Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Kepada kaum Muslim, Muslimah NU
(Aisha Nurramdhani) ini memberikan saran bijaksana. “Pertama–tama kita harus
mengerti terlebih dahulu posisi Yesus [Isa Al-Masih] di mata Kristiani. Ya,
lepas dahulu kaca mata Islam kita yang penuh dengan doktrin dan ayat-ayat Quran
tentang nabi Isa, agar dapat melihat dengan jelas perspektif Kristiani terhadap Yesus [Isa Al-Masih]. (Lepasin perspektif Islamnya, bukan lepasin
agama Islamnya yach!)”
Penjelasan Muslimah NU Soal Hakekat Isa Al-Masih
“Bagi umat Kristen, Yesus [Isa
Al-Masih] adalah Tuhan yang berinkarnasi (= menjelma) menjadi manusia. Bukan
manusia yang diangkat menjadi Tuhan seperti yang selama ini disalah pahami umat
Muslim.” Terang Aisha Nurramdhani.
“Hal ini bukan tanpa dasar.
Mereka melihat banyaknya nubuatan mengenai kedatangan Mesias, Sang Pembebas,
Tuhan yang mengambil rupa manusia ini dari kitab Taurat [juga Zabur dan Kitab
Para Nabi] . . .” tegasnya.
Jawaban Saya: Aisha Nurramdhani menghimbau kepada umat Islam untuk
melepas dahulu kaca mata Islam kita agar dapat melihat dengan jelas perspektif Kristiani terhadap Yesus. Mungkin sebelum ini
Aisha Nurramdhani juga sudah melepas kaca mata Islam, sehingga dia tetap mendukung
Ahok walaupun Al-Qur’an telah melarang memilih pemimpin kafir. Untuk kali ini
saya akan mengikuti saran Aisha Nurramdhani untuk melepas kaca mata Islam,
tetapi saya juga tidak akan menggunakan kaca mata Kristiani untuk melihat doktrin
agama mereka. Saya akan menggunakan kaca mata menurut Injil Kristen yang
dipercaya sebagai kitab Allah oleh orang-orang Kristen. Seharusnya orang-orang
Kristen juga menggunakan kaca mata menurut Injil Kristen, agar mereka tidak
disesatkan dengan berbagai doktrin dalam agama Kristen.
Perbandingan ini Menolong Para Muslim
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Agar kaum Muslim mengerti,
Aisha Nurramdhani menyarankan agar “. . . posisi Yesus [Isa Al-Masih] dalam
iman Kristen dibandingkan sejajar dengan posisi Al-Quran dalam iman Islam.”
Menurutnya, “Perbandingannya
bukan Yesus [Isa] dengan Nabi Muhammad. Karena dalam Islam, . . . Muhammad
sekedar penerima firman Allah, padahal dalam Kristen, Firman-Nya adalah Yesus
[Isa] itu sendiri.”
Memang, Injil Allah menegaskan
bahwa Isa Al-Masih adalah “. . . Firman Allah . . . dan Firman itu adalah
Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1). “Sebaliknya, posisi Nabi Islam sejajar
dengan Maria (Maryam), karena keduanya adalah ‘sarana turunnya Firman ke dunia’
menurut keyakinan masing-masing,” tambahnya.
Memang, Maryam adalah manusia biasa (Injil, Rasul Besar Lukas,
11:27-28).
Jawaban Saya: Aisha Nurramdhani membandingkan posisi Yesus dalam
Kristen sejajar dengan posisi al-Qur’an dalam Islam. Sedangkan posisi Nabi
Muhammad SAW disejajarkan dengan Maria (Maryam), karena keduanya adalah sarana
turunnya Firman ke dunia. Menurut Aisha Nurramdhani, keperawanan Siti Maryam
juga paralel dengan kebuta-hurufan nabi Muhammad (Nabi al-Ummi). Karena fakta
bahwa Maria tetap perawan dan nabi Muhammad buta huruf, menegaskan kemurnian
Firman Allah, tanpa intervensi atau campur tangan manusia.
Menurut saya sendiri, itu
pembandingan yang sangat dipaksakan. Membandingkan posisi Yesus dalam Kristen sejajar
dengan posisi Al-Qur’an sangat tidak tepat. Walaupun Yesus dan Al-Qur’an
sama-sama dipercaya sebagai firman Allah, tetapi keduanya berbeda. Agama Islam
tidak pernah menganggap firman adalah Allah, sehingga umat Islam juga tidak pernah
menganggap Yesus dan Al-Qur’an sebagai Allah. Berbeda dengan posisi Yesus dalam
agama Kristen. Agama Kristen menganggap firman adalah Allah, ini didasarkan pada
Injil Yohanes 1:1 yang di anggap palsu oleh sarjana-sarjana Kristen sendiri.
