Ketika saya
berumur dua belas tahun, sempat terpikir untuk menjadi mualaf. Saya malu diejek
teman-teman sebagai kafir serta kitab sucinya palsu. Penolakan Mukmin akan
kitab Allah pun semakin sering saya dengar. Apa sebenarnya alasan
dari penolakan itu? Adakah fakta lain yang dapat membuktikan Kitab Allah dapat
dipercaya? Mari bersama-sama kita selidiki.
Kitab Allah dan Al-Quran, Pewahyuan yang Berbeda
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Pertama-tama, kita perlu
tahu bagaimana kedua kitab ini diwahyukan. Menurut Islam, Al-Quran telah
tersimpan di langit/surga ketujuh. Lalu Allah mewahyukannya langsung kepada
Nabi Islam secara berangsur-angsur. Dalam hal ini tidak ada elemen manusiawi
yang hadir. Sehingga Mukmin mengklaim Al-Quran sebagai firman Allah yang murni.
Kekristenan
mengajarkan bahwa Tuhan menyatakan diri-Nya melalui ciptaan-Nya. Tuhan memilih
para penulis yang melalui inspirasi Roh Kudus telah menuliskan firman-Nya.
Mereka menulis dalam gaya bahasa mereka. Jadi, Kitab Allah adalah bukti
pewahyuan diri Tuhan yang telah Ia inspirasikan.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menjelaskan perbedaan
pewahyuan Al-Qur’an dan “pewahyuan” Bible, dalam hal ini tentu Injil Kristen yang
mereka maksud. Mereka mengatakan Al-Qur’an telah tersimpan di langit (Lauh Mahfudz),
lalu Allah SWT mewahyukannya langsung (melalui Malaikat Jibril) secara
berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW. sementara dalam Kekristenan
pewahyuan terjadi ketika Tuhan memilih para penulis yang melalui inspirasi Roh
Kudus telah menuliskan firman-Nya.
Dari dua model pewahyuan tersebut di atas, Al-Qur’an lebih pantas disebut
sebagai Kitab Allah dari pada Injil Kristen. Yang namanya Kitab Allah, tentu
saja di dalamnya terdapat firman-firman Allah SWT. Firman-firman Allah SWT ini
diwahyukan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW melalui seorang
Malaikat. Di tulis dengan apa adanya sebagaimana ayat-ayat Al-Qur’an tersebut
diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Tidak ada campur tangan manusia kecuali
penulisan dan pembukuan ayat-ayat Al-Qur’an tersebut.
Sangat berbeda dengan Injil Kristen. Sejak awal penulisannya, Injil Kristen
tidak lepas dari campur tangan manusia. Injil Kristen ditulis berdasarkan
penyelidikan atas kesaksian-kesaksian yang diterima oleh penulis (Lukas 1:2-3).
Kitab yang ditulis melalui penyelidikan dan kesaksian-kesaksian sangat tidak
pantas disebut Kitab Allah. Dengan menulis Injil Kristen melalui penyelidikan
dan kesaksian-kesaksian, penulis Injil Kristen juga tidak boleh di percaya
telah memperoleh inspirasi dari Roh Kudus. Lebih-lebih penulis Injil Kristen
sendiri juga tidak pernah mengatakan bahwa kitab yang mereka tulis adalah
inspirasi Roh Kudus. Mereka juga tidak pernah menganggap kitab tulisannya
sebagai Kitab Allah atau Firman Allah. Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan
Injil Kristen ditulis oleh para penulisnya melalui inspirasi Roh Kudus, itu
hanya klaim mereka saja. Sementara faktanya tidak demikian. Seandainya para
penulis Injil Kristen dapat dihidupkan kembali, mereka pasti akan kaget
mengetahui kitab yang mereka tulis di anggap kitab Allah atau firman Allah. Padahal
mereka sendiri tidak pernah mengatakan kitab yang mereka tulis adalah kitab
Allah atau firman Allah.
Injil Kristen sebenarnya hanyalah tulisan-tulisan tanpa nama yang berisi
kisah rakyat. Orang Kristen yang hidup di awal kekristenan tidak pernah
menganggap Injil-Injil tersebut sebagai Kitab Suci. Mereka hanya menganggapnya
tidak lebih dari kisah rakyat. Seiring dengan keinginan gereja untuk menjadikan
Injil Kristen sebagai Kitab Suci, maka Injil-injil tersebut diberi nama dengan
nama-nama murid Yesus. Padahal tidak ada satu ayat pun dalam Perjanjian Baru
yang menceritakan murid-murid Yesus menulis sebuah kitab.
