Ayat kursi adalah ayat terkenal
dan agung dalam Islam, sebab menyatakan sifat-sifat Allah. Apakah Isa Al-Masih memenuhi sifat-sifat
Allah dalam ayat kursi?
Manfaat Ayat Kursi dan Sifat-sifat Allah
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Menurut Islam banyak manfaat
ayat kursi. Contohnya mengingatkan kita akan sifat-sifat Allah.
“Allah . . . Dia yang Maha Kekal
lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya . . . Kepunyaan-Nya apa yang di langit
dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izinNya?
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka . . . Kursi Allah meliputi langit dan bumi . . .
dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” (Qs 2: 255).
Adakah (1) Pribadi lain yang Kekal,
yang (2) mengurus makhluk-Nya, yang (3) Maha mengetahui, yang (4) menjadi juru
syafaat serta (5) Maha Tinggi dan Besar?
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus rupanya sudah kehabisan
akal untuk menyesatkan umat Islam. Sampai-sampai harus melakukan pembenaran
atas keyakinan mereka yang sesat meskipun dengan “memperkosa” ayat-ayat
Al-Qur’an. Padahal sudah sangat jelas tak satu pun ayat Al-Qur’an yang dapat
dijadikan dalil ketuhanan Yesus, bagaimana pun cara mereka melakukannya. Kafir
Kristen pemuja Yesus mengutip penggalan ayat Al-Qur’an dan hanya mengambil lima
poin yang mereka kait-kaitkan dengan ayat-ayat Bible untuk dapat mempertuhan
Yesus. Padahal ada banyak keterangan pada ayat tersebut yang justru tidak
pernah Yesus miliki.
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi
syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan
mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu
Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi.
Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi
Maha Besar. (Al Baqarah: 255)
Allah: Ayat di atas menjelaskan keagungan sifat-sifat Tuhan yang
oleh Al-Qur’an di sebut dengan nama Allah, sedangkan Yesus bukanlah Allah
karena tidak pernah sekali pun dia menyatakan dirinya Allah. Nabi Isa AS dalam
Al-Qur’an juga telah membantah dirinya adalah Tuhan dan Al-Qur’an menyebut
kafir orang-orang yang menganggap Nabi Isa AS atau Yesus sebagai Tuhan.
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam,
adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang
tuhan selain Allah?." Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah
patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah
mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku
tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha
Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib." (Al Maa'idah: 116)
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih
(sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun. (Al Maa'idah: 72)
Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia: Allah yang
dimaksud pada ayat tersebut adalah Tuhan yang esa, tiada sesembahan yang berhak
disembah selain daripada Dia (Allah). Sedangkan dalam keyakinan agama Kristen,
Allah itu ada tiga; Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus, tiganya
menjadi sesembahan orang-orang kafir.
Terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur:
Allah yang dimaksud pada ayat tersebut adalah Tuhan yang terus menerus mengurus
makhluknya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Sedangkan Yesus jangankan mengurus
makhluk, mengurus dirinya sendiri saja tidak mampu kalau tidak ada bantuan
orang lain, bahkan Yesus sendiri hanyalah makhluk (manusia) yang dilahirkan
dari perut seorang wanita. Allah yang dimaksud pada ayat tersebut juga Tuhan
yang tidak mengantuk dan tidak tidur, sedangkan Yesus mengantuk dan tidur
karena dia hanyalah manusia biasa;
Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu
itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. (Matius 8:24)
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi: Allah yang dimaksud pada ayat tersebut adalah Tuhan yang memiliki
semua apa yang di langit dan semua apa yang di bumi. Karena Dialah yang
menciptakan semua apa yang ada di langit dan di bumi. Sedangkan Yesus tidak
mampu menciptakan sebutir tebu pun, bagaimana dapat Yesus disebut Tuhan yang
mempunyai semua yang di langit dan semua yang di bumi? Jangankan memiliki semua
yang ada di langit dan semua yang ada di bumi, tempat untuk meletakkan kepala
saja Yesus tidak punya;
Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung
mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan
kepala-Nya." (Matius 8:20)
Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya: Allah
yang dimaksud pada ayat tersebut adalah Tuhan yang tiada orang yang dapat
memberi syafa’at kecuali dengan izin-Nya. Sedangkan Yesus tidak dapat
menyelamatkan dirinya sendiri dari penyaliban dan ketika hendak di salib, Yesus
harus susah payah berdoa dengan bersujud agar Allah berkenan menyelamatkannya.
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya
Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi
janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
(Matius 26:39)
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka: Allah yang dimaksud pada ayat tersebut
adalah Tuhan yang mengetahui yang nampak dan yang tidak nampak (gaib),
sedangkan Yesus hanya mengetahui yang nampak dan tidak mengetahui yang tidak
nampak (gaib). Di antara hal ghaib yang tidak diketahui oleh Yesus adalah
tentang kapan kiamat akan terjadi;
Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu,
malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri."