Dengannya orang Kristen menganggap Yesus adalah Allah, karena Yesus adalah
firman. Posisi Yesus menurut Injil Kristen (bukan menurut agama Kristen) hanya
dapat disesajarkan dengan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan dan penyampai firman
Allah. Itu karena Yesus sendiri mengatakan bahwa dirinya adalah utusan Tuhan
dan penyampai firman-Nya. Jika Yesus adalah Allah, maka harusnya Yesus menjadi
sumber firman bukan menyampai firman Allah. Perhatikan ayat-ayat berikut;
Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut
Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. (Matius 10:40)
"Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia
menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya,
tetapi Dia yang mengutus Aku." (Markus 9:37)
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku.
(Lukas 4:18)
Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia
yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. (Yohanes 4:34)
Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah
Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu
benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah
yang telah mengutus Aku. (Yohanes
17:8)
Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci
mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. (Yohanes 17:14)
Jika Yesus adalah Allah, maka
harusnya Yesus menjadi sumber firman bukan menyampai firman Allah. Kata-kata
saya ini pasti akan dikatakan oleh kafir Kristen pemuja Yesus membenturkan
sifat keTuhanan Yesus dengan kodratnya sebagai manusia. Hal yang sama akan
terjadi juga ketika anda mempertanyakan kenapa Yesus lapar, kenapa Yesus tidur
dan kenapa Yesus tidak tahu kapan kiamat kalau Yesus memang Tuhan. Dalam keyakinan
orang-orang Kristen, Yesus memang di anggap memiliki kepribadian ganda, Yesus
sepenuhnya Tuhan dan Yesus sepenuhnya manusia. Doktrin tersebut sepenuhnya
muncul dari pemikiran sesat manusia, karena tidak ada satu pun ayat dalam Injil
Kristen yang menggambarkan Yesus memiliki sifat ketuhanan sekaligus kodrat
Yesus sebagai manusia. Yesus di dalam Injil Kristen digambarkan memiliki sifat
ketuhanan dan sifat manusia secara terpisah. Tidak pernah Yesus
disebutkan memiliki sifat ketuhanan sekaligus sifat manusia. Misalnya saja,
Yesus dapat menghidupkan orang mati, ini di anggap sifat Yesus sebagai Tuhan, tetapi
bukan sifat Yesus sebagai manusia. Yesus yang dapat merasa lapar, ini di anggap sifat Yesus
sebagai manusia, tetapi bukan sifat Yesus sebagai Tuhan. Jadi tidak ada sifat
Yesus yang menunjukkan bahwa Yesus adalah sepenuhnya Tuhan sekaligus sepenuhnya
manusia.
Kesalahan doktrin Yesus
sepenuhnya Tuhan dan Yesus sepenuhnya manusia, berasal dari ketidakpahaman
kafir Kristen pemuja Yesus dalam melihat perbuatan-perbuatan Yesus. Dalam Injil
Kristen, Yesus digambarkan dapat melakukan perbuatan-perbuatan adikodrati yang
di anggap sebagai sifat-sifat ketuhanan Yesus. Misalnya ketika Yesus dapat menghidupkan
orang mati (Yohanes 11:43), menghentikan angin ribut (Matius 8:26) atau membuat
makanan menjadi banyak (Matius 14:17-20). Kafir Kristen pemuja Yesus melihat perbuatan-perbuatan
yang dilakukan oleh Yesus tersebut bukti bahwa dirinya Tuhan, padahal itu hanya
mukjizat sebagai bukti kenabian Yesus. Mukjizat yang dilakukan oleh Yesus dapat
terjadi adalah karena izin dan kuasa Allah. Yang melakukan mukjizat adalah
Allah sedangkan Yesus hanya jadi perantara;
Hai orang-orang Israel,
dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang
yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan
dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan
Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. (Kisah
Rasul 2:22)
Jadi Yesus tidak mempunyai kuasa untuk melakukan berbagai mukjizat. Mukjizat-mukjizat dapat terjadi karena kuasa yang dilakukan oleh Allah, sedangkan Yesus hanya bertindak sebagai perantara untuk memperlihatkan kuasa-kuasa Allah.
Layakkah Mengimani Isa Al-Masih?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Jadi Isa Al-Masih adalah
Kalimat Allah yang sehakekat dengan Allah. Karena itu Isa Al-Masih berkuasa
mengampuni dosa dan menjamin hidup kekal setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Maka haruslah kita percaya dan menyembah-Nya.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Yesus
adalah Kalimat Allah yang sehakekat dengan Allah. Itu tidak benar. Karena jika
Yesus sehakekat dengan Allah, maka tidak mungkin Yesus mempunyai banyak
kelemahan sebagaimana manusia. Tanpa dibenturkan sekalipun, sifat ketuhanan
pasti akan berbenturan dengan sifat kemanusiaan jika kedua sifat tersebut
dilekatkan pada satu individu. Saya rasa hanya orang lemah akal saja yang
mempercayai doktrin Yesus sepenuhnya Tuhan dan Yesus sepenuhnya manusia.