Al-Quran dan Kepercayaan Muslim Akan Kitab Allah
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Bagaimana pandangan
Al-Quran dan Muslim terhadap Kitab Allah. Adakah keduanya mempunyai pandangan
yang sama?
Mukmin
mempercayai Taurat, Zabur, dan Injil berasal dari Allah. Demikian juga Al-Quran
menuliskan, “dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara,
menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya . . .” (Qs 5:47). Kirimkan
tanggapan Anda lewat email, jika Anda tidak setuju Injil berasal dari Allah. Namun Mukmin
juga meyakini bahwa orang Yahudi dan Kristen telah memalsukan Kitab Allah.
Sayangnya, Al-Quran memberi pandangan berbeda. “. . . . Dan Kami telah
memberikan kepadanya kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya
(yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu kitab Taurat.
Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertaqwa” (Qs
5:46).
Lantas, siapa
yang Anda percayai? Kepercayaan Muslim pada umumnya, atau Al-Quran? Kirimkan
pendapat Anda lewat email.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan umat Islam
mempercayai Taurat, Zabur dan Injil berasal dari Allah, kemudian mereka
mengutip terjemahan ayat-ayat dari Al-Qur’an;
Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi
nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya,
yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang
didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan
kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta
pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. (Al-Maa'idah: 46)
Dan hendaklah orang-orang
pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di
dalamnya. Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan
Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik. (Al-Maa'idah:
47)
Pada terjemahan kedua ayat Al-Qur’an di atas, dijelaskan bahwasanya Allah
SWT mengutus Nabi Isa AS sebagai Nabi dan membenarkan kitab sebelumnya. Kepada
Nabi Isa AS juga diberikan Kitab Injil, yang di dalamnya terdapat petunjuk dan
pengajaran bagi orang-orang bertakwa. Di ayat selanjutnya, Allah SWT mengajak
orang-orang pengikut Injil untuk memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan
Allah SWT. Injil yang dimaksud pada kedua ayat tersebut adalah sebuah kitab
wahyu yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Isa AS. Kitab tersebutlah yang oleh
Al-Qur’an disebut terdapat petunjuk dan pengajaran. Dan dengan Kitab tersebut
juga pengikut Nabi Isa AS diperintahkan untuk memutuskan perkara.
Kafir Kristen pemuja Yesus menuntut umat Islam mempercayai, sekaligus
mengikuti Injil Kristen yang ada pada mereka dengan mengutip kedua ayat
Al-Qur’an di atas. Padahal kafir Kristen pemuja Yesus sendiri sudah tahu, kalau
Injil dalam Islam jauh berbeda dengan Injil menurut Kristen. Injil yang
dimaksud Al-Qur’an adalah kitab wahyu yang diberikan kepada Nabi Isa AS.
Sementara menurut kafir Kristen, Injil Kristen bukanlah kitab wahyu yang
diberikan Tuhan kepada Yesus. Injil Kristen Bukan kitab yang diturunkan dari
langit. Injil Kristen ditulis oleh orang-orang tidak dikenal, jauh setelah
Yesus di angkat ke langit. Injil Kristen
hanya memuat kisah perjalanan Yesus berdakwah di tengah-tengah bangsa Israel.
Dan tidak memuat wahyu Tuhan kepada Yesus.
Dengan perbedaan Injil tersebut, kafir Kristen pemuja Yesus tidak berhak
menuntut umat Islam untuk mempercayai sekaligus mengikuti Injil Kristen. Karena
yang dipercayai oleh umat Islam adalah Injil yang diberikan kepada Nabi Isa AS,
bukan Injil gubahan orang-orang yang tidak di kenal. Kewajiban memutuskan
perkara menurut kitab Injil, hanya dibebankan kepada orang-orang yang lahir
sebelum Nabi Muhammad SAW di utus sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT. Setelah
Al-Qur’an diturunkan dengan di utusnya Nabi Muhammad SAW, maka tidak ada lagi
kewajiban bagi manusia untuk memutuskan perkara menurut hukum yang ada dalam
kitab-kitab terdahulu.
