Bayangkanlah ada
dua anak yang belum pernah mengenal ayahnya. Dua-duanya mempunyai keinginan
besar untuk bertemu dengan ayah mereka dan menjalin hubungan erat dengannya.
Bagaimana cara terbaik seorang ayah bisa menyatakan diri, agar dapat mengenal
anaknya?
Cara Pertama – Menulis Surat
Menulis surat
yang indah dan sempurna adalah cara yang paling baik agar anaknya bisa
mengenalnya. Dalam surat itu, ayah menjelaskan tentang sifatnya,
hal-hal yang dia sukai dan tidak sukai, peringatan-peringatan, dan bagaimana
cara mempunyai kehidupan yang baik.
Setelah menulis
surat itu, dia mengirimnya melalui utusan yang sangat dihargai. Anaknya sangat
senang ketika menerima surat itu. Dia membaca seluruhnya.
Kini, si anak
sudah tahu lebih banyak tentang ayahnya, tapi masih merasa sedih karena belum
mengenal ayahnya.
Cara Kedua – Datang Sendiri
Si ayah merasa
cara yang paling baik untuk dikenali anaknya adalah dengan datang sendiri.
Jadi, dia menulis surat untuk memberitahu anaknya kapan dia akan datang dan
bagaimana caranya. Sehingga anaknya akan tahu siapakah dia ketika datang.
Ketika hari itu
tiba, ayahnya datang. Selama beberapa tahun mereka banyak berbicara dan
berjalan-jalan ke mana-mana. Anaknya bisa mendengar dan melihat sifatnya.
Hubungan mereka pun menjadi sangat kuat.
“Menulis surat”
atau “datang sendiri,” cara manakah yang terbaik untuk mengenal seseorang
menurut Anda? Kirimkan jawaban Anda di sini.
Mengapa Ada Orang yang Tidak Mengganggap Al-Quran
Wahyu Allah Terbaik?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Muslim mempercayai
Al-Quran wahyu Allah terbaik. Apakah itu benar? Ada beberapa kekurangan dengan
kepercayaan itu.
- Dalam dua contoh di
atas kita sudah melihat bahwa ada kekurangan dengan surat atau buku saja. Tidak
mungkin orang bisa tahu siapakah Allah melalui Al-Quran saja karena kata-kata
sendiri sangat terbatas.
- Sejarawan
masih belum menemukan naskah/manuskrip Al-Quran lengkap, sebelum di tengah abad
ketujuh yang persis sama dengan Al-Quran hari ini. Apakah kita bisa yakin
Al-Quran kekal dan sempurna?
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menganalogikan Tuhan
dengan seorang ayah yang sekalipun belum pernah bertemu dengan anak-anaknya.
Ada dua cara menurut kafir Kristen agar anak-anak dapat mengenal ayahnya dengan
baik. Cara pertama yaitu si ayah menulis surat kepada anak-anaknya menjelaskan sifatnya,
hal-hal yang dia sukai dan tidak sukai, peringatan-peringatan, dan bagaimana
cara mempunyai kehidupan yang baik. Cara kedua yaitu si ayah menemui
anak-anaknya. Ketika hari itu tiba, ayahnya datang. Selama beberapa tahun
mereka banyak berbicara dan berjalan-jalan ke mana-mana. Anaknya bisa mendengar
dan melihat sifatnya. Dengan analogi tersebut, Kafir Kristen pemuja Yesus
mengatakan bahwa datangnya seorang ayah kepada anak-anaknya adalah cara yang
lebih baik untuk mengenalkan diri dari pada hanya mengirim surat. Analogi
tersebut tentu saja tidak tepat, karena Allah dan manusia tidak dapat disamakan.
Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan Al-Qur’an memiliki kekurangan dalam
memberi tahu siapa Allah karena keterbatasan kata-kata. Mereka tidak hanya
mengolok-olok Al-Qur’an, tetapi juga mengolok-olok seluruh kitab-kitab dalam
Bible Perjanjian Lama yang mereka imani sebagai firman Tuhan. Karena bukan
hanya Al-Qur’an Kitab Allah SWT yang berisi informasi tentang sifat-sifat Allah
SWT, yang disukai atau tidak disukai-Nya, berisi perintah-perintah dan
larangan-larangan-Nya. Kitab-kitab dalam Bible Perjanjian Lama, khususnya
kitab-kitab Musa, juga berisi informasi tentang sifat-sifat Allah SWT, yang
disukai atau tidak disukai-Nya, berisi perintah-perintah dan
larangan-larangan-Nya. Al-Qur’an mungkin terbatas dalam memuat kata-kata,
tetapi itu bukan menjadi masalah. Karena Allah SWT memberitahukan tentang
diri-Nya sebatas yang Dia ingin di kenal oleh manusia. Jangankan Al-Qur’an atau
kitab-kitab dalam Bible Perjanjian Lama, hidup Yesus yang tiga puluh tiga tahun
itu pun (tercatat dalam Injil Kristen hanya tiga belas tahun) tidak akan mampu
memberikan pengetahuan menyeluruh tentang siapa Allah SWT.