Dalam Injil Kristen Yesus berkata
bahwa Yesus berkuasa mengampuni dosa (Matius 9:6). Yesus menyatakan bahwa
dirinya berkuasa mengampuni dosa, bukan berarti Yesus dapat mengampuni
perbuatan dosa sebagaimana Tuhan mengampuni dosa manusia. Kuasa mengampuni dosa
yang dimaksud oleh Yesus adalah kuasa Yesus yang dapat menyembuhkan penyakit.
Karena pada masa itu bangsa Israel meyakini bahwa penyakit timbul akibat dosa
yang dilakukan manusia. Oleh sebab itu setelah Yesus mengatakan dirinya
berkuasa mengampuni dosa, dia membuktikannya dengan menyembuhkan orang lumpuh.
Kuasa Yesus yang dapat menyembuhkan orang sakit bukan berasal dari kuasanya
sendiri, tetapi kuasa dari Tuhan. Kuasa yang dimiliki oleh Yesus tidak dapat
dijadikan alasan untuk memujanya sebagai Tuhan. Ayatnya masih terbaca dengan
jelas sampai dengan sekarang;
Pada suatu hari ketika Yesus
mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya.
Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa
Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. (Lukas
5:17)
Kafir Kristen pemuja Yesus
menyatakan bahwa Yesus menjamin hidup kekal setiap orang yang percaya. Dalam Injil
Kristen Yesus berkata; Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa
atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang
kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya (Yohanes
17:2). Ayat tersebut adalah doa Yesus kepada Tuhannya. Apakah benar pada
ayat tersebut Yesus memberi jaminan keselamatan di akhirat? Sama sekali tidak!
Untuk dapat memahaminya, anda harus membaca ayat setelahnya (Yohanes 17:3),
maka anda akan tahu maksud dari “hidup yang kekal” yang disebut dalam Yohanes
17:2. Perhatikan ayat ini; Inilah hidup yang kekal itu, yaitu
bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus
Kristus yang telah Engkau utus(Yohanes 17:3).
Jadi yang dimaksud hidup yang
kekal itu adalah mengenal Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang benar dan
mengenal Yesus sebagai utusan Allah. Makna “memberikan” hidup yang kekal yang
dikatakan oleh Yesus adalah Yesus mengajarkan bahwa Allah satu-satunya Tuhan
yang benar dan dia (Yesus) adalah utusan-Nya.
Yesus dalam Injil Kristen juga
pernah berkata; dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka
pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan
merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih
besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan
Bapa. (Yohanes 10:28-29)
Dalam ayat tersebut, Yesus
berjanji akan memberikan hidup yang kekal dan mereka tidak akan binasa
selama-lamanya. Untuk mengetahui siapa yang telah dijanjikan hidup yang kekal
oleh Yesus, maka anda harus membaca ayat sebelumnya, perhatian ayat ini;
Domba-domba-Ku mendengarkan
suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, (Yohanes
10:27)
Pada ayat tersebut, Yesus
menyebut domba-domba. Domba dalam Injil Perjanjian Baru digunakan
untuk menyebut umat dari bangsa Israel. Sedangkan untuk bangsa di luar dari
bangsa Israel, Yesus biasa menyebutnya Anjing. Jadi, syarat pertama untuk
memperoleh janji keselamatan dari Yesus, orang tersebut haruslah berasal bangsa
Israel. Tidak cukup itu saja, Yesus juga mensyaratkan domba-domba tersebut
harus mendengar dan mengikuti ajaran Yesus. Kedua syarat tersebut ternyata
tidak dimiliki oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Pertama; kebanyakan dari
orang-orang Kristen bukanlah dari bangsa Israel, kedua; orang-orang Kristen
tidak mendengar dan mengikuti ajaran Yesus, tetapi lebih mendengar dan
mengikuti ajaran Paulus. Oleh karena kedua syarat tersebut tidak dapat dipenuhi
oleh kafir Kristen pemuja Yesus, maka mereka tidak akan memperoleh janji
keselamatan yang akan diberikan oleh Yesus.
Jadi sama sekali tidak ada alasan
bagi siapa pun untuk mengimani Yesus sebagai Tuhan dan memujanya, itu karena
Yesus bukanlah Tuhan yang membuatnya pantas di sembah.
0 Response to "Penjelasan Muslimah NU Soal Isa Al-Masih Bagi Para Mukmin"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.