yang melarang berbohong dan berdusta (Imamat 19:11). Yesus juga pernah menyuruh
murid-muridnya untuk mengambil keledai betina milik orang lain tanpa izin
pemiliknya (Matius 21:2). Perbuatan Yesus tersebut dapat digolongkan sebagai
tindak pencurian, karena definisi mencuri itu adalah mengambil properti milik
orang lain tanpa izin pemiliknya. Mencuri termasuk perbuatan dosa karena hukum
Taurat melarang perbuatan tersebut (Keluaran 20:15, 17).
Pilihan Ada di Tangan Anda!
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Allah ingin semua orang ada di
sorga bersama-Nya. Tetapi Anda harus menerima pengorbanan Isa. Tanpa hal ini,
dosa Anda akan tetap melekat pada Anda. Anda harus membayarnya sendiri. Jadi,
yang mana yang Anda akan pilih?
Akankah Anda percaya kepada Isa
dan menerima pengorbanan-Nya? Atau Anda akan terus mencoba sendiri untuk
menghilangkan perbuatan jahat Anda? Pilihan ada di tangan Anda!
Jawaban Saya: Dosa asal adalah dosa akibat dari ketidaktaatan Adam.
Dosa ini hanya dapat ditebus hanya dengan mengkorbankan darah Tuhan yang telah
turun dalam rupa manusia Yesus. Orang yang ingin menyucikan dirinya dari dosa
asal harus menerima Yesus sebagai Tuhan, penebus dan juru selamat. Oleh karena
dalam Islam tidak dikenal yang namanya dosa asal, maka seorang Muslim dapat
dikatakan tidak perlu menyucikan dirinya dari dosa asal. Seorang Muslim juga
tidak perlu sampai menjadikan Tuhan sebagai korban penebus dosa. Seorang Muslim
pun TIDAK BUTUH Yesus sebagai penebus dosa, Tuhan dan juru selamat dirinya.
0 Response to "Akankah Perbuatan Baik Seseorang Melebihi Perbuatan Jahatnya?"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.