Kafir Kristen pemuja Yesus
mengatakan bahwa di dalam agama Islam, dosa sekecil apapun akan menggagalkan
seseorang untuk dapat menyeberangi jembatan Ash shirath dengan selamat. Dosa sekecil
apapun, akan menyebabkan orang tersebut masuk ke dalam neraka jahanam. Untuk
memperkuat pendapatnya tersebut, kafir Kristen pemuja Yesus mengutip beberapa
ayat Al-Qur’an, di antaranya;
Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa,
maka sesungguhnya baginya neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak
(pula) hidup (Thaahaa: 74)
(Bukan demikian), yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah
diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
(Al Baqarah: 81)
Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam
neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang
yang zalim seorang penolong pun. (Ali
'Imran: 192)
Ayat-ayat Al-Qur’an di atas
dikatakan oleh kafir Kristen pemuja Yesus dengan jelas dan tegas menyebutkan
bahwa orang-orang yang berbuat dosa atau memiliki dosa akan dimasukkan ke dalam
neraka jahannam. Orang tersebut akan disiksa kekal atau selama-lamanya di
neraka. Di neraka dia tidak mati dan tidak pula hidup. Apa yang dikatakan oleh
kafir Kristen pemuja Yesus tersebut tentu saja tidak benar. Mereka hanya
mengutip beberapa buah ayat kemudian menyimpulkannya. Tujuannya tentu saja
untuk menyesatkan pembacanya.
Kafir pemuja Yesus mengutip
sebuah ayat Al-Qur’an yang artinya, “Sesungguhnya
barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya
baginya neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup” (Thaahaa: 74)
Dalam Tafsir Ibnu Katsir
disebutkan sebuah riwayat dari Abu Sa’id, bahwa Rasulullah SAW berkhotbah.
Dalam khotbahnya sampai pada firman-Nya: Sesungguhnya
barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya
baginya neraka Jahanam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. (Thaha: 74). Kemudian Rasulullah SAW
bersabda: Adapun ahli neraka yang
merupakan penduduk tetapnya, maka mereka tidak mati di dalamnya dan tidak pula
hidup. Adapun orang-orang yang bukan penghuni tetapnya, maka neraka membakar
mereka, kemudian berdirilah orang-orang yang memberi syafaat, maka mereka
memberikan pertolongan syafaatnya. Lalu dijadikanlah mereka bergolong-golong
(dientaskan dari neraka) dan dilemparkan ke dalam sebuah sungai yang disebut
Sungai Kehidupan, maka mereka tumbuh (muncul) darinya sebagaimana munculnya
rerumputan di tempat (bekas) mengalirnya banjir.
Menurut riwayat di atas, ada dua
golongan ahli neraka, yaitu penghuni tetap dan penghuni tidak tetap. Penghuni
tetap neraka adalah orang-orang kafir dan orang-orang musyrik (Al Bayyinah: 6).
Mereka abadi menempati neraka untuk selamanya, orang-orang inilah yang dimaksud
dalam Thaha: 74. Sedangkan penghuni neraka tidak tetap adalah orang-orang
beriman yang berat timbangan dosanya melebihi berat timbangan amalnya. Mereka
di dalam neraka untuk membersihkan dosanya kemudian dimasukkan ke dalam surga.
Kafir pemuja Yesus mengutip
sebuah ayat Al-Qur’an yang artinya, “(Bukan demikian), yang benar:
barang siapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Al-Baqarah: 81).
Kafir pemuja Yesus mengutip ayat
Al-Qur’an sepotong-sepotong sehingga muncul kesan bahwa Allah membiarkan orang
berdosa tidak punya harapan, padahal tidak demikian. Ayat Al-Qur’an
(Al-Baqarah: 81) tersebut, sebetulnya jawaban Allah atas klaim orang-orang
Yahudi yang mengaku bahwa mereka masuk neraka cuma dalam hitungan beberapa hari
saja. Allah menyatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang berdosa dan
diliputi oleh dosanya, serta mengancam orang-orang Yahudi dengan azab neraka yang
kekal, bukan hanya beberapa hari seperti yang mereka klaim. Setelah itu Allah
melanjutkan firman-Nya, “Dan orang-orang yang beriman serta
beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya” (Al-Baqarah:
82). Ini adalah harapan bagi orang-orang Yahudi yang pada ayat
sebelumnya Allah telah mengancam mereka dengan kekal di neraka. Kecuali jika di
antara mereka mau beriman dengan menerima Islam sebagai agama dan beramal
saleh, maka Allah akan menempatkan mereka dalam surga dan mereka kekal di dalamnya.