Allah SWT telah menurunkan Taurat dan Injil khusus bagi bangsa Israel dalam
batas waktu yang Allah SWT kehendaki. Sedangkan Al-Qur’an adalah kitab wahyu
Allah SWT yang terakhir, yang terjaga dan diperuntukkan bagi seluruh manusia
sebagai petunjuk sampai dengan hari kiamat nanti. Dalam hadits Shahih Nabi
Muhammad SAW bersabda;
“Keberadaan kalian di antara
umat-umat terdahulu seperti permisalan antara antara shalat 'ashar hingga
matahari terbenam. Pemeluk taurat diberi taurat dan mereka mengamalkannya
hingga pertengahan siang, kemudian mereka tidak bisa lagi mengamalknnya
sehingga diberi satu qirath. Kemudian pemeluk injil diberi injil dan mereka
mengamalkannya hingga shalat 'ashar didirikan lantas mereka tidak bisa lagi
mengamalkannya, dan mereka diberi satu qirath. Kemudian kalian diberi Al Qur'an
dan kalian mengamalkannya hingga matahari terbenam, lantas kalian diberi dua
qirath dua qirath...” (Shahih Bukhari: 6979)
Hadits di atas adalah perumpamaan yang Rasulullah Shallallahu ‘Alahi
wasallam buat untuk menjelaskan kedudukan umat Islam. Arti perumpamaan tersebut
bahwa umat Yahudi diberi Taurat dan mengamalkannya sampai diturunkannya Injil,
umat Nasrani diberi Injil dan mengamalkannya sampai diturunkannya Al-Qur’an,
sementara itu umat Islam diberi Al-Qur’an dan mengamalkannya sampai matahari
terbenam yaitu sampai tiba hari kiamat. Jadi seandainya
pun ditemukan Injil yang asli atau kitab-kitab lainnya yang isinya utuh tidak ada kerusakan di
dalamnya, maka Injil atau kitab-kitab tersebut sudah tidak berlaku dan Allah
SWT tidak akan memberikan pahala sebab mengamalkannya. Tidak ada pilihan bagi
manusia yang hidup di zaman telah turunnya Al-Qur’an agar dapat selamat,
kecuali menerima Islam sebagai agamanya. Rasulullah SAW, bersabda: “Demi
Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini
baik Yahudi dan Nasrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak
beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk
penghuni neraka.” (Shahih
Muslim: 218)
Fakta Kitab Allah Tidak Pernah Dipalsukan
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Inilah beberapa fakta
yang dapat membuktikan bahwa Kitab Allah tidak pernah dipalsukan dan umat
beragama layak mengimaninya sebagai firman Allah.
Pertama: Nubutan
tergenapi. Anda bisa menemukan banyak hal-hal yang terjadi dan telah diramalkan
bahkan ratusan tahun sebelumnya.
Kedua: Para
saksi mata. Peristiwa-peristiwa dalam Alkitab terjadi di hadapan umum. Seluruh
Israel adalah saksinya.
Ketiga:
Arkeologi. Sejumlah penemuan arkeologi mengkolaborasikan kredibilitas Alkitab, mengkonfirmasi kebenaran dan akurasi sejarah. Dan
terakhir adalah konfirmasi dari para sejarawan tentang kisah-kisah yang
tercatat dalam Alkitab.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menyebut tiga alasan
yang dapat membuktikan bahwa Injil Kristen tidak pernah dipalsukan. Di
antaranya;
Pertama: Tergenapinya Nubuat
dalam Injil Kristen mereka sebut sebagai bukti Injil Kristen tidak pernah
dipalsukan dan layak untuk diimani sebagai firman Allah. Kafir Kristen pemuja
Yesus tidak menyebut Nubuat mana dalam Injil Kristen yang mereka maksud. Tetapi
jika tergenapinya Nubuat mereka jadikan bukti kebenaran Injil Kristen, itu
berarti jika ada nubuat dalam Injil Kristen yang tidak tergenapi maka hal
tersebut juga dapat menjadi bukti bahwa Injil Kristen memang pernah dipalsukan
dan tidak layak umat Islam untuk mengimaninya sebagai firman Allah.
Yesus dalam Injil Kristen pernah menubuatkan dirinya akan datang ke dunia
tidak lama setelah dirinya naik ke sorga. Dalam matius 10:23, Yesus berkata
bahwa dirinya akan datang sebelum murid-muridnya selesai mengunjungi kota-kota
Israel. Tetapi setelah murid-murid Yesus telah selesai mengunjungi
kota-kota Israel, bahkan sampai mereka semua mati dua ribu tahun yang lalu,
Yesus juga tidak kunjung muncul. Sementara di Matius 16:28, Yesus juga menubuatkan
di antara orang yang hadir tidak akan mati sebelum mereka melihat Yesus turun
ke dunia. Tetapi setelah mereka semua mati dua ribu tahun yang lalu, Yesus
belum juga turun dari sorga. Artinya nubuat pada ayat-ayat tersebut tidak
tergenapi dan oleh karena itu membuktikan bahwa Injil Kristen memang dipalsukan
dan bukanlah firman Allah yang layak di imani.
Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang
lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai
mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. (Matius 10:23)
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di
sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang
sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya." (Matius 16:28)
Kedua: Ditulisnya Injil
Kristen melalui penyelidikan terhadap kesaksian-kesaksian, di anggap kafir
Kristen pemuja Yesus sebagai bukti Injil Kristen tidak pernah dipalsukan dan
layak untuk diimani sebagai firman Allah. Saya sama sekali tidak melihat
dituliskannya Injil Kristen melalui penyelidikan terhadap kesaksian-kesaksian
sebagai bukti Injil Kristen tidak pernah dipalsukan. Dan justru ditulisnya
Injil Kristen melalui penyelidikan terhadap kesaksian-kesaksian itu sudah
menjadi bukti yang tidak dapat terelakkan bahwa Injil Kristen memang bukan firman
Allah sebagaimana penjelasan saya sebelumnya.
Ketiga: Sejumlah penemuan
arkeologi yang mengkonfirmasi kebenaran dan akurasi sejarah dalam Injil Kristen
di anggap oleh kafir Kristen pemuja Yesus sebagai bukti Injil Kristen bukan kitab
palsu dan layak diimani sebagai firman Allah. Penemuan arkeologi paling hanya
dapat mengkonfirmasi ketepatan waktu dalam sejarah. Sama sekali tidak dapat
membuktikan Injil Kristen bukan kitab palsu dan membuktikan Injil Kristen
firman Allah. Injil harusnya kitab wahyu yang diberikan kepada Nabi Isa AS atau
Yesus. Jika ada sebuah kitab yang ditulis oleh orang-orang setelah masa Yesus
hidup di dunia kemudian dinamai sebagai Injil, maka inilah Injil palsu yang
dimaksud.
Dalam Injil Kristen Yesus dikabarkan tinggal menyendiri di padang gurun
dengan berpuasa empat puluh hari empat puluh malam (Matius 4:1-2). Perbuatan
Yesus tersebut ternyata pernah juga dilakukan oleh Nabi Musa AS ketika hendak
menerima Taurat dari Tuhan. Nabi Musa AS juga pernah mengasingkan diri di atas
gunung empat puluh hari empat puluh malam dengan berpuasa (Ulangan 9:9). Yesus
tinggal menyendiri di padang gurun dengan berpuasa empat puluh hari empat puluh
malam (Matius 4:1-2) untuk menerima Kitab Injil, setelah itu Yesus turun dan
mengabarkan Injil yang baru diterimanya dari Allah (Markus 1:14-15, Yohanes
17:8).
Isa Al-Masih Firman Allah Yang Hidup
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Pengikut Isa Al-Masih
mempercayai Kitab Allah merupakan satu-satunya pesan yang jelas terhadap umat
manusia mengenai pengampunan hukuman dosa dan kepastian keselamatan. Dalam hal ini,
Allah telah menyatakan langsung diri-Nya melalui Kalimat-Nya, yaitu Isa Al-Masih.
Ia datang ke dunia untuk membenarkan manusia berdosa dan menarik mereka kembali
kepada-Nya. Isa berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul
Besar Yohanes 14:6).
Jawaban Saya: Penebusan dosa dalam Kristen berasal dari
pengajaran Paulus, bukan pengajaran Yesus. Memang betul, dengan percaya Yesus
akan menjadikan seseorang masuk surga. Konsep semua Nabi-Nabi Allah SWT memang
seperti itu, tidak terkecuali Nabi Muhammad SAW. Tetapi ingat, selain percaya
kepada Yesus, manusia juga harus mendengarkan perkataan Yesus dan melakukannya
(Matius 7:24). Tidak cukup sampai di situ. Untuk dapat memperoleh keselamatan
yang ditawarkan Yesus, Anda juga harus berasal dari bangsa Israel, karena sorga
hanya untuk kedua belas suku bangsa Israel (Wahyu 21:12). Dan itu pun masih
dibatasi untuk jumlah 144 ribu orang saja (Wahyu 7:4, Wahyu 14:1). Dari semua
syarat tersebut, ternyata tidak satu pun yang sanggup dipenuhi kafir Kristen
pemuja Yesus.
0 Response to "Penolakan Mukmin Akan Kitab Allah"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.