Kafir Kristen pemuja Yesus menganggap Yesus sebagai Tuhan yang telah
menjelma menjadi manusia. Mereka
menyamakan Yesus seperti ayah yang ingin dikenal anak-anaknya dengan cara
menemui anak-anaknya. Namun sayang. Tidak satu pun pernyataan Yesus yang
menyatakan dirinya Allah yang menjelma sebagai manusia. Pernyataan “Firman
adalah Allah” dan “Firman telah menjadi manusia” bukan Yesus yang
mengatakannya. Ayat-ayat tersebut (Yohanes 1:1-14) berasal dari hymne Platonis
yang diperkenalkan oleh Philo dari Alexandria. Penyalin Injil Yohanes yang
kemudian mengadopsi hymne tersebut dan menjadikannya sebagai pembukaan Injil
Yohanes.
Kafir Kristen pemuja Yesus juga mengatakan manuskrip lengkap Al-Qur’an
belum ditemukan sehingga mereka menganggap Al-Qur’an bukan firman Allah SWT dan
tidak kekal sempurna. Padahal sebuah kitab dapat dikatakan firman Allah SWT
bukan karena ada manuskrip lengkapnya. Sebuah Kitab dapat dikatakan sebagai
firman Allah SWT adalah karena kitab tersebut di tulis dari lisan seorang Nabi.
Keberadaan manuskrip tidak menjamin sebuah kitab dapat disebut firman Allah
SWT. Contohnya Injil Kristen. Walaupun mungkin Injil Kristen memiliki manuskrip
lengkap, akan tetapi kitab-kitab tersebut tidak dapat di anggap firman Allah
SWT. Injil Kristen tidak dapat di anggap firman Allah SWT karena bukan ditulis
oleh seorang Nabi atau ditulis dari lisan seorang Nabi. Injil-Injil Kristen
ditulis oleh orang-orang yang tidak dikenal, yang kemudian dinamai dengan nama-nama
murid Yesus agar manusia menganggapnya kitab suci. Injil Kristen tidak lebih
hanya kitab sejarah yang menceritakan perjalanan Yesus dalam menyampaikan
firman Allah. Tidak seperti Bible Perjanjian Lama yang masih terdapat firman
Allah di dalamnya, Injil Kristen tidak terdapat firman Allah. Yesus yang di
anggap oleh pemujanya sebagai Tuhan pun, ternyata hanya 18% kata-katanya yang
tertulis dalam Injil Kristen. Injil Kristen yang sampai hari ini dipercaya oleh
kafir Kristen sebagai firman Allah, ternyata tidak sekalipun penulis-penulis
Injil Kristen pernah menyebut kitab tulisan mereka sebagai kitab suci atau
firman Allah.
Wahyu Allah Terbaik – Isa Al-Masih
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Cara terbaik untuk
menyatakan diri adalah dengan datang sendiri. Kasih Allah sangat besar akan
kita. Jadi, Isa Al-Masih [Kalimat Allah] rela datang ke dunia untuk menunjukkan
sifat Allah kepada semua manusia.
Firman Allah
mewahyukan Isa Al-Masih sebagai, “. . . cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud
Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan”
(Injil, Surat Ibrani 1:3). Isa kekal dan tidak pernah berdosa.
Isa Al-Masih
sudah datang agar semua manusia bisa mengenal Allah. Melalui wafat Isa
Al-Masih, semua dosa kita bisa diampuni, dan kita bisa mempunyai hubungan yang
dekat dengan Allah. Allah ingin menjadi Bapa yang terbaik bagi kami.
Allah tidak
berhenti di sana. Sebagai wahyu lagi, Allah juga memberi Roh Kudus kepada semua
pengikut Isa Al-Masih. Roh Kudus memberi damai sejahtera, sukacita, dan kuasa
untuk mengatasi dosa.
Jawaban Saya: Seperti yang sudah saya sebutkan di atas. Tidak ada
pernyataan Yesus bahwa dirinya adalah Allah yang datang ke dunia menjadi
manusia. Pernyataan firman adalah Allah atau Yesus adalah firman yang menjelma
sebagai manusia, bukan keluar dari mulut Yesus sendiri. Itu hanya hymne
Platonis yang disisipkan oleh penyalin Injil Yohanes sebagai pembukaan. Orang-orang
yang hidup di zaman Yesus hidup tidak pernah menganggap Yesus sebagai Tuhan.
Mereka hanya menganggap Yesus hanyalah hamba Tuhan. Yesus sendiri menyatakan
dirinya hanya seorang hamba yang menuruti firman Tuhannya (Yohanes 8:55),
selain menjadi penyampai firman Allah kepada murid-muridnya (Yohanes 17:8). Yesus
pun dengan jujur mengakui bila Tuhannya lebih besar dari pada dirinya sendiri (Yohanes
14:28). Kafir Kristen pemuja Yesus mengutip ayat Ibrani 1:3 dan mengatakannya bahwa
itu adalah firman Allah. Padahal siapa pun tahu kalau ayat tersebut berasal
dari Paulus.
Bagaimana mau dikatakan wahyu Allah yang terbaik, jika
Yesus yang mereka sembah itu tidak pernah sekalipun menyatakan diri Tuhan yang
turun ke dunia menjelma sebagai manusia. Yesus juga tidak pernah menyatakan
dirinya juru selamat. Yesus hanyalah hamba Allah yang di utus kepada bangsa Israel
untuk menyampaikan firman Allah. Dengan menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan
juruselamat, kafir Kristen pemuja Yesus tidak akan diampuni dosanya dan tidak
akan mendekatkan diri mereka kepada Allah, Roh Kudus juga tidak akan pernah
turun kepada mereka. Dengan menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat,
kafir Kristen pemuja Yesus telah menyiapkan tempat mereka di neraka.
0 Response to "Al-Quran, Wahyu Allah Terbaik Bagi Manusia?"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.