Itu makna kedua ayatnya.
Kafir pemuja Yesus mengutip
sebuah ayat Al-Qur’an yang artinya, “Ya
Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka
sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim
seorang penolong pun”. (Ali 'Imran:
192)
Penjelasan mengenai ayat di atas
tidak jauh berbeda dengan penjelasan saya sebelumnya. Ada dua golongan ahli
neraka, orang-orang kafir dan musyrik akan menjadi penghuni tetap neraka,
mereka abadi menempati neraka. Sedangkan orang-orang beriman yang berat
timbangan dosanya melebihi berat timbangan amalnya, mereka di dalam neraka
untuk membersihkan dosanya kemudian dimasukkan ke dalam surga.
Jika dosa sekecil apapun akan
menyebabkan orang masuk ke dalam neraka jahanam, lalu untuk apa ada Mizan
(timbangan amal) dan shirat? Harusnya orang berdosa bisa langsung dilemparkan
ke neraka, tidak perlu di timbang amalnya dan tidak perlu melewati shirath.
Adanya Mizan dan Shirath adalah bukti bahwa dosa tidak otomatis membuat
seseorang masuk ke neraka, kecuali jika orang tersebut kafir atau musyrik.
Selanjutnya, kafir Kristen pemuja
Yesus mengatakan bahwa Al-Qur’an dan Hadis kurang begitu jelas dan tidak
terlalu tegas berbicara mengenai bagaimana agar dosa dapat dihapus atau
dibersihkan. Pernyataan tersebut menjadi bukti palsunya pengakuan kafir Kristen
pemuja Yesus bahwa mereka telah mempelajari Al-Qur’an dan Hadits. Karena jika
mereka memang benar-benar mempelajari Al-Qur’an dan Hadits, kafir Kristen
pemuja Yesus akan menemukan bagaimana seorang Muslim membersihkan dirinya dari dosa-dosa
besar.
Memang benar, ada amal-amal
shaleh yang apabila dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah SWT, maka Allah
SWT dapat mengampuni dosa seseorang dengan lantaran melakukan amal-amal shaleh
tersebut. Amal-amal shaleh yang dapat menghapus dosa di antaranya; puasa Arafah
dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu dan yang akan datang (Shahih Muslim: 1977), Shalat lima waktu
dapat menghapus semua kesalahan (Shahih
Bukhari: 497), sabar terhadap musibah juga dapat menghapus dosa (Shahih Bukhari: 5209), dan banyak amal
shaleh lainnya yang Allah akan mengganjar pengamalnya dengan penghapusan dosa. Tetapi
itu hanya untuk menghapus dosa-dosa kecil. Sedangkan untuk membersihkan diri
dari dosa-dosa besar, seorang Muslim harus bertaubat, meminta ampunan Allah SWT,
karena hanya Dia yang dapat mengampuni dosa. Sebanyak apapun dosa yang pernah
dilakukan oleh seorang hamba, Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya. Ada banyak
ayat-ayat Al-Qur’an maha pengampunnya Allah SWT, beberapa di antaranya;
Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari
hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang? (At Taubah:
104)
Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada
Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya
kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu
dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (Al Hadiid: 28)
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu)
dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah,
maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (An Nisaa': 116)
Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga
menggambarkan betapa maha pengampunnya Allah SWT di dalam Hadits-hadits Shahih
berikut;
Telah menceritakan kepadaku 'Abdul A'la bin Hammad telah menceritakan
kepada kami Hammad bin Salamah dari Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah dari
'Abdurrahman bin Abu 'Amrah dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam dari apa yang telah dikhabarkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, beliau
bersabda: "Dahulu, ada seorang yang telah berbuat dosa. Setelah itu, ia
berdoa dan bermunajat; 'Ya Allah, ampunilah dosaku! ' Kemudian Allah Subhanahu
Wa Ta'ala berfirman: 'Sesungguhnya hamba-Ku mengaku telah berbuat dosa, dan ia
mengetahui bahwasanya ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa atau
memberi siksa karena dosa.' Kemudian orang tersebut berbuat dosa lagi dan ia
berdoa; 'Ya Allah, ampunilah dosaku! ' Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala
berfirman: 'Hamba-Ku telah berbuat dosa, dan ia mengetahui bahwasanya ia
mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa atau menyiksa hamba-Nya karena dosa. Oleh
karena, berbuatlah sekehendakmu, karena Aku pasti akan mengampunimu (jika kamu
bertaubat).' (Shahih Muslim 4953)
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami
Syu'bah dari 'Amru bin Murrah dia berkata; aku mendengar Abu 'Ubaidah bercerita
dari Abu Musa dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "
Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan senantiasa membuka lebar-lebar tangan-Nya pada
malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa pada siang hari dan
Allah senantiasa akan membuka tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat
orang yang berbuat dosa pada malam hari, dan yang demikian terus berlaku hingga
matahari terbit dari barat." Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad
bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Abu Dawud telah menceritakan kepada
kami Syu'bah dengan sanad ini yang serupa dengan Hadits tersebut. (Shahih
Muslim 4954)
Telah menceritakan kepada kami Hasyim telah menceritakan kepada kami
Syaiban dari 'Ashim dari Ma'rur bin Suwaid dari Abu Dzar berkata secara marfu,
"Orang yang terpercaya lagi dibenarkan (Rasulullah) Telah menceritakan
padaku: "Allah berfirman: 'Kebaikan itu dilipat-gandakan hingga sepuluh
lipat atau lebih, sedang kejahatan itu dicatat satu, atau akan Aku ampuni.