(Matius 24:36)
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar: Allah yang
dimaksud pada ayat tersebut adalah Tuhan yang kekuasaannya meliputi langit dan
bumi. Sedangkan Yesus, jangankan berkuasa atas langit dan bumi, berkuasa atas manusia di bumi saja tidak,
sampai-sampai orang-orang Yahudi dapat menyiksa dan membunuhnya. Allah yang
dimaksud pada ayat tersebut adalah juga Tuhan yang mampu memelihara langit dan
bumi. Sedangkan Yesus tidak mempunyai sumbangsih sedikit pun atas pemeliharaan
terhadap langit dan bumi. Dengan keagungan sifat dan perbuatan-Nya tersebut
pantaslah Allah disebut sebagai Tuhan yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Sedangkan Yesus yang hanya manusia penuh dengan berbagai kekurangan tidak
pantas digelari yang Maha Tinggi lagi Maha Besar dan tidak pantas pula Yesus di
anggap Tuhan dan di sembah.
1. Adakah Pribadi yang Kekal?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Isa Al-Masih bergelar “. . .
Bapa Yang Kekal” (Kitab Nabi Yesaya
9:6). Hakekat Isa Al-Masih adalah Firman Allah, maka Ia sama kekal dengan
Allah.
Jawaban Saya: Sebab seorang anak telah lahir untuk
kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di
atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang
Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. (Yesaya 9:5). Menurut
kafir Kristen pemuja Yesus ayat tersebut merupakan nubuat untuk Yesus, tapi
coba lihat kalimat “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita”, itu berarti
seorang anak yang dimaksud dalam Yesaya 9:6 tersebut bukannya Yesus, karena
anak tersebut telah lahir di zaman Yesaya. Jadi yang di gelari
Bapa yang kekal pada ayat tersebut bukanlah Yesus, tetapi orang lain yang lahir
di masa Nabi Yesaya masih hidup.
2. Siapa Lagi Berkuasa Atas Langit dan Bumi?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Ketika kembali ke sorga, “Yesus
[Isa Al-Masih] . . . berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di
sorga dan di bumi” (Injil, Rasul Besar Matius 28:18).
Jawaban Saya: Injil Matius sebetulnya berakhir pada pasal 28 di
ayat ke 15. Hal tersebut terlihat dari isi ayat 15 yang lebih mirip kata-kata
penutup sebuah cerita; Maka tentara pengawal itu mengambil uang itu,
dan melakukan seperti yang dipesankan kepada mereka. Oleh karena itu cerita
itu masih tersiar di antara orang Yahudi sampai pada hari ini. (Matius
28:15). Ayat Matius 28:15 inilah sesungguhnya ayat terakhir dari Injil
Matius. Sedangkan lima ayat berikutnya, Matius 28:16-20 adalah ayat-ayat yang
baru ditambahkan oleh Gereja kemudian. Kepalsuan ayat-ayat dalam Injil Matius
tersebut ternyata juga dibenarkan oleh sarjana-sarjana Kristen berikut ini;
Hugh J. Schonfield, nominator
pemenang Hadiah Nobel tahun 1959, dalam bukunya The Original New Testament,
hal. 124: “This (Matthew 28:15) would appearto be the end of the Gospel (of
Matthew). What follows (Matthew 28:16-20) fromthe nature of what is said, would
then be a latter addition”. “Ayat ini (Matius 28:15) nampak sebagai penutup
Injil (Matius). Dengan demikian, ayat-ayat selanjutnya (Matius 28:16-20), dari
kandungan isinya, nampak sebagai (ayat-ayat) yang BARU DITAMBAHKAN KEMUDIAN”.
Selanjutnya, Robert Funk,
Professor Ilmu Perjanjian Baru, Universitas Harvard, dalam bukunya The Five
Gospels, mengomentari ayat-ayat tambahan ini sebagai berikut: “The great
commission in Matthew28:18-20 have been created by the individual evangelist…
reflect the evangelist idea of launching a world mission of the church. Jesus
probablyhad no idea of launching a world mission and certainly was not the
institusion builder. (is) not reflect direct instruction from Jesus”. “Perintah
utama dalam Matius 28:18-20… diciptakan oleh para penginjil….memperlihatkan ide
untuk menyebarkan ajaran Kristen ke seluruh dunia. YESUS SANGAT MUNGKIN TIDAK
MEMILIKI IDE UNTUK MENGAJARKAN AJARANNYA KE SELURUH DUNIA DAN (Yesus) SUDAH
PASTI BUKAN PENDIRI LEMBAGA INI (agama Kristen). (Ayat ini) tidak menggambarkan
perintah yang diucapkan Yesus”
3. Hanya Allahkah yang Maha Mengetahui?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Isa Al-Masih meramalkan dan
mengetahui kehancuran Bait Allah Israel 70 tahun kemudian. “Aku [Isa Al-Masih]
berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batu pun di sini [Bait Allah] akan
dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan"
(Injil, Rasul Besar Matius 24:1-2). Nubuat ini tergenapi ketika pasukan Romawi
pimpinan Jenderal Titus menghancurkan Bait Allah pada tahun 70 M.