Siapa saja bertemu dengan-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi, namun ia tidak
mensekutukan Aku dengan sesuatu pun, maka Aku akan memberinya ampunan sebanyak
itu pula." (Musnad Ahmad: 20584)
Selanjutnya, kafir Kristen pemuja
Yesus mengatakan bahwa walaupun ada banyak ayat Al-Qur’an yang mengatakan bahwa
amal saleh akan membawa seseorang masuk ke surga, namun tetap saja sangat sulit
bagi seorang Muslim untuk dapat yakin bahwa dia akan selamat. Sering kali suara
hati nuraninya menuduh serta mengingatkannya akan dosa-dosa yang diperbuatnya.
Dia tidak mampu memadamkan suara hati nurani tersebut. Dan dia menyadari betul
akan dosa-dosa yang dia perbuat. Hal tersebut membuat dia sulit untuk yakin
bahwa dia akan masuk surga.
Memang benar amal shaleh walaupun
dipercaya oleh seorang Muslim akan membawanya masuk ke surga, namun hal
tersebut tetap tidak membuat yakin bahwa dirinya akan selamat. Tetapi yang harus
anda ingat. Masuk surga atau tidak, itu bukan bergantung pada apakah anda yakin
masuk surga atau tidak. Masuk surga atau tidak itu tergantung bagaimana anda
hidup. Keyakinan masuk surga bukan jaminan bagi seseorang masuk surga. Sama
seperti seorang guru yang berjanji mengizinkan pulang lebih awal bagi muridnya
yang dapat menjawab satu pertanyaan. Siapakah dari murid-murid guru tersebut
yang akan pulang lebih awal, murid yang yakin akan pulang lebih awal atau murid
yang dapat menjawab pertanyaan? Pasti yang akan pulang lebih awal adalah murid-murid
yang dapat menjawab pertanyaan, bukan?! Nah seperti itulah kira-kira jika
dibuat analogi.
Yesus dalam agama Kristen
dipercaya sebagai penebus dosa. Dosa yang di tebus oleh Yesus itu adalah dosa akibat
pelanggaran Adam (dosa asal), yang kemudian diwariskan kepada anak cucunya,
bukan dosa yang biasa dilakukan oleh manusia. Jika mengikuti konsep dosa menurut
ajaran Kristen tersebut, orang Kristen tetap akan masuk neraka kalau mereka
berdosa. Nah, siapa manusia yang selama hidupnya mampu tidak berbuat dosa? Tidak
satu pun, termasuk orang-orang Kristen. Jadi menurut ajaran Kristen, orang-orang
Kristen pun tidak mempunyai kepastian bahwa mereka pasti akan masuk surga. Oleh
karena itu, jangan pernah tertipu dengan kafir Kristen pemuja Yesus yang
mengatakan bahwa mereka di jamin pasti masuk surga. Yang mereka katakan itu
1000 persen bohong!
Adanya suara hati nurani yang mengingatkan
akan dosa-dosa yang diperbuat, itu justru sangat bagus. Karena dengan seperti
itu, seorang Muslim dapat berhati-hati dalam menjalani hidupnya. Tidak merasa puas
dengan sebanyak apa pun amal yang diperbuat dan tidak menganggap diri lebih suci
dari pada orang lain. Orang baik itu adalah orang yang merasa dirinya penuh
dosa kemudian memperbaiki diri, bukan orang yang merasa dirinya suci kemudian
lalai. Selain mengatakan Muslim tidak dapat yakin selamat walaupun beramal
Shaleh, Kafir Kristen pemuja Yesus juga mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW
ragu-ragu akan keselamatan dirinya. Untuk mendukung tuduhan tersebut, kafir Kristen
pemuja Yesus mengutip dua Hadits Shahih, yaitu Shahih Muslim: 5042 dan Shahih Muslim: 5038. Tetapi ada Hadits
Shahih lainnya yang memiliki matan lebih lengkap dari pada dua buah hadits yang
di kutip oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Jika dalam hadits shahih yang di kutip
oleh kafir Kristen pemuja Yesus, Nabi Muhammad SAW bersabda hanya sampai
kalimat; “tidak juga aku kecuali karena
rahmat Allah” atau “kecuali bila
Allah melimpahkan ampunan dan rahmat padaku”, maka dalam hadits shahih yang
saya kutip, Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa Beliau telah memperoleh limpahan
ampunan dan rahmat Allah SWT. Perhatikan Hadits Shahih berikut;
Telah menceritakan kepada kami
Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi`b dari Sa'id Al Maqburi dari
Abu Hurairah radliallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Salah seorang dari kalian tidak akan dapat
diselamatkan oleh amalnya, " maka para sahabat bertanya; 'Tidak
juga dengan engkau wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab: 'Tidak
juga saya, hanya saja Allah telah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku.
Maka beramallah kalian sesuai sunnah dan berlakulah dengan imbang,
berangkatlah di pagi hari dan berangkatlah di sore hari, dan (lakukanlah)
sedikit waktu (untuk shalat) di malam hari, niat dan niat maka kalian
akan sampai." (Shahih Bukhari 5982).
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi 'Adiy dari Ibnu 'Aun dari
Muhammad dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu 'Aliahi Wasallam, beliau
bersabda: "Tidak seorangpun dari kalian dapat diselamatkan oleh amal
amalnya." Para sahabat bertanya: "Tidak juga dengan engkau wahai
Rasulullah?" Beliau menjawab: "Ya, begitupun denganku, akan tetapi
Rabbku telah melimpahkan ampunan dan rahmat-Nya kepadaku. Ya, begitupun
juga denganku, akan tetapi Rabbku telah melimpah ampunan dan rahmatNya
kepadaku." Beliau mengulanginya hingga dua atau tiga kali. (Musnad
Ahmad: 6905)
Dalam hadits memang disebutkan
bahwa seorang Muslim bahkan termasuk Nabi Muhammad SAW sendiri tidak akan
diselamatkan oleh sebab amalnya. Seorang Muslim atau Nabi Muhammad SAW sendiri
diselamatkan dengan rahmat Allah SWT. Jikalau Nabi Muhammad saw sudah
pasti selamat karena Allah SWT telah melimpahkan ampuan dan rahmat-Nya
kepada beliau, bagaimana dengan umatnya? Umat Islam dapat memperoleh
keselamatan dengan cara banyak beramal, karena amal inilah yang akan menjadi
sebab turunnya rahmat Allah SWT kepada seorang Muslim.
Kafir Kristen pemuja Yesus juga mengatakan
bahwa Al-Qur’an menyatakan amal shaleh tidak menyelamatkan. Menurut mereka, dalam
Surat 46 Al-Ahqaf ayat 9, Rasulullah SAW mengakui bahwa beliau sendiri belum
tahu pasti apa yang akan terjadi dengan dirinya maupun pengikutnya pada hari
yang akan datang tersebut.
Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara
rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan
tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan
kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang
menjelaskan." (Al Ahqaaf:
9).
Tidak ada hubungan antara ayat di
atas dengan keselamatan Nabi Muhammad SAW dan umatnya, seperti yang dikatakan
oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Ketidaktahuan Nabi yang di maksud dalam Al
Ahqaaf: 9 adalah ketidaktahuan atas nasib beliau di dunia, apakah beliau akan
di usir atau akan di bunuh oleh orang-orang kafir. Mengenai nasib Nabi Muhammad
SAW di akhirat sudah dapat dipastikan tempat kembali Rasulullah SAW adalah
surga, seperti yang telah disebutkan dalam dua Hadits Shahih yang sudah saya
kutip di atas.
Selebihnya, tulisan kafir Kristen
pemuja Yesus hanya berkutat membahas masalah keselamatan menurut dogma gereja
atau ajaran Kristen. Ada banyak ayat Bible mereka kutip, yang menyebutkan
masalah dosa, penebusan dosa dan keselamatan. Sengaja tidak saya jawab, karena
selain hanya akan menambah panjang postingan ini, semua ayat-ayat Bible yang
mereka kutip sudah saya jawab di blog ini.
0 Response to "Penghapusan Dosa: menurut Al Quran dan Alkitab"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.