Jawaban Saya: Kalau cuma mengetahui kejadian yang akan terjadi di
kemudian hari, bukan cuma Yesus, Nabi Muhammad SAW juga dapat mengetahui
kejadian yang akan terjadi. Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih berikut;
Anas berkata: Aku berkata
kepada Umar: Apa kau tidak melihatnya? Ia tidak melihatnya, ia berkata: Aku
akan melihatnya dengan berbaring di atas hamparanku. Lalu ia menceritakan
kepada kami tentang tentara-tentara Badar, ia berkata: Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Salam memperlihatkan tempat kematian tentara-tentara
Badar kemarin, beliau bersabda: "Ini tempat kematian fulan
besok, insya Allah." Anas berkata: Umar berkata: Demi Dzat
yang mengutusnya dengan kebenaran, mereka tidak melenceng dari batasan yang
ditentukan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam." (Shahih Muslim: 5120)
Pada saat perang Hunain, Nabi
Muhammad SAW menyebut seseorang akan menjadi penghuni neraka, padahal dia seorang
Muslim yang berniat akan berjihad membela agama Allah SWT. Keesokan harinya
lelaki tersebut berperang dan teruka parah. Tidak kuat menahan sakit yang
dirasakannya, lelaki tersebut bunuh diri.
Abu Hurairah dia berkata,
"Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang melakukan
peperangan terhadap Hunain, maka beliau bersabda kepada seorang lelaki yang
diakui sebagai seorang muslim: 'Orang ini termasuk ke dalam golongan ahli
Neraka'. Saat kami sedang dalam kancah, kami lihat lelaki itu berperang dengan
bersungguh-sungguh hingga menyebabkan dia terluka parah. Lalu ada yang
melaporkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 'Wahai Rasulullah!
Lelaki yang tuan katakan sebelum ini, bahwa dia merupakan ahli Neraka, pada
hari ini ia telah berjuang dengan penuh semangat dan dia telah mati'. Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia akan ke Neraka'.
Sebagian kaum muslimin berada dalam keraguan tersebut. Tiba-tiba datang
seseorang melaporkan bahwa dia tidak mati karena berjuang, tetapi luka parah.
Pada malam itu, dia tidak sabar menghadapi kesakitan lukanya, maka dia membunuh
dirinya sendiri, maka hal itu dilaporkan kepada Rasulullah. Rasulullah terus
bertakbir: 'Allahu Akbar, aku bersaksi bahwa aku adalah hamba Allah dan
Rasul-Nya.' Lalu Rasulullah menyuruh Bilal memberitahu semua orang bahwasanya
tidak akan masuk Surga kecuali jiwa atau orang yang berserah diri (kepada
Allah). Dan bahwa Allah telah menguatkan lagi agama ini dengan seorang lelaki
yang gagah perkasa'." (Shahih
Muslim: 162)
Jadi Yesus yang mengetahui
kehancuran bait Allah bukan sesuatu yang dapat dijadikan alasan untuk
menganggapnya Maha Mengetahui, karena Nabi Muhammad SAW juga dapat mengetahui
kejadian yang akan terjadi di kemudian hari. Jika Yesus memang Tuhan, harusnya
dia mengetahui sesuatu yang hanya di ketahui oleh Allah dan manusia lainnya
tidak mungkin mengetahuinya. Misalnya tentang kapan hari kiamat terjadi. Apakah Yesus
mengetahui kapan hari kiamat terjadi, sebagaimana hanya Tuhan yang
mengetahuinya? Jawabnya ada pada ayat berikut;
Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu,
malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri."
(Matius 24:36)
4. Benarkah Isa Al-Masih Maha Tinggi dan Maha Besar?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Isa satu-satunya yang “ . . .
terkemuka di dunia dan di akhirat . . .” (Qs 3:45). Artinya Isa berkuasa “. . .
memberikan syafaat kepada orang-orang beriman” (Tafsir Jawâmi’ al-Jâmi’, jilid
1, hal. 175). Kepada Maria/Maryam, Allah berfirman “Ia [Isa Al-Masih] . . .
akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi . . . dan Ia akan menjadi raja . .
. Kerajaan-Nya tidak akan
berkesudahan" (Injil, Rasul Lukas 1:32-33).
Kiasan “Anak Allah” ini
menegaskan bahwa Isa Al-Masih se-Dzat/hakekat dengan Allah. Maka Isa pasti Maha
Tinggi dan Maha Besar.
Jawaban Saya: Maha Tinggi dan Maha Besar dalam Al-Qur’an hanya
disandangkan kepada Allah SWT. Dengan keagungan sifat dan perbuatan Allah SWT
terhadap penciptaan dan pemeliharaan apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi, pantaslah Allah disebut sebagai Tuhan yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Berbeda
dengan Yesus yang hanya manusia penuh dengan berbagai kekurangan, tidak pantas
digelari yang Maha Tinggi lagi Maha Besar dan tidak pantas pula Yesus di anggap
Tuhan dan di sembah. Memang Al-Qur’an menyebut Nabi Isa terkemuka (Arab:
wajiha), tetapi bukan hanya Nabi Isa AS saja yang mendapat sebutan “wajiha”.
Nabi Musa dalam Al-Qur’an (Al-Ahzab: 69) juga memperoleh sebutan “wajiha” yang
berarti terkemuka, terhormat atau dimuliakan. Nabi Isa AS terkemuka di dunia maksudnya Beliau mempunyai kedudukan di sisi Allah ketika di dunia, karena wahyu diturunkan oleh
Allah kepadanya berupa syariat agama, dan Allah menurunkan Al-Kitab kepadanya
serta hal-hal lainnya yang dianugerahkan Allah kepadanya. Sementara itu terkemuka di akhirat maksudnya di akhirat nanti dia dapat memberi syafaat di sisi Allah terhadap orang-orang
yang diizinkan-Nya untuk diberi syafaat. Lalu Allah menerima syafaatnya. Kedua sebab tersebut, yaitu diberi wahyu berupa syariat agama ketika di dunia dan akan dapat memberi syafaat ketika di akhirat, juga dimiliki oleh Nabi-nabi Allah Subhanahu wa Ta'ala lainnya, tidak terkecuali Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasalam.
Kafir Kristen pemuja Yesus
mengatakan bahwa Yesus yang mereka puja adalah sehakikat dengan Allah. Itu
perkataan sesat dan tidak berdasar. Karena jika benar Yesus sehakikat dengan
Allah, apakah mungkin Yesus berkata; Tetapi
tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di
sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri." (Matius
24:36)?
5. Berkuasakah Isa Al-Masih Menjadi Juru Syafaat?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Isa adalah “. . . Juruselamat . . .” (Injil, Rasul Lukas 2:11)
“. . . karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka"
(Injil, Rasul Besar Matius 1:20). “Juru” berarti “ahli.” Isa Al-Masih ahli
menyelamatkan orang dari hukuman dosa, yaitu siksa kekal di neraka. (Inginkah
Anda tahu apakah Isa dapat menyelamatkan Anda? Hubungi kami!)
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menganggap Yesus sebagai
juru selamat karena menurut mereka Yesus menyelamatkan manusia dari dosa.
Padahal Yesus sendiri tidak sekali pun menyebut dirinya juru selamat dan
mengajarkan umatnya untuk memohon ampunan kepada Bapa;
dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni
setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam
pencobaan." (Lukas 11:4)
Janji Terindah Isa Al-Masih Bagi Kita Semua
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Jadi Isa Al-Masih memenuhi
sifat-sifat Allah di Ayat Kursi. Ia juga memberikan janji terindah bagi semua
manusia. Firman-Nya, “. . . Akulah kebangkitan dan hidup [Al-Hayy] . . . setiap
orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.
Percayakah engkau akan hal ini?" (Injil, Rasul Besar Yohanes 11:25-26).
Jawaban Saya: Yesus sama sekali tidak memenuhi sifat-sifat Allah
seperti yang di klaim oleh kafir Kristen pemuja Yesus, saya sudah menjelaskan
semuanya. Dan percaya kepada Yesus dalam Yohanes 11:26 adalah percaya terhadap
Yesus sebagai utusan Allah, bukan sebagai Tuhan dan di puja;
Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan
kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku
datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus
Aku. (Yohanes 17:8). Konsekuensi
dari percaya Yesus sebagai utusan Allah adalah mendengar dan melakukan kehendak
Tuhan yang mengutus Yesus; Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan
kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. (Yohanes
4:34). Salah satu kehendak Allah
adalah tidak menyembah sesembahan selain Allah; Jangan ada padamu sesembahan lain di hadapan-Ku. (Keluaran 20:3)
0 Response to "Menguji Al-Masih Dengan Ayat Kursi